Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persebaya Talangi Rp 110 Juta untuk Tarkpor

Kompas.com - 21/10/2009, 22:42 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Kedatangan John Tarkpor Sonkaley ke Persebaya Surabaya harus dibayar mahal. Manajemen harus menalangi uang Rp 110 juta untuk dibayar ke Persitara Jakarta Utara agar pemain berkulit legam itu disahkan oleh PT Liga Indonesia

Berdasarkan pertemuan antara Tarkpor didampingi agennya Alex Banmou, Persitara, dan PT LI di Jakarta, Selasa (20/10), kubu Persitara akhirnya melepas salah satu ikon tim tersebut. Namun Persitara meminta imbalan Rp 200 juta dengan rincian, Rp 50 juta uang pengembalian panjar, dan Rp 150 juta uang denda karena sudah melanggar kesepakatan.

Adapun Persitara menginginkan Rp 110 juta dibayarkan sebelum akhir Oktober dan Rp 90 juta dicicil pada bulan November, Desember, dan Januari.

"Kami yang akan talangi Rp 110 juta dulu, tapi itu kami pinjamkan. Kalau tidak dibayar, pengesahannya tidak turun," ujar Asisten Manajer Bidang Teknik Persebaya Cholid Goromah, Rabu (21/10).

Bila pelunasan tahap pertama sudah beres, barulah Persitara bakal melaporkan ke PT LI yang kemudian akan mengesahkan status Tarkpor.

"Rencananya Kamis kami akan langsung lunasi pembayaran tahap pertama agar pengesahan bisa cepat," ujar Cholid.

Cholid menegaskan bahwa uang talangan ini harus dibayarkan Tarkpor. Mekanismenya bisa berupa pemotongan gaji per bulan hingga utangnya lunas. Ketika dikonfirmasi, Tarkpor mengaku kedatangannya ke Persebaya memang terlambat karena ada masalah dengan Persitara.

"Ada problem dengan Persitara, tapi semuanya sudah beres kalau saya bayar denda," ujar pemain kelahiran Monrovia, Liberia, 16 Oktober 1986 ini.

Tarkpor yang dalam kondisi fit langsung ikut berlatih bersama rekan-rekannya dalam sesi latihan pagi dan sore. Namun pelatih Danurwindo berharap kedua pemain yang sudah dinanti-nanti selama tiga bulan itu untuk menjalani tes fisik.

"Saya tahu Ngon dan Tarkpor punya kualitas yang baik di klub lamanya. Saya tidak meragukan mereka tapi tetap harus ada tes fisik supaya kita tahu kekuatan mereka dan kalau kurang bisa segera dibenahi," kata Danur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com