JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi para pengunjuk rasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Rasuna Said, Jakarta, Kamis (10/3/2011), terbilang kreatif dan tidak anarki. Para pengunjuk rasa yang meminta KPK memeriksa Ketua Umum PSSI Nurdin Halid itu menggelar pertunjukan musik kecil-kecilan untuk menyuarakan aspirasinya.
Sejumlah lagu populer seperti "Bento" yang ditembangkan Iwan Fals dinyanyikan dengan instrumen band, seperti gitar, bass, dan drum, di atas mobil terbuka. Puluhan pengunjuk rasa yang menamakan diri Gerakan Rakyat Antikorupsi Indonesia itu menuntut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar tidak tebang pilih dalam menangani kasus korupsi dugaan suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia 2006.
KPK diminta memeriksa Nurdin Halid yang disebut-sebut turut menerima cek perjalanan senilai Rp 500 juta oleh salah satu terdakwa cek perjalanan, Hamka Yandu. "Kita ingin KPK tidak pilih kasih, angkat Nurdin!" ujar seorang pengunjuk rasa di tengah nyanyian.
Mereka juga membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan "Koruptor, Tangkap Satu Tangkap Semua", "KPK Jangan Takut", dan "Tangkap Nurdin Halid". Selain itu, dalam selebaran yang dibagikan, para pengunjuk rasa meminta KPK mengambil tindakan atas putusan Pengadilan Negeri Samarinda pada 2 Februari 2010 yang menyebutkan bahwa Nurdin menerima Rp 100 juta, dana APBD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.