Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

38 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Kisah Serangan Ludah Rijkaard kepada Voeller

KOMPAS.com - Piala Dunia 1990 Italia menyisakan cerita menarik yang termanifestasi dalam konflik antara Frank Rijkaard (Belanda) dan Rudi Voeller (Jerman Barat).

Keduanya berjibaku di lapangan hijau yang berujung pada serangan ludah Rijkaard ke Voeller. Seperti apa kisahnya?

Insiden antara Rijkaard dan Voeller bermula ketika Belanda dan Jerman Barat sama-sama lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 1990 di Italia.

Belanda melaju sebagai salah satu dari empat tim peringkat ketiga terbaik, sedangkan Jerman Barat berstatus juara Grup D.

Pertandingan Jerman Barat vs Belanda pada babak 16 besar kala itu digelar di Stadion San Siro, Milan, Italia, pada 24 Juni 1990.

Suasana gerah sudah terasa sebelum laga dimulai. Suporter kedua kesebelasan saling mengejek akibat sentimen masa lalu.

Laga bertambah panas ketika Frank Rijkaard melancarkan tekel keras kepada Rudi Voeller pada menit ke-21.

Bek Belanda itu pun langsung diganjar kartu kuning oleh wasit yang bertugas, Juan Carlos Loustau, asal Argentina.

Aksi Rijkaard ternyata tak cuma sampai di situ. Setelah menerima peringatan dari wasit, sambil berlari, Rijkaard meludahi kepala bagian belakang Voeller.

Voeller menyadari perilaku Rijkaard dan berusaha mengadu ke wasit, tetapi malah kartu kuning yang dia dapat karena dianggap bereaksi berlebihan.

Satu menit berselang, Jerman mengeksekusi tendangan bebas yang bermula dari pelanggaran Rijkaard terhadap Voeller.

Free kick diambil oleh Andreas Brehme. Bola meluncur ke kotak penalti Belanda dan Voeller berusaha menyambutnya.

Namun, upaya sang striker tak berhasil karena bola lebih dulu jatuh ke pelukan penjaga gawang Belanda Hans van Breukelen.

Lantaran jarak yang sudah dekat, Voeller berusaha melakukan apa pun yang dia bisa untuk menghindari tabrakan dengan Van Breukelen.

Dalam kondisi terduduk di depan gawang Belanda, Voeller didatangi Rijkaard. Keduanya lalu terlibat adu mulut usai Rijkaard melakukan provokasi.

Perselisihan makin menjadi ketika Van Breukelen juga marah-marah ke Voeller, yang justru memperkeruh keadaan.

Penyerang timnas Jerman Barat Juergen Klinsmann coba mendamaikan situasi dengan menarik Voeller menjauh dari Rijkaard.

Rijkaard dan Voeller akhirnya diusir keluar lapangan oleh wasit. Keduanya mendapat hukuman kartu merah.

Voeller berjalan santai sembari bertolak pinggang saat meninggalkan lapangan. Pada momen tersebut, Rijkaard kembali meludahi rambut Voeller.

Voeller tersentak. Dia langsung menoleh ke arah Rijkaard yang berlari mendahuluinya menuju lorong pemain.

Setelah itu, Voeller menyeka rambutnya dan berlari kecil untuk menyusul Rijkaard yang sedang dikawal ofisial timnas Belanda.

Alih-alih membalas, Voeller justru melewati Rijkaard begitu saja tanpa beraksi apa pun terhadap lawannya itu.

"Apa yang dilakukan Rijkaard jelas tidak terpuji, tetapi seharusnya saya bisa melanjutkan pertandingan," kata Voeller dalam wawancara dengan Four Four Two, dikutip dari The Guardian, Kamis (13/10/2022).

"Saya masih tidak mengerti mengapa wasit mengusir saya keluar. Mungkin alasan itu tidak akan terungkap dan ia bawa sampai ke liang kubur,” ucap Voeller menambahkan.

Pertandingan berakhir dengan skor 2-1 kemenangan untuk Jerman. Rudi Voeller dkk terus melaju hingga akhirnya menjadi juara Piala Dunia 1990 usai menaklukkan Argentina 1-0 di partai puncak.

Perselisihan Rijkaard dan Voeller berujung damai dengan mentega

Beberapa bulan setelah insiden tersebut, Rijkaard mengaku salah dan sudah meminta maaf kepada Voeller. 

Dia mengaku sedang kacau karena tekanan pertandingan dan stres akibat pernikahannya hancur saat itu.

"Hari itu saya salah. Tidak ada penghinaan. Saya selalu sangat menghormati Rudi Voeller. Tapi saya mengamuk saat melihat kartu merah itu," kata Rijkaard.

"Saya berbicara dengannya setelah pertandingan dan saya meminta maaf. Saya sangat senang dia menerima. Aku tidak punya firasat buruk tentang dia sekarang," imbuhnya.

"Kami bahkan berpose untuk iklan yang sangat lucu bertahun-tahun kemudian," tutur pria yang saat ini berusia 60 tahun itu.

Pada 1996, sebuah perusahaan mentega Belanda mengajak Rijkaard dan Voeller untuk menjadi bintang iklan dengan tagline "Everything in Butter Again" yang dalam ungkapan Jerman berarti "semuanya baik kembali".

https://bola.kompas.com/read/2022/10/13/19000058/38-hari-jelang-piala-dunia-2022-kisah-serangan-ludah-rijkaard-kepada-voeller

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke