Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AC Milan dan Liga Champions: DNA, Tradisi, Spirit Renaisans Baresi

Semifinal Liga Champions kembali dicapai AC Milan setelah 16 tahun menanti. Euroderby Milan vs Inter akan tersaji pada semifinal Liga Champions 2022-2023.

“Inter adalah tim hebat. Saya pikir kami bukan favorit. Namun, kami tak peduli,” kata pelatih Milan, Stefano Pioli, jelang laga leg pertama semifinal Liga Champions 2022-2023 di Stadion San Siro, Kamis (11/5/2023) dini hari WIB.

Pertemuan terkini dengan Inter memang meninggalkan rasa getir buat Milan. Dalam dua duel pada 2023, tim beralias Il Rossoneri (Si Merah-Hitam) selalu kalah dari sang tetangga tanpa bisa membuat gol.

Usai kalah telak 0-3 dalam laga perebutan trofi Supercoppa Italiana 18 Januari 2023 silam, Milan lalu takluk 0-1 dari Inter pada laga pekan ke-21 Liga Italia 2022-2023.

Secara posisi terkini di klasemen Serie A Liga Italia 2022-2023, Milan juga di bawah Inter. Rossoneri menempati posisi lima, tepat satu setrip di bawah sang tetangga satu kota.

Namun, Milan asuhan Stefano Pioli sudah semakin terbiasa melawan kemustahilan. Musim lalu Rossoneri menjadi juara Liga Italia 2021-2022 dengan tim belia (rata-rata usia 26 tahun, 97 hari.)

Menurut Opta, Milan adalah tim termuda yang mampu menyabet scudetto sejak tiga angka diberlakukan untuk sebuah kemenangan pada musim 1994-1995.

Percaya karena DNA Eropa

Kini, berbekal tim berisikan pemain yang mayoritas baru akan pertama kali mencicipi tensi tinggi semifinal Liga Champions, Milan tetap berani bermimpi.

Milan percaya karena DNA. Ya, mentalitas Eropa dan tradisi apik Rossoneri di kompetisi antarklub Benua Biru menebalkan rasa percaya diri mereka.

Sejauh ini, hanya Real Madrid (14 trofi) yang mampu mengalahkan koleksi tujuh gelar juara Liga Champions milik Milan.

Selain berstatus sebagai tim Italia tersukses di Liga Champions, Rossoneri juga merupakan klub Serie A paling berpengalaman di fase semifinal kompetisi terelite Eropa dengan 14 penampilan.

“Saya pikir sejarah berbicara tentang apa yang mampu dicapai oleh Milan di panggung internasional. Filosofi, mentalitas itu Milan jelas membantu ketika Anda mesti bermain melawan klub bergengsi,” tutur legenda Milan yang kini menjabat Wakil Presiden Kehormatan klub, Franco Baresi, dalam wawancara eksklusif secara daring dengan KOMPAS.com.

“Tim telah berkembang pesat dan ide sepak bola yang diperkenalkan oleh Stefano Pioli, yang selalu coba kami mainkan, adalah sepak bola menyerang, dengan tim diproyeksikan bergerak maju.”

“Pendekatan ini mampu memberikan kami kesadaran dan rasa aman untuk bermain melawan tim mana pun,” kata Baresi menjelaskan, jelang laga Milan vs Inter di Liga Champions 2022-2023.

Inspirasi Baresi, sang simbol renaisans Rossoneri

Baresi adalah orang terbaik untuk dijadikan inspirasi Milan besutan Pioli yang ingin menuai kejayaan di pentas Eropa.

Pria yang baru merayakan ulang tahun ke-63 pada 8 Mei 2023 kemarin itu merasakan pahit manis selama 20 tahun mengabdi sebagai pemain untuk Milan, persisnya pada 1977 sampai 1997.

Tidak mungkin dan kemustahilan adalah barisan kata yang tak tercantum dalam kamus kehidupan sang kapten legendaris AC Milan.

Ia langsung dihadapkan dengan penolakan ketika hendak menjemput karier sebagai pesepak bola profesional.

Franco Baresi ditolak saat melakukan tes di Inter Milan. Ia pun tak bisa mengikuti sang kakak, Giuseppe Baresi, yang lolos tes dan menjadi bagian kubu I Nerazzurri (Si Hitam-Biru).

Tim pelatih Inter yang melakukan seleksi, meminta Franco Baresi muda untuk kembali setahun lagi. Namun, pilihan itu tak diambil Franco Baresi.

Pria yang mengaku baru mulai menonton sepak bola di televisi pada umur 10 tahun itu akhirnya balik badan dan bergabung dengan klub pujaannya, AC Milan.

Franco Baresi melakukan debut bareng AC Milan kala berusia 17 tahun pada musim 1977-1978. Setahun berikutnya, Baresi muda langsung turut andil dalam kemunculan bintang pertama Rossoneri.

Milan menjuarai Liga Italia 1978-79. Raihan scudetto ke-10 itu membuat Milan berhak menambahkan satu bintang di atas logo tim.

Pijakan awal Baresi dengan Milan yang berujung kepada raihan gelar juara nyatanya tak menjamin terciptanya jalan mulus kesuksesan.

