MALANG, KOMPAS.com - Suporter Arema, Aremania, dan masyarakat kembali menggelar aksi damai serempak turun ke jalan bertajuk "Hitamkan Malang" atau Malang Black Sunday, Minggu (4/11/2022) siang.
Aksi damai ini merupakan kelanjutan dari perjuangan mereka menuntut keadilan atas tragedi Stadion Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.
Sama seperti aksi sebelumnya, inisiatif ini berasal dari koordinasi wilayah suporter Arema FC yang ada di Malang Raya. Dengan mengenakan pakaian bernuansa hitam, mereka menduduki poros-poros penting kota.
Aksi damai yang dilakukan ini mengakibatkan kemacetan panjang, terutama di jalan arteri keluar masuk Kota Malang dari daerah lain.
Situasi di dalam kota pun tidak jauh berbeda, beberapa jalan-jalan sibuk juga "diduduki" untuk sejenak menghentikan aktivitas para pengguna jalan.
Kemacetan ini tidak serta-merta diciptakan sebagai luapan kekecewaan atau kemarahan. Menurut Aremania dan masyarakat yang terlibat aksi, ada makna lebih di dalamnya.
Melalui aksi damai mingguan ini Aremania dan masyarakat ingin mengajak semua untuk ikut mengingat bahwa keadilan untuk 135 korban tragedi Kanjuruhan masih macet, alias jalan di tempat.
Dua bulan lebih proses pengusutan tragedi dirasa mereka berjalan setengah hati tanpa ada hasil yang pasti.
"Untuk semua pengemudi dan pemakai jalan kami memohon maaf apabila mengganggu kelancarannya. Yang kami harapkan adalah dukungan kalian semua untuk mengusut tuntas peristiwa Kanjuruhan," demikian orasi dari salah satu peserta aksi damai di titik Jalan Ciliwung, Kota Malang.
Kemacetan jalan yang diciptakan juga menjadi sindiran keras terhadap tersendatnya penegakan hukum di Indonesia.
Mereka yang terlibat aksi ini merasa bahwa dua bulan kasus berjalan, namun situasinya terus berlarut-larut tanpa ujung yang jelas.
"10 jenderal tidak sebanding dengan korban yang berjatuhan di Kanjuruhan. Tujuan kita ke sini adalah untuk memperjuangkan dan mengawal penyusutan tuntas peristiwa Kanjuruhan," begitu bunyo orasi lain yang diserukan peserta aksi.
Meskipun demikian, Aremania dan masyarakat selalu saling mengingatkan bahwa kemacetan ini tidak dimaksudkan untuk tujuan destruktif.
Mereka pun saling mengawasi satu sama lain dan melaporkan jika ada tindakan di luar aksi damai.
"Yang perlu kita ingatkan, aksi kami aksi damai tanpa rusuh, tanpa penyusup. Insya Allah kita aman. Tidak akan ada aksi-aksi yang berbuat rusuh," kata seorang peserta aksi.
https://bola.kompas.com/read/2022/12/04/20200018/aremania-hitamkan-malang--ada-sindiran-di-balik-kemacetan