LONDON, KOMPAS.com — Liverpool harus finis di zona Liga Champions bila ingin mendapatkan pensponsoran penuh dari Standard Chartered, yaitu 20 juta poundsterling atau sekitar Rp 274 miliar per musim. Jika gagal, maka "The Reds" terancam melarat.
Liverpool saat ini berada di posisi keenam dengan 51 poin. Mereka kalah empat angka dari Tottenham Hotspur di tempat keempat dan satu angka dari Manchester City di urutan kelima. "The Kop" juga cuma unggul satu angka dari Aston Villa di peringkat keenam.
Di Premier League musim ini, Liverpool masih menyisakan tujuh laga lagi. Secara matematis, mereka memang masih mungkin masuk empat besar. Namun, itu membutuhkan perjuangan luar biasa, plus nasib buruk yang menimpa para pesaingnya. Lagi pula, ketiga tim rival itu masih memiliki laga tunda. Villa dan City baru mengarungi 29 pertandingan, sementara Tottenham baru melakoni 30 duel, dan Liverpool sudah 31 kali.
Bagi klub mana pun, gagal tampil di Liga Champions jelas merugikan. Pasalnya, selain gengsi, ajang ini menjadi lumbung uang. Jangankan menang, untuk tampil saja, setiap klub mendapat bayaran cukup besar. Bagi Liverpool, batal tampil di Liga Champions juga memberikan efek lain yang tak kalah merugikan.
Terhitung mulai musim depan, Liverpool akan disponsori oleh Standard Chartered untuk periode empat musim. Per musim, Liverpool akan mendapatkan 20 juta poundsterling asalkan mereka finis di empat besar. Bila gagal, Liverpool akan mendapatkan jumlah lebih sedikit, dengan dasar pehitungan yang disepakati kedua pihak.
Kehilangan dua sumber pemasukan berarti pendapatan klub pun bakal berkurang. Hal ini akan berdampak pada operasional tim, termasuk rencana pembelian pemain.
Selain itu, mengingat Liverpool masih terbebani utang besar dan dikejar masa tenggat pembayaran cicilan, yaitu akhir musim ini, bukan tidak mungkin manajemen akan menerapkan efisiensi. Penjualan pemain top atau bahkan kebangkrutan tak lagi merupakan isapan jempol.
Untuk mengatasi masalah ekonomi itu, Liverpool masih memiliki satu jalan keluar, yaitu menjual saham. Menurut Sunday Express, pemilik Liverpool, Tom Hicks dan George Gillet, sudah bersiap melepas 34 persen saham klub dengan nilai potensial sebesar 100 juta poundsterling atau mencapai hampir Rp 1,4 triliun.
Masalahnya, sejauh ini belum ada investor yang betul-betul bisa diharapkan bakal bersepakat dengan Liverpool. Meski begitu, Hicks dan Gillet yakin akan mendapatkan investor baru dan dana segar sebelum musim berakhir. (SE)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.