Baresi yang menjadi kapten AC Milan sejak umur 22 tahun merasakan pahit degradasi bersama klub yang dicintainya. Bukan cuma sekali, tapi dua kali!

Setelah turun kasta ke Serie B pada akhir musim 1979-1980 karena terlibat skandal judi Totonero, Milan kembali degradasi pada 1981-1982.

Baresi mengalami langsung pahit berada di titik nadir sejarah Milan itu. Karena itu, dia adalah simbol terbaik untuk renaisans alias kelahiran kembali Milan.

Berjarak sekitar satu dekade setelah menjalani masa di Serie B yang penuh derita, Milan yang dikapteni Baresi muncul sebagai penguasa Eropa.

Baresi menjadi figur sentral di jantung pertahanan Milan besutan Arrigo Sacchi yang menjuarai Piala Champions 1988-1989 dan 1989-1990 dengan sepak bola ofensif nan atraktif.

Gelar ketiga Liga Champions bersama Milan lantas diraih Baresi pada 1993-1994, kala tim dinakhodai Fabio Cappello.

Kisah Baresi nyata menunjukkan bahwa Milan pernah bangkit dari keterpurukan. Mentalitas Baresi adalah inspirasi berharga bagi pasukan muda Milan saat ini yang dilatih Stefano Pioli.

Lihat bagaimana Baresi pulih secara “ajaib” dari cedera meniskus pada lutut kiri kala membela Italia di Piala Dunia 1994.

Baresi mengalami cedera pada laga fase grup kontra Norwegia. Ia lantas menjalani operasi di tengah turnamen berjalan.

Siapa sangka, hanya dalam tempo 25 hari, Baresi pulih dan bermain di final Piala Dunia 1994 melawan Brasil!

Ia bermain 120 menit plus turut menjadi algojo Italia dalam adu penalti di final Piala Dunia 1994. Sang kapten tak mau melihat Italia berlayar tanpa dirinya.

“Saya ingin bersama tim. Terus terang, saya tak percaya akan berhasil kembali. Tetapi, semakin Italia melaju, semakin saya mengintensifkan latihan. Itu terjadi secara otomatis,” ujar Baresi dilansir ESPN dari Guerin Sportivo.

Milan melawan kemustahilan

Kisah Baresi mengajarkan untuk selalu percaya kepada mimpi dan adanya jalan untuk kembali ke titik tertinggi.

Spirit dari sang kapten legenda itulah yang mesti digelorakan dalam misi terbaru kelahiran kembali alias renaisans AC Milan.

Setelah sukses mengakhiri penantian 11 tahun untuk kembali menjuarai Serie A Liga Italia, Milan kini rindu berjaya di Liga Champions, kompetisi yang dengan bangga mereka sebut rumah.

Rossoneri terakhir kali mengangkat trofi Liga Champions pada 2007 silam, alias 16 tahun lalu.

Baresi, dalam interviu dengan KOMPAS.com, menyebut Milan saat ini sudah berada di trek yang benar untuk mengembalikan status sebagai raksasa Eropa.

“Tim berkembang pesat di dalam lapangan, namun pada saat bersamaan juga bertumbuh di luar arena. Hal tersebut penting untuk menunjukkan bahwa klub melakukan sesuatu yang benar secara menyeluruh,” kata Baresi yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden Kehormatan AC Milan.

Baresi pernah menerbitkan otobiografi berjudul “Libero di Sognare”. Libero bisa dimaknai sebagai posisi Baresi kala bermain, di mana ia dibebaskan dari tugas penjagaan lawan agar bisa leluasa membaca permainan dari jantung pertahanan.

Tapi, kata "libero" juga berarti “bebas”. Bebas untuk Bermimpi, itulah kira-kira terjemahan dari judul buku otobiografi yang memuat lika-liku perjalanan hidup Baresi di lapangan hijau.

Seperti Baresi, Milan besutan Pioli juga berani bermimpi.

“Milan boleh bermimpi, tak ada kemustahilan dalam olahraga,” kata Pioli usai Milan asuhannya menyingkirkan Tottenham dan lolos ke perempat final Liga Champions 2022-2023.

Kekuatan mimpi, DNA, dan tradisi kuat di pentas Eropa adalah senjata Milan menantang Inter.

“Liga Champions adalah Liga Champions dan Milan adalah Milan,” kata Pioli menegaskan DNA Eropa Rossoneri, dalam konferensi pers jelang duel lawan Napoli di fase perempat final Liga Champions.

Pada semifinal Liga Champions 2022-2023, Inter disebut lebih diunggulkan. Namun, Baresi dan Pioli tentu tahu bahwa Milan pernah berhasil melawan kemustahilan.

https://bola.kompas.com/read/2023/05/10/05300028/ac-milan-dan-liga-champions--dna-tradisi-spirit-renaisans-baresi

Terkini Lainnya

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

Sports
Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Sports
Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Liga Inggris
Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Liga Spanyol
Saat Legenda Timnas Indonesia 'Angkat Topi' untuk Ernando Ari...

Saat Legenda Timnas Indonesia "Angkat Topi" untuk Ernando Ari...

Timnas Indonesia
Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati 'Sang Dewi'

Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati "Sang Dewi"

Liga Lain
Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke