Rio De Janeiro, Jumat
Setelah kritik dilontarkan oleh Pele, kini giliran Carlos Alberto, mantan bek timnas Brasil. Alberto menilai materi pemain timnas Brasil minim nama besar dan terlalu mengandalkan Kaka. Komposisi ini rawan karena jika Kaka cedera, Dunga akan kesulitan mencari pengganti yang berkualitas sama.
”Brasil sebenarnya bergantung pada Kaka dan jika Kaka cedera, apa yang akan terjadi?” ujar pencetak gol keempat saat Brasil mengalahkan Italia, 4-1, di final Piala Dunia 1970 itu.
”Kami tidak punya pemain lain yang mampu mengendalikan Piala Dunia dan mempersembahkan gelar untuk Brasil,” ujar Alberto.
Ia pun senada dengan Pele yang menyarankan agar Ronaldinho dimasukan dalam skuad Dunga. Pengalaman Ronaldinho dinilai bisa membantu pemain muda mengatasi tekanan mental dan menjadi pelapis bagi pengatur serangan Kaka.
Alberto yang kini berusia 65 tahun menilai Brasil memiliki semacam tradisi membawa para pemain hebat di Piala Dunia. Tradisi ini terus dijaga sejak zamannya Garrincha, Pele, Romario (1994), serta Ronaldo dan Rivaldo (2002). Tradisi Brasil itu mempersembahkan lima kali juara dunia.
”Pada Piala Dunia sebelumnya, Brasil berangkat membawa empat, lima, enam pemain hebat,” ujar Alberto.
Mengenai lawan yang perlu diwaspadai Brasil, Alberto menilai Jerman dan Inggris dapat menjadi batu sandungan, selain Spanyol, Italia, dan Argentina. Inggris kini menjadi buah bibir penggemar sepak bola setelah ditangani oleh Fabio Capello. Sebelumnya, tidak ada yang membicarakan ”The Three Lions”.
”Hal terpenting dari Inggris adalah saat federasi memilih Capello melatih tim nasional karena dia membawa mental Latin ke tim,” ujar Alberto. Inggris menjadi semakin berbahaya karena memiliki penyerang haus gol, Wayne Rooney. ”Menurutku, saat ini Rooney terbaik dunia,” ujarnya.
Penampilan timnas Inggris bisa berada pada puncak performa karena diuntungkan oleh cuaca. Piala Dunia kali ini berlangsung pada pertengahan musim dingin di Afrika Selatan. Udara sejuk dan basah akan menguntungkan Inggris dan Jerman karena seolah bermain di kandang.
Apalagi, lokasi Stadion Nelson Mandela Bay, yang diapit danau dan laut, akan menghadirkan nuansa seperti di Hamburg atau Newcastle. Atmosfer kampung halaman semakin kental saat angin yang membawa butir air hujan berembus dari laut. Stadion yang disebut Sunflower karena mirip bunga matahari itu berada di Port Elizabeth dan berkapasitas 45.000 penonton.