Ia mengatakan, kejadian seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya sehingga ia meyakini genangan ini tidak terjadi karena faktor drainase maupun kesalahan perawatan.
Bahkan, ia mengklaim sudah melibatkan tim ahli dalam masalah perawatan lapangan dan drainasenya.
"Perawatan rumput masih standar sesuai versi kami. Kami selalu koordinasi dengan tim dokter/ahli (rumput)," ujar pria yang biasa disapa Ginda itu.
"Selama ini, saat Piala Presiden dan Liga 2 juga tidak ada masalah. Itu yang kami pertanyakan," katanya.
Ginda Ferachtriawan merasa genangan ini disebabkan murni karena curah hujan yang cukup tinggi.
Saat hujan terjadi, ia pun berinisiatif menghubungi beberapa koleganya untuk membandingkannya dengan lapangan di beberapa wilayah.
Hasilnya memang pada beberapa titik terjadi genangan air yang cukup parah.
"Tadi ya memang karena hujannya yang intensitasnya terlalu tinggi, tapi bukan kami yang bisa menyimpulkan," katanya.
Selain itu, saat kejadian, ia merasa drainase Stadion Manahan juga berjalan dengan cukup baik.
Namun, curah hujan yang sangat tinggi membuat perlu waktu yang lebih sampai air benar-benar surut.
"Bisa kami sampaikan di pertandingan yang hujannya cukup deras pun sebenarnya tinggal tunggu waktu saja sih, tetapi kan kita tahu keputusan menunda atau menghentikan pertandingan ini ranahnya bukan di kami," terang pria berkacamata itu.
"Drainasenya aman menurut kami, bisa dilihat di menit terakhir sebelum saya dipanggil, sudah tidak ada genangan sama sekali. Sempat dites oleh wasit dan dites oleh kedua tim, tetapi yang memutuskan kan bukan pihak kami," katanya.
Meskipun demikian, kejadian ini dianggap sebagai kasus baru yang harus mendapatkan perhatian. Ginda pun akan melakukan tindak lanjut untuk menyempurnakan Stadion Manahan ke depannya.
"Yang jelas secara drainase kami menganggap masih tahap yang bisa dimaklumi, tetapi kalau memang memerlukan perbaikan, kami sampaikan kepada dinas terkait," katanya.
https://bola.kompas.com/read/2022/12/24/18000038/penjelasan-panpel-soal-genangan-air-di-manahan-solo-saat-pss-vs-persija