Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Penyintas Tragedi Kanjuruhan: Diselamatkan Naluri, Evakuasi hingga Pagi

Menurut kalender Masehi, peringatan 100 hari tragedi Kanjuruhan jatuh pada Minggu (8/1/2023) nanti. Sedangan berdasarkan penanggalan Jawa, momen itu sudah tiba pada Kamis (5/1/2023) silam.

Salah satu kisah datang dari Mochammad Iswanul Munir, korban selamat yang juga menjadi saksi mata malam tragis pada 1 Oktober 2022.

Laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan sangat dinantikan oleh Aremania.

Tidak terkecuali Mochamad Iswanul Munir, pemuda asal Tulungagung yang mendukung tim berjuluk Singo Edan sejak lama.

Saat hari H, ia pun berangkat menuju stadion Kanjuruhan. Dengan atribut Arema dan tiket yang sudah di tangan, ia siap memberikan dukungan terbaik kepada Dendi Santoso cs.

Namun, sesampainya di Stadion Kanjuruhan, Mochammad Iswanul Munir, mendapat perasaan tidak nyaman.

Ribuan Aremania yang berbondong-bondong masuk ke stadion membuat membuatnya berpikir dua kali untuk masuk.

Setelah berpikir sejenak, ia memutuskan percaya dengan perasaannya tadi.

Lalu, Mochamad Iswanul Munir mengurungkan diri masuk ke dalam stadion dan memilih menonton laga melalui videotron yang ada di parkiran stadion.

"Waktu kejadian saya ada di sini (area parkir Stadion Kanjuruhan) cuma tidak lihat ke dalam. Soalnya merasa bakalan chaos," ucap pria yang biasa disapa Munir tersebut kepada Kompas.com.

"Emang sengaja aku lihat di megatron aja. Sudah bawa tiket juga tapi tidak ingin masuk. Soalnya pengalaman 2018 lawan Persib aku di dalam ya kena gas air mata juga," tuturnya menambahkan.

Munir selamat dari tragedi karena mengikuti naluri. Setelah pertandingan selesai, terjadi kekacauan di dalam stadion karena tembakan gas air mata.

Puluhan ribu Aremania di dalam stadion panik menghindari gas yang membuat perih mata dan mengganggu saluran pernapasan.

Beberapa suporter terjatuh dan terinjak-injak karena kehilangan kesadaran. Sementara, jalur evakuasi keluar juga macet karena suporter berjubel diserang kepanikan.

Mochammad Iswanul Munir yang masih berada di area stadion pun mengatakan situasi di luar stadion tidak kalah mencekam.

Banyak jeritan wanita, tangis anak-anak, diselingi letupan tembakan gas air mata.

"Banyak yang keluar anak-anak kecil. Aku banyak nolongin anak-anak kecil dan ibunya," ujar mahasiswa tingkat akhir itu berkisah.

"Aku taruh di pos, kukasih air untuk cuci muka. Ada ibu-ibu yang bawa anak sudah sesak napas. Aku taruh di dekat pos karena lebih steril waktu itu. "

"Tidak lama barracuda mau nganter pemain Persebaya itu juga ada tembakan gas air mata lebih parah dari dalam. Barracuda tidak bisa lewat," tuturnya lagi.

Namun, saat masuk ke dalam stadion ia dihadapkan pemandangan yang tidak bisa dilupakan seumur hidupnya.

"Aku ikut evakuasi sampai pagi, mengangkat jenazah yang ada di stadion bersama teman-teman untuk dibawa ke rumah sakit. Saya bersama TNI juga diajak menyisir ke tribun," tuturnya.

Saat melakukan evakuasi korban di dalam stadion muncul banyak pertanyaan dalam benaknya.

Hal yang paling mengganggu pikirannya adalah penggunaan kembali gas air mata untuk membubarkan massa.

Padahal pihak keamanan juga sudah tahu sendiri keterkaitan gas air mata terhadap terciptanya kepanikan di Stadion Kanjuruhan pada tahun 2018 saat Arema FC melawan Persib Bandung.

Pada saat itu gas air mata yang ditembakkan menciptakan kepanikan sehingga menimbulkan satu korban jiwa. Puluhan Aremania juga mengalami sesak napas dan kehilangan kesadaran.

"Aku masih heran kenapa harus pakai gas air mata, itu aja. Soalnya ada yang lebih bisa menyelesaikan, tidak harus pakai air mata misal pakai water cannon. Kejam sekali itu," ucap Mochammad Iswanul Munir.

Rasa simpati terhadap korban membuat Mochammad Iswanul Munir berharap kasus tragedi Kanjuruhan ini bisa diusut tuntas sampai keakar-akarnya.

Ia ingin seluruh pelaku ikut bertanggung jawab atas hilangnya nyawa 135 orang, bukan hanya pucuk pemegang keputusan.

"Tanggung jawab dari 'trouble maker-nya'. Intinya kok sampai hari ini tersangkanya juga itu aja, mana katanya bertambah enggak ada sampai hari ini," ujar pria yang hobi otomotif tersebut.

Ia berharap tragedi ini menjadi pelajaran bersama, sebagai bahan renungan dan evaluasi untuk memperbaiki sepak bola Indonesia di masa depan.

Kejadian serupa diharapkannya tidak terjadi kembali. Karena, tidak ada nyawa yang sebanding dengan sepak bola.

"Aku tidak trauma. Tetap nonton Arema. Arema ya Arema. Terkait kejadian ini harus tetap diusut tuntas untuk keadilan," ucapnya.

"Tidak ada rasa benci atau trauma karena memang 135 korban bisa dikatakan pembunuhan, tapi dinamakan takdir juga, kita tidak ada yang tahu. Mau bagaimana lagi juga kuasa-Nya Allah, tidak bisa mengelak juga," katanya mengakhiri.

https://bola.kompas.com/read/2023/01/07/04200028/kisah-penyintas-tragedi-kanjuruhan--diselamatkan-naluri-evakuasi-hingga-pagi

Terkini Lainnya

Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Liga Indonesia
Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Liga Inggris
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

Internasional
Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Internasional
IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

Sports
Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Liga Inggris
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Liga Italia
Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke