Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat Terbuka buat Presiden SBY

Kompas.com - 23/12/2010, 10:51 WIB

Oleh Yesayas Oktovianus Sebagai anak bangsa, kegembiraan saya mungkin sama persis dengan apa yang Bapak Presiden rasakan dalam menikmati keberhasilan tim nasional sepak bola kita menembus final Piala Suzuki AFF. Sudah pasti tidak ada seorang pun masyarakat di Tanah Air yang tidak gembira dengan keberhasilan Firman Utina dan kawan-kawan melalap Malaysia, Laos, Thailand, dan Filipina di stadion kebanggaan kita, Gelora Bung Karno.

Terlepas dari kesuksesan itu, mungkin kita perlu sedikit menengok ke belakang sekadar merenungi sekaligus mengoreksi lagi: Apa betul kita pantas tenggelam dalam euforia begitu dahsyat, dan mungkin berlebihan, meski tim kesayangan kita belum juara? Pertanyaan berikut: Bila pun juara, apakah kita pantas berpuas diri?

Sebagai salah satu wartawan senior yang berkecimpung dalam peliputan sepak bola selama lebih kurang 26 tahun, saya melihat kita ini bagaikan "bangsa yang baru melek sepak bola". Padahal, PSSI kita berdiri tahun 1930 dan sejak tahun 1952 telah menjadi anggota FIFA.

Dalam usia sangat matang itu, sepantasnya kita ini tidak lagi "bermain prestasi" di tingkat regional (ASEAN). Piala AFF dan SEA Games bukanlah ajang yang tepat untuk memperlihatkan prestasi sepak bola kita. Kita ini pantasnya ada di kelompok Asia dan dunia.

Saya coba sedikit bernostalgia. Tahun 1985, tim nasional kita yang ditangani Pelatih Sinyo Aliandoe dan diperkuat, antara lain, Herry Kiswanto, Rully Neere, Zulkarnaen Lubis, dan kiper Hermansyah, menjadi juara Sub-Grup IIIB Asia. Saat itu, tinggal selangkah lagi menembus Piala Dunia Meksiko 1986.

Sayang, langkah Herry Kiswanto dan kawan-kawan digagalkan oleh Korea Selatan, dengan kekalahan bagi kita, 0-2, di Seoul, dan 1-4 di Jakarta.

Dua puluh lima tahun kemudian, sepak bola kita masih jalan di tempat atau bahkan mengalami degradasi. Korsel sudah lebih dari sekali melaju ke putaran final Piala Dunia (PD). Pada PD Afsel, pertengahan tahun ini, Korsel menembus babak 16 besar. Hal itu berarti generasi Korsel di Afsel 2010 adalah generasi baru yang tidak terlibat dalam kekalahan tim nasional kita tahun 1985. Berarti dalam 25 tahun (1985-2010) sepak bola kita "tidur dalam mimpi kosong".

Kita punya SDM (baca: pemain) yang mumpuni serta masyarakat pencinta timnas dan sepak bola. Akan tetapi, kita tidak memiliki pengurus (PSSI) yang profesional, kapabel, jujur, bekerja transparan, dan loyal. Yang ada di PSSI hanya sekelompok orang yang "berdagang", memolitisasi sepak bola serta hanya beretorika, tetapi tidak sanggup berbuat sesuatu yang membanggakan sepak bola kita.

Perbaikan total

Saat ini, biarlah kita semua menikmati kegembiraan kesuksesan timnas. Namun, jangan sampai kegembiraan kita ini menutupi semua kegagalan PSSI dalam satu dekade terakhir. Bukan rahasia bahwa PSSI telah gagal dan harus ada perbaikan total.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

    Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

    Timnas Indonesia
    Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

    Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

    Timnas Indonesia
    STY Sorot Aksi Ernando Ari, Indonesia Sukses Bikin Australia Frustrasi

    STY Sorot Aksi Ernando Ari, Indonesia Sukses Bikin Australia Frustrasi

    Timnas Indonesia
    Alasan Emi Martinez Tidak Diusir Setelah Kena Kartu Kuning 2 Kali

    Alasan Emi Martinez Tidak Diusir Setelah Kena Kartu Kuning 2 Kali

    Liga Lain
    Berkat Atalanta, Liga Italia Resmi Punya 5 Wakil di Liga Champions 2024-2025

    Berkat Atalanta, Liga Italia Resmi Punya 5 Wakil di Liga Champions 2024-2025

    Liga Champions
    12 Pemain Basket USA di Olimpiade Paris 2024, LeBron James dan Durant Kembali

    12 Pemain Basket USA di Olimpiade Paris 2024, LeBron James dan Durant Kembali

    Internasional
    Reaksi dan Target Pelatih Persib Setelah Pastikan Tiket Championship

    Reaksi dan Target Pelatih Persib Setelah Pastikan Tiket Championship

    Liga Indonesia
    Klopp: Liverpool Kalah dari Atalanta karena Perbedaan Kecepatan

    Klopp: Liverpool Kalah dari Atalanta karena Perbedaan Kecepatan

    Liga Lain
    Head to head dan Top Skor Duel Persib Bandung Vs Persebaya

    Head to head dan Top Skor Duel Persib Bandung Vs Persebaya

    Liga Indonesia
    Timnas U23 Indonesia Cetak Sejarah Pertama Kali di Piala Asia U23

    Timnas U23 Indonesia Cetak Sejarah Pertama Kali di Piala Asia U23

    Timnas Indonesia
    Hasil Liga Eropa: Liverpool Tersingkir, AS Roma Taklukkan AC Milan

    Hasil Liga Eropa: Liverpool Tersingkir, AS Roma Taklukkan AC Milan

    Internasional
    Hasil AS Roma Vs AC Milan 2-1: 10 Pemain Antar Roma ke Semifinal

    Hasil AS Roma Vs AC Milan 2-1: 10 Pemain Antar Roma ke Semifinal

    Liga Lain
    Hasil Atalanta vs Liverpool 0-1 (agg. 3-1): Salah Cetak Gol, Reds Tetap Tersingkir

    Hasil Atalanta vs Liverpool 0-1 (agg. 3-1): Salah Cetak Gol, Reds Tetap Tersingkir

    Liga Lain
    Hasil Piala Asia U23 2024, Qatar Jadi Tim Pertama yang Lolos

    Hasil Piala Asia U23 2024, Qatar Jadi Tim Pertama yang Lolos

    Timnas Indonesia
    Link Live Streaming Atalanta Vs Liverpool, Kickoff 02.00 WIB

    Link Live Streaming Atalanta Vs Liverpool, Kickoff 02.00 WIB

    Liga Italia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com