Menteri Perancis Minta Ribery-Benzema Dicoret

PARIS, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan dan Olahraga Perancis, Roselyne Bachelot, meminta pelatih Laurent Blanc tidak memasukkan Franck Ribery dan Karim Benzema dalam skuadnya, setidaknya sampai keduanya menyelesaikan proses hukum terkait transaksi seks dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) di bawah 18 tahun.

Menurut pemberitaan di Perancis, pada 2009, Ribery dan Benzema pernah bertransaksi dengan PSK bernama Zahia Dehar, yang saat itu belum genap 18 tahun. Menurut hukum Perancis, atas aktivitas itu, Benzema dan Ribery terancam penjara tiga tahun.

Ribery dan Benzema tak membantah pernah berhubungan dengan Dehar. Namun, mereka mengaku tak tahu bahwa Dehar belum berusia 18 tahun saat itu. Dehar mendukung pengakuan mereka dengan mengatakan dirinya berbohong soal umur saat bertransaksi dengan mereka.

Sejauh ini, proses pengadilan masih berlangsung dan belum bisa ditentukan kapan vonis akan dijatuhkan. Sementara begitu, Blanc yang menggantikan Raymond Domenech usai Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, berniat memasukkan keduanya dalam skuad.

Bachelot mengaku menghormati kebijakan Blanc. Namun, ia menilai, memasukkan keduanya dalam skuad "Les Bleus" berpotensi memunculkan konflik kepentingan berskala nasional.

"Saya menghormati apa yang Laurent Blanc akan lakukan. (Ribery dan Benzema) tak bersalah (sampai divonis bersalah), tetapi akan menjadi sangat sulit bila seseorang yang berada dalam proses investigasi dipilih masuk tim Perancis," ungkap Bachelot.

"Saya tak akan menentukan prosesnya. Saya hanya mengatakan ada proses hukum di satu sisi dan tim Perancis di sisi lain," tambahnya.

Pernyataan ini merupakan tanggapan atas ucapan Blanc sebelumnya, yaitu, "Anda harus menghormatu asas praduga tak bersalah dan kepentingan tim nasional Perancis harus menjadi fundamental. Ribery dan Benzema merupakan pemain yang sangat berpengaruh dalam tim." (SCN)