KOMPAS.com - Penyerang timnas Uruguay Luis Suarez seolah berganti peran menjadi kiper ketika melawan Ghana pada perempat final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Momen bersejarah itu terjadi saat laga Uruguay vs Ghana yang digelar di Stadion Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan, pada 2 Juli 2010, memasuki menit akhir babak tambahan waktu atau extra time.
Pertandingan sengit antara Uruguay dan Ghana dilanjutkan ke babak tambahan waktu setelah kedua tim bermain imbang 1-1 pada waktu normal 90 menit.
Ghana mencetak gol lewat sepakan jarak jauh Sulley Muntari pada menit ke-45+1. Lalu, Uruguay menyamakan kedudukan lewat eksekusi tendangan bebas Diego Forlan pada menit ke-54.
Setelah bermain imbang pada waktu normal, Uruguay dan Ghana kembali menampilkan pertandingan sengit ketika memasuki babak tambahan waktu 2x15 menit.
Uruguay beberapa kali menciptakan peluang untuk mencetak gol. Demikian juga dengan Ghana yang seolah bertanding di negara sendiri berkat dukungan publik Benua Afrika.
Namun, kedua tim tak kunjung mencetak gol hingga memasuki menit-menit akhir babak tambahan waktu.
Momen krusial untuk timnas Ghana baru lahir ketika babak tambahan waktu memasuki menit ke-30.
Tendangan bebas bek Ghana John Pantsil menciptakan kemelut di depan gawang kawalan kiper Uruguay, Fernando Muslera.
Lalu, pemain nomor 18 Ghana, Dominic Adiyiah, dengan sigap menyambar bola dengan kepala dan mengarahkannnya ke gawang Uruguay.
Situasi itulah yang kemudian memaksa Luis Suarez menjadi "kiper" dadakan bagi skuad Biru Langit.
Luis Suarez menghalau bola hasil sundulan Dominic Adiyiah dengan tangannya.
Cara itu tentu melanggar hukum pertandingan sepak bola sehingga wasit langsung meniup peluit dan memberikan kartu merah kepada Luis Suarez.
Di sisi lain, Ghana mendapat hadiah penalti dan berpeluang memastikan kemenangan untuk melaju ke semifinal Piala Dunia 2010.
Sebelum eksekusi penalti dilakukan, takdir kemenangan seperti ada dalam genggaman Ghana.
Luis Suarez yang melakukan tindakan terlarang untuk menyelamatkan timnya dari kebobolan pun tertunduk sambil menutup mata saat berjalan meninggalkan lapangan.
Namun, ekspresi penyesalan Suarez seketika berubah menjadi ledakan kegembiraan.
Di lapangan, Asamoah Gyan gagal memanfaatkan penalti menjadi gol. Bola hasil sepakannya melambung tinggi setelah mengenai mistar gawang.
Setelah itu, wasit meniup peluit tanda babak tambahan waktu usai. Alhasil, laga Uruguay vs Ghana harus ditentukan lewat adu penalti.
Uruguay yang sebelumnya berada di ujung tanduk, berhasil membalikkan situasi saat melakoni adu penalti. Mereka unggul 4-2 atas Ghana sehingga dipastikan meraih kemenangan dan lolos ke semifinal.
Perjalanan timnas Uruguay ke semifinal Piala Dunia 2010 hingga kini selalu diingat bersamaan dengan aksi Luis Suarez yang menjadi "kiper" dadakan.
Uruguay belum tentu bisa mencapai semifinal jika Luis Suarez tidak mengambil risiko dengan melanggar peraturan yang seharusnya dipatuhi demi menjaga nilai fair play dalam pertandingan sepak bola, apalagi di panggung sesakral Piala Dunia.
Terlepas dari perdebatan di balik tindakan Luis Suarez, Uruguay tetap berhak melaju ke semifinal Piala Dunia 2010.
Mereka sudah ditunggu Belanda yang lolos ke semifinal seusai mengalahkan Tim Samba, Brasil.
Sementara itu, Ghana gagal melanjutkan mimpi besar sebagai satu-satunya wakil Benua Afrika yang tersisa hingga fase gugur Piala Dunia 2010.
Dari enam wakil Benua Afrika yang tampil pada Piala Dunia 2010, hanya Ghana yang lolos dari fase grup.
Ghana juga berhasil mencapai perempat final Piala Dunia pertama dalam sejarah mereka.
Namun, Ghana gagal melanjutkan perjalanan impresif tersebut dan hanya bisa memetik pelajaran pahit dari peristiwa yang terjadi akibat aksi "kiper" dadakan Luis Suarez.
https://bola.kompas.com/read/2022/11/06/16000068/14-hari-jelang-piala-dunia-2022--saat-luis-suarez-jadi-kiper-dadakan-