Lalu, bagaimana dengan Persibo, Persema, dan PSM? Mengapa ketiga tim ini harus mendapat hukuman bertubi-tubi dan kehilangan semua haknya? Padahal, sekali lagi, mereka belum memberikan surat keluar dari keanggotaan PSSI.
Mungkinkah keputusan hukuman PSSI kepada ketiga tim itu lebih bernuansa dendam daripada kearifan sebuah organisasi perjuangan terhadap anggotanya? Atau, karena mungkin juga dendam melihat ketiga tim ini hengkang dari LSI dan pindah ke LPI?
BOPI
Saya hanya mau mengingatkan kita semua bahwa sudah terlalu banyak pelanggaran administrasi yang dilakukan PSSI, termasuk melanggar Regulasi/Statuta FIFA. Untuk itu, jika suatu ketika Indonesia dibekukan oleh FIFA, PSSI pun harus berani mengatakan bahwa ini semua karena kesalahan mereka. Jangan sampai, dengan segala cara, mereka kembali melemparkan kesalahan kepada orang lain yang selama ini tidak pernah mencampuri urusan ”dapur” PSSI.
BOPI sebagai badan profesional yang mengurus semua kegiatan olahraga profesional di Tanah Air tidak ada salahnya memberikan rekomendasi bagi bergulirnya kompetisi LPI. Bahwa PSSI dan kemudian FIFA merasa kehadiran LPI sebagai rongrongan terhadap eksistensi PSSI, itu persoalan lain.
BOPI hanya secara sederhana melihat bahwa ada sebuah kompetisi yang digelarkan secara benar dan transparan, lalu mengapa tidak harus mendukung dan memberikan tempat?
PSSI yang sejak awal berdiri tahun 1930 mengusung semangat perjuangan seharusnya malu terhadap sikap dan keputusan BOPI tersebut. Karena, LPI muncul membawa semangat ikut mendorong dan membangun sepak bola nasional, bukan mau merongrong PSSI.
Bahwa FIFA kemudian bereaksi dengan meminta PSSI menjelaskan kehadiran LPI, PSSI seharusnya menyadari bahwa sinyal dari FIFA itu merupakan teguran dini yang bisa saja menyusul dengan tindakan pembekuan. Mengapa saya katakan demikian?
BOPI itu jelas adalah kepanjangan tangan pemerintah sehingga ketika BOPI memberikan rekomendasi bagi bergulirnya LPI, dapat dikatakan otomatis pemerintah telah mengintervensi PSSI.
Untuk alasan itu, wajar saja jika FIFA akhirnya menjatuhkan sanksi berupa pembekuan terhadap Indonesia dalam keterlibatan di semua kegiatan internasional. Indonesia harus siap-siap kehilangan hak ikut pra-olimpiade, SEA Games, dan Asian Games.