JAKARTA, SELASA - Adalah ”Ali Baba” yang membocorkan surat Konfederasi Sepak Bola Asia atau AFC kepada PSSI tertanggal 6 Maret 2008. Isi surat yang terdiri dari satu lembar itu hanya berupa peringatan AFC tentang janji PSSI untuk menyelesaikan revisi Pedoman Dasar sesuai dengan statuta Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA, paling lambat bulan Februari 2008.
Dari isinya, surat itu hanya berupa peringatan, tetapi pada dua baris terakhir ada kalimat yang sangat mengusik dan bisa membuat pengurus PSSI panas dingin. Ya, di situ AFC memberikan sinyal adanya tindakan lebih serius yang bakal dikenai kepada Indonesia jika PSSI masih tidak memenuhi janjinya menepati tenggat yang disepakati bersama.
Tiga bulan lebih sudah waktu berlalu dan tim revisi PD, yang diketuai Dali Thahir dan beranggotakan 37 orang, tidak juga mampu merampungkan revisi 26 pasal yang dikehendaki FIFA. Padahal, ketika empat tahun lalu diadakan munaslub di Makassar, PSSI hanya membutuhkan waktu sekitar satu pekan untuk mengubah PD.
Pro dan kontra pun muncul, tentang mana yang lebih dulu dilakukan: musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk mengesahkan PD atau melaporkan hasil revisi PD ke FIFA baru kemudian munaslub?
Hari ini, Selasa (18/3) PSSI menggelar Rapat Paripurna Nasional (Raparnas) di Hotel Le Meridien, Nirwana Bali, Tanah Lot, Bali.
Seperti biasanya, raparnas paling hanya membahas pertanggungjawaban program kerja 2007 dan membicarakan rencana kerja tahun 2008. Nugraha Besoes pun menegaskan, di raparnas ini tidak banyak hal yang akan dibicarakan. ”Hanya pertanggungjawaban dan membahas rencana kerja tahun 2008,” katanya.
Ketika disinggung tentang pertanggungjawaban revisi PD yang bisa masuk ke pertanggungjawaban bidang organisasi, Nugraha dengan tegas mengatakan, ”Tidak ada itu.”
Sebetulnya, kalau mengikuti alur pikiran Nugraha Besoes, raparnas ini pun tidak perlu dilangsungkan. PSSI tinggal mengetik hasil program kerja 2007 dan membuat rencana program kerja 2008, kemudian membagikan dan menyosialisasikannya ke setiap pengda. Selesai!
Namun, kalau mau jujur, raparnas ini seharusnya bisa dijadikan ajang pembahasan revisi PD yang akan menjadi arah kerja PSSI ke depan. Kembalikan PD sesuai dengan statuta FIFA. Itu harga mati!
Kepentingan nasional dan kebanggaan bangsa ini harus di atas segala-galanya. Bukan, kepentingan orang per orang yang didahulukan. Ketua Umum PSSI hasil Munaslub 2004, Nurdin Halid, kini tidak diakui FIFA. Untuk itu harus segera digelar munaslub. Tak ada lagi permainan kata dan bahasa dari pengurus untuk menghindari diadakannya munaslub secepatnya.