Jakarta, Kompas
Menjelang pertandingan, ribuan penonton—yang sudah masuk pintu loket, tetapi tak bisa masuk ke pintu dalam stadion—memilih berkumpul di serambi-serambi luar lantai satu hingga lantai teratas, lantai lima, yang berada di antara pintu II dan pintu III. Mereka menghadap keluar stadion.
Mengapa? Di seberang mereka terpampang layar lebar yang menayangkan pertandingan. Mereka meneriakkan yel, menyanyi koor ”Garuda di Dadaku”, dan membunyikan terompet pompa.
Kerumunan penonton di tribune atas ini kian lama kian bertambah. Sorak-sorai mereka membahana. Kembang api dan petasan pun meluncur dari lantai empat dan lantai lima disertai sorak-sorai penonton. Belasan kali diluncurkan, belasan kali terdengar teriakan, ditimpali suara-suara terompet pompa.
Masih di depan layar lebar, di jalanan aspal stadion, ribuan penonton lain menyemut. Sambil menonton, mereka mengudap makanan dan minuman yang dijajakan para pedagang kaki lima dan asongan. Ada tahu gejrot, nasi goreng, kerak telur, laksa, bakpao, makanan gorengan, ketoprak, ketupat sayur, dan aneka minuman ringan.
Penonton dan sebagian besar pedagang kaki lima dan pengasong, memakai setelan kaus tim nasional dan atribut-atribut lainnya, seperti syal, pin, bandana bertanduk dengan lampu menyala, batangan balon-balon untuk bertepuk.
Mereka berteriak bersama-sama saat bola masuk gawang lawan. Piring, gelas, dan botol kaca pun ditabuh. Suaranya terdengar gaduh.
Nur Hidayat (26), pemuda asal Tangerang, Banten, bangga dengan tim nasional sekarang. Dia belum pernah merasakan semangat kebersamaan mendukung tim nasional seperti yang terjadi semalam.
Penonton lain, Ahmadi (58), asal Kediri, Jawa Timur, mengatakan, tim nasional sekarang lumayan kualitasnya karena masuk final dengan mengalahkan tim-tim kuat. ”Semoga prestasinya semakin bagus. Jika begini, seluruh rakyat akan mendukung, meski kalah,” tuturnya setelah M Nasuha mencetak gol.
Suasana semarak serupa berlangsung di tempat parkir mobil dekat kolam renang Senayan. Di tempat itu, tiga layar lebar didirikan. Suasana di sana bak bioskop mobil Drive In yang pernah digelar di Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta Utara.
Sambil menonton bola di mobil, para pengendara yang memarkir mobil mereka di sana bisa memesan makanan, menikmati musik dari mobil mereka sambil bercengkerama dengan sang pacar, teman, atau anggota keluarga.
Layar-layar lebar juga ada di sejumlah tempat di Jakarta. Di Tebet, Jakarta Selatan, pihak kecamatan menggelar acara nonton bareng di lapangan Bola PSPT. Sekitar 2.000 penonton menyaksikan laga final melalui layar lebar berukuran 4 meter x 6 meter. Meski Indonesia gagal menjadi juara, situasi di stadion dan di Tebet tidak ricuh. Tetap aman.(NEL/NDY/WIN)