Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Minta Wasit Bertindak Adil

Kompas.com - 01/07/2010, 14:35 WIB

PORT ELIZABETH, KOMPAS.com - Cedera yang dialami gelandang serang Brasil, Elano, membuat "Selecao" meradang. Brasil meminta wasit bersikap lebih adil saat bertugas di lapangan hijau.

Pernyataan ini disampaikan oleh Pelatih Carlos Dunga dan beberapa pemain Brasil, termasuk sang korban Elano. Tim yang dikenal dengan memainkan gaya bermain jogo bonito itu secara tegas meminta proteksi lebih dari korps baju hitam lapangan ketika mereka bertemu Belanda pada perempat final hari Jumat (2/7/2010).

"Pemain yang melakukan pelanggaran teknis menerima hukuman. Adapun yang benar-benar melakukan pelanggaran fisik justru tidak mendapat apa-apa. Ini sangat menyedihkan," keluh Dunga.

Juara dunia lima kali itu mengaku tidak senang dengan perlakuan wasit Stephane Lennoy, yang memimpin pertandingan penyisihan Grup G lawan Pantai Gading. Saat itu, Elano mendapat pelanggaran keras dari pemain Pantai Gading Ismael Tiote. Elano terkapar, sementara Tiote yang menekel Elano secara brutal justru tidak mendapat hukuman apa-apa dari wasit.

Elano juga kecewa terhadap keputusan Lannoy, yang tidak menghukum Tieto waktu itu. "Aku tak mendapat kesempatan bicara dengan wasit dan ia sama sekali tak meniup peluit tanda pelanggaran," kata pemain Galatasaray itu.

"Kemudian ada pelanggaran kepada Robinho, yang menurutku seharusnya langsung diganjar kartu merah. Namun, lagi-lagi wasit tak menggubrisnya," sambung Elano geram.

Sementara itu, bek tengah Brasil, Juan, menyebut pemain berbahaya seperti Elano memang kerap jadi incaran musuh. Ia pun menyesali cedera yang diterima mantan pemain Manchester City itu. "Aku sangat menyesal, pemain hebat seperti Elano tak bisa bermain lantaran mendapat cedera serius," ucap Juan.

"Kupikir semua musuh kami harus bermain keras saat menghadapi kami karena mereka tahu Brasil tahu cara bermain sepak bola. Ketika kami bermain sedikit keras, kami malah diganjar kartu," lanjut pemain AS Roma itu.

Brasil sendiri bukanlah tim paling fair play. Enam kartu kuning plus satu kartu merah yang diterima Kaka, adalah bukti bahwa Brasil juga kerap bermain tidak sportif. Namun, Elano menilai semua kartu yang diterima timnya bukan suatu hal yang terlalu serius.

Elano menggangap semua pelanggaran yang dibuat pemain Brasil sama sekali tidak membahayakan lawan-lawan mereka. "Kami punya banyak karakter di skuad kami, tapi tak ada satu orang pun yang masuk ke dalam lapangan dengan niat mencederai pemain lawan," bantahnya.

"Yang jadi masalah sekarang adalah aku yang harus membayar itu semua karena aku tak bisa membantu timku. Semua pelanggaran ini seharusnya dihukum," tutup pemain berusia 29 tahun ini. (SS)

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com