Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paul Sayang, Paul Malang

Kompas.com - 09/07/2010, 05:10 WIB

Paul, si gurita peramal yang menghebohkan Piala Dunia dengan prediksi-prediksi tepatnya, tengah harap-harap cemas di tangki air tempatnya hidup di akuarium Oberhausen Sea Life, wilayah barat Jerman. Gara-gara ramalannya, banyak fans Jerman yang kecewa dan mengancam akan menjadikan Paul sebagai hidangan santap malam.

Seperti yang telah diprediksinya dalam lima partai Jerman di Piala Dunia 2010, hasil tebakan Paul kali ini pun tak meleset. Sehari sebelum laga Jerman- Spanyol, Paul sudah meramalkan kekalahan tim ”Panser” tersebut.

Binatang berkaki delapan yang sepanjang Piala Dunia menjadi kesayangan jutaan warga Jerman karena selalu meramalkan kemenangan anak asuhan Joachim Loew itu pun kini menjadi musuh publik nomor satu.

Di pusat kota Berlin, lokasi ratusan ribu warga berkumpul menonton pertandingan Jerman, terdengar nyanyian anti-Paul dari kerumunan.

Bukan hanya itu, menurut surat kabar harian Jerman, Der Westen, seperti dilaporkan AFP, banyak komentar yang beredar di situs jejaring sosial Facebook dan Twitter yang menunjukkan kebencian dan menumpahkan kekesalannya kepada Paul.

Banyak penggemar Jerman yang menyarankan Paul sebaiknya digoreng, dibakar, atau dimasak menjadi selada seafood, usai kekalahan dari Spanyol. ”Beberapa bahkan menyarankan untuk melemparkan Paul ke kolam hiu,” tulis koran tersebut.

Namun, tidak semua pendukung Jerman berpikiran irasional dan menyalahkan Paul. Beberapa dengan gagah mengakui keunggulan tim ”Matador” tersebut.

Salah seorang warga, Christof Schubert (43), menyatakan, sumber kekalahan Jerman sederhana, yakni kalah kelas. ”Spanyol sungguh layak menang. Tak ada kesangsian soal itu,” ujarnya.

Sebaliknya, di Madrid, Spanyol, usai laga kontra Jerman, banyak pendukung yang mengelu-elukan Paul sebagai salah satu pahlawan mereka. Spanyol sukses melangkah ke final Piala Dunia pertamanya.

Paul, gurita berusia dua tahun itu, menjadi selebriti dunia sejak Piala Eropa 2008. Kala itu, pengelola Oberhausen Sea Life memiliki ide membuat acara untuk ikut meramaikan pesta sepak bola tersebut.

Paul pun terpilih untuk meramalkan hasil pertandingan yang akan dilakoni timnas Jerman. Caranya, pengelola menurunkan dua kotak plastik berisi makanan Paul. Satu kotak dipasangi bendera Jerman dan satu lagi bendera negara lawannya.

Gurita berusia dua tahun itu akan memilih yang dikehendakinya dari kedua kotak tersebut. Saat ia mengambil makanan dari salah satu kotak tersebut, maka negara itulah yang akan memenangkan pertandingan.

Pada Piala Eropa 2008, Paul dengan tepat meramalkan seluruh pertandingan Jerman, kecuali saat pertandingan terakhir di mana Jerman juga bertemu Spanyol. Ia memilih bendera Jerman, tetapi yang menang justru Spanyol.

Di Piala Dunia 2010, Paul kembali didaulat meramal dan seperti diketahui, hasilnya pun jitu. Termasuk kekalahan Jerman atas Serbia di babak penyisihan grup.

Belum ada penjelasan ilmiah yang bisa menerangkan kenapa Paul bisa tepat meramal. Selain kemungkinan keberuntungan belaka, beberapa orang berspekulasi bahwa makanan di kedua kotak itu tidaklah sama, yakni hanya salah satunya yang diisi makanan kegemaran Paul.

Namun, hal itu dibantah oleh pengelola akuarium. Ada lagi dugaan Paul buta warna sehingga bereaksi terhadap warna bendera yang lebih mencolok dalam spektrum hitam-putih.

Sebelumnya, ahli biologi kelautan Tanja Breining dari organisasi aktivis pencinta satwa di Jerman, PETA, mengatakan, gurita seperti Paul merupakan salah satu hewan invertebrata yang paling cerdas.

Gurita dikatakan mampu memproses pemikiran kompleks, memiliki memori jangka pendek dan panjang, bisa memakai peralatan, serta memiliki kepribadian. (REUTERS/AP/ENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com