Naturalisasi atau pindah kewarganegaraan telah menjadi pokok bahasan penting di sepak bola internasional. Pada masa lalu aturan sangat longgar dan negara-negara di Eropa bisa dengan mudah mengambil para pemain berbakat dari Amerika Selatan.
Pada era 1960-an ada Alberto Spencer yang merupakan pemain kelahiran Ekuador dan bermain di klub Penarol, Uruguay. Uniknya, ia bisa membela tim nasional Ekuador dan Uruguay secara bergantian. Pemain bernama lengkap Alberto Pedro Spencer Herrera itu membela Ekuador pada sebuah kejuaraan dan kemudian membela Uruguay pada laga persahabatan.
Pada era 1990-an hingga awal milenium kedua, sejumlah pemain Brasil menjadi inti skuad timnas Kroasia, Macedonia, Guinea-Ekuatorial, dan Togo. Para pemain itu ”diimpor” untuk tujuan khusus, yaitu memperkuat timnas setiap negara. Belgia, Kosta Rika, Jepang, Meksiko, dan Tunisia juga menggunakan pemain-pemain Brasil di Piala Dunia.
Kondisi itu menjadi perhatian serius badan sepak bola dunia (FIFA) karena dinilai bisa merusak kualitas kompetisi sepak bola antarnegara. Piala Dunia bisa menjemukan karena pertandingan hanya mempertemukan para pemain Brasil.
Pada 2004 FIFA pun memperketat aturan setelah Qatar berusaha menaturalisasi tiga pemain Brasil. Presiden FIFA Sepp Blater tiga tahun lalu menyatakan, sangat berbahaya jika laju naturalisasi tidak dikendalikan. Piala Dunia bisa kebanjiran para pemain Brasil.
”Ini akan menjadi bahaya besar,” ujar Blatter. ”Ada sekitar 60 juta pemain bola di Brasil, tetapi hanya tersedia 11 tempat di tim nasional mereka.”
Sekarang kondisinya berbeda. Syarat naturalisasi semakin ketat dan aturan FIFA dengan tegas menyatakan bahwa para pemain harus memiliki hubungan yang jelas dengan negara tempat mereka ingin bermain, atau telah tinggal di negara itu minimal dua tahun.
Namun, jejak naturalisasi masa lalu itu tidak hilang begitu saja dan menimbulkan komentar miring yang kadang menyentil harga diri. Pelatih tim nasional Brasil, Dunga, misalnya, menyindir timnas Portugal setelah undian grup Piala Dunia 2010 menyatukan kedua negara di Grup G.
”Kami akan bertanding