Pertandingan Arsenal melawan Blackpool di Bloomfield Road, Minggu (10/4), menjadi awal berkiprahnya kembali Lehmann sebagai penjawa gawang setelah menyatakan pensiun, khususnya bagi Arsenal.
Pada pertandingan yang dimenangi Arsenal 3-1 itu, menurut Manajer Arsenal Arsene Wenger, penampilan pemain berusia 41 tahun itu memuaskan. ”Jens adalah seorang yang mempunyai semangat berkompetisi. Dia menghadirkan determinasi yang Anda butuhkan pada perlombaan tahap akhir menuju finis,” ungkap Wenger.
Bos Arsenal itu tidak meragukan kemampuan Lehmann mengatasi tekanan perebutan gelar juara liga. ”Saya tidak khawatir karena saya menggantikan seorang penjaga gawang yang baik dengan seorang penjaga gawang baik lainnya,” tegas Wenger.
Ia mengatakan, penampilan Lehmann masih bagus. Pengambilan keputusannya saat bertanding melawan Blackpool cukup tepat. ”Memang dia tidak perlu melakukan banyak hal karena kami mengontrol permainan dengan baik. Akan tetapi, dia mengomando, mengorganisasi, dan memiliki kewenangan,” kata Wenger.
Pendukung Arsenal sempat berdebar-debar saat Lehmann berusaha menyelamatkan gawangnya dengan menjatuhkan penyerang Blackpool, DJ Campbell. Jika Lehmann dikenai kartu merah, Arsenal tak memiliki pilihan selain menjadikan penyerang andalannya, Robin van Persie, sebagai penjaga gawang. Untunglah hal itu tak terjadi sehingga Van Persie mampu memastikan keunggulan Arsenal dengan gol ketiganya. Wenger, seperti dikutip Goal.com, menganggap momen itu sebagai ”sepersekian detik momen paling menentukan pada pertandingan itu”.
Meski Lehmann berhasil menahan Campbell, bola yang lepas dari Campbell kemudian disambar penyerang Blackpool Gary Taylor-Fletcher yang kemudian menyarangkan bola ke gawang Arsenal.
Lehmann yang belum lama menikmati pensiunnya ”sangat terkejut” bisa tampil untuk ke-200 kali bersama Arsenal. ”Saya tidak boleh terlalu memikirkan itu. Saya tidak boleh gugup,” paparnya.
Penjaga gawang kelahiran Essen, 10 November 1969, itu menegaskan, dirinya suka bermain bola, tetapi ada saatnya memutuskan berhenti karena sudah merasa bosan dan tidak lagi memiliki gairah untuk bermain. ”Akan tetapi, hal itu sekarang kembali saya rasakan. Saya gembira dengan hal ini. Terkadang hidup ini adalah kejutan-kejutan. Saya tidak tahu (apa yang terjadi) kemudian. Kalaupun itu adalah pertandingan terakhir saya, saya gembira karena kami menang. Kita lihat saja,” jelasnya.
Dengan penampilan pertama yang tidak mengecewakan, wajar bila Lehmann masih optimistis atas peluang Arsenal menjuarai Liga Primer tahun ini.
”Lihatlah saya, Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup. (Manchester) United harus bermain banyak pertandingan di berbagai kompetisi berbeda, dan saya tahu dari pengalaman seperti apakah itu. Itu sangat melelahkan,” paparnya.
Bersama Arsenal, Lehmann menikmati masa-masa kejayaannya. Bermain sejak 2003 hingga 2008, Lehmann yang sering membuat blunder di pertandingan memenangi Liga Primer Inggris musim 2003-2004, FA Cup musim 2004-2005, dan runner up Liga Champions 2006.
Dia juga ditetapkan sebagai Penjaga Gawang Terbaik UEFA 1997 (bermain di FC Schalke 04) dan 2006 bersama Arsenal, serta dimasukkan ke tim Piala Dunia All Stars 2006. Sayangnya, pada musim 2007-2008, Lehmann banyak membuat kesalahan yang merugikan Arsenal sehingga posisinya sebagai kiper utama kemudian diambil alih Manuel Almunia.
Sebelum pensiun, Lehmann terakhir tampil dengan Arsenal pada 4 Mei 2008 melawan Everton. Saat itu Lehmann diturunkan pada 20 menit terakhir menggantikan kiper Lukasz Fabianski.
Setelah kontraknya dengan Arsenal berakhir, Juni 2008 Lehmann menandatangani kontrak satu tahun dengan VfB Stuttgart. Bersama tim barunya ini, Lehmman pernah mengikuti pertandingan persahabatan melawan Arsenal. Kontrak dengan Stuttgart diperpanjang hingga musim panas 2010.
Cederanya kiper utama Arsenal, Almunia, juga kiper cadangan Wojciech Szczesny, Vito Mannone dan Fabianski, akhirnya membuka kembali jalan bagi Lehmann untuk kembali bermain dengan Arsenal meski dengan status sebagai kiper darurat.
Dengan usia yang tak lagi muda, Lehmann kini menemukan kembali gairah untuk berlatih keras, menghadapi ketatnya kompetisi Liga Inggris.