YOGYAKARTA, KOMPAS -
Pelatihan untuk warga di kawasan yang paling rawan bencana Gunung Merapi. ”Mereka tak punya pekerjaan. Kami berharap mereka produktif,” kata Ketua UKM Sleman Peduli Merapi Abdul Kadir, Selasa (14/12).
Pelatihan bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Sleman itu sudah diadakan empat kali. Setiap latihan, jumlah peserta 20-25 orang. ”Beberapa orang yang ikut pelatihan bisa menjual kaus sablon sendiri,” katanya.
Koordinator pelatihan Harjani menuturkan, warga antusias ikut pelatihan. Apalagi sejumlah kaus langsung dibeli warga yang berkunjung ke Cangkringan. ”Tadi, saat latihan 10 kaus terjual,” katanya. Kebetulan lokasi pelatihan di pintu masuk ke wilayah yang diterjang lahar dingin. Harjani memasang papan iklan sehingga pengunjung tertarik membeli kaus sablon buatan warga.
Kaus sablon bermotif Gunung Merapi atau figur Mbah Maridjan dijual Rp 20.000 per kaus. Alat sablon dan bahan kaus disediakan UKM Sleman Peduli Merapi. ”Akhir pekan, kami harap jumlah pembeli lebih banyak lagi,” katanya menambahkan.
Selain pelatihan warga, Komunitas UKM Sleman Peduli Merapi juga berupaya memulihkan usaha milik perajin. Pengusaha yang bengkel kerjanya rusak, misalnya, dicarikan lokasi bengkel kerja sementara. Bengkel-bengkel itu bisa membuka peluang kerja bagi warga sekitar.
”Untuk saat ini, kami bekerja semampu kami. Ada delapan asosiasi pengusaha Sleman yang tergabung. Kami siap berkoordinasi dengan pengusaha lain,” kata Abdul. (ARA)