JAKARTA, SABTU-Dihentikannya siaran televisi berbayar Astro oleh Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) menunjukkan Astro sangat tidak profesional dan tidak bertanggung jawab. "Mereka sudah memonopoli siaran liga Inggris tetapi mereka tidak sanggup memenuhi kewajiban, sehingga tidak dapat menyiarkan pertandingan," ungkap wartawan sekaligus Redaktur Tabloid Soccer Hery Prasetyo ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/4), di Jakarta.
Seperti diketahui, salah satu alasan Depkominfo menghentikan siaran adalah karena Astro belum memenuhi kewajiban belum membayar hak penggunaan (BHP) frekuensi dan adanya kewajiban antara penyedia jaringan siaran (net provider) dengan penyedia konten siaran (content provider) yang belum terpenuhi.
Menurut Herry, kelalaian ini menunjukkan Astro yang menopoli sebagian besar siaran Liga Inggris tidak dapat menunjukkan pelayanan yang baik kepada pelanggannya. "Padahal sepakbola bukan sekadar tontonan biasa bagi penggemar sepakbola pertandingan tak ubahnya bagi menu rohani yang cukup penting, sekali lagi Malaysia melecehkan Indonesia, terutama penggemar sepakbola," ungkap Hery.
Sementara itu, pelanggan Astro di Cilandak, Filino, mengaku terkejut dan kecewa dengan dihentikannya siaran Astro. "Kalau memang penyebabnya karena Astro lalai atau tidak memenuhi kewajiban kepada pemerintah, itu merupakan persoalan moral, artinya Astro kurang memiliki tanggung jawab. Seharusnya kalau sudah memonopoli, pelayanan yang diberikan ke pelanggan harus maksimal dong," katanya.
"Sebagai pelanggan dan penggemar Liga Inggris, saya meminta agar siaran langsung pertandingan Liga Inggris terutama partai MU-Arsenal dapat disaksikan pada hari Minggu, kalau tidak saya berhenti saja berlangganan Astro," tambahnya.
Sedangkan Edi, pelanggan Astro di kawasan Kemang, mengajak semua fans Liga Inggris mendesak agar pertandingan MU-Arsenal dapat disiarkan. "Kalau tidak, kita clash action saja. Saya ini sudah langganan televisi berbayar lain, tapi karena Astro memonopoli Liga Inggris, saya terpaksa pindah ke Astro, sekarang malah tidak bisa ditonton, mengecewakan," demikian Edi.(ROY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.