Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

58 Hari Jelang Piala Dunia, Cerita Pilu di Balik "Komedi" Tendangan Bebas ala Zaire

KOMPAS.com - Piala Dunia 1974 di Jerman Barat menghadirkan kejutan usai sejumlah tim papan atas gagal lolos seperti Perancis, Inggris, Portugal, dan Spanyol. 

Di sisi lain, ada tiga negara yang memulai debutnya di Piala Dunia 1974 yaitu Australia, Haiti, dan Zaire (sekarang dikenal dengan Republik Demokratik Kongo). 

Berbeda dengan Australia dan Haiti, Zaire saat itu menjadi sorotan karena aksi salah satu pemainnya yaitu Mwepu Ilunga. 

Kala itu Zaire tergabung di Grup 2 Piala Dunia 1974 bersama Brasil yang berstatus juara bertahan, Yugoslavia, dan Skotlandia. 

Zaire melawan Brasil pada pertandingan terakhir Grup 2 yang berlangsung di Parkstadion, Gelsenkirchen, 22 Juni 1974. 

Brasil sudah memimpin 2-0 lewat gol Jairzinho dan Rivellino sebelum wasit Nicolae Rainea memberikan hadiah free kick atau tendangan bebas untuk tim berjuluk Selecao tersebut. 

Adapun skor itu sudah cukup mengantarkan Brasil lolos ke babak kedua Piala Dunia 1974. Sementara itu, Zaire dipastikan tersingkir karena telah kalah dari Skotlandia dan Yugoslavia. 

Wasit sudah meniup peluit dan Jairzinho serta Rivellino bersiap mengambil tendangan bebas ketika Mwepu Ilunga tiba-tiba melakukan aksi "komedi". 

Mwepu Ilunga yang sejatinya merupakan bagian dari pagar betis atau tembok pertahanan Zaire berlari dan menendang bola.

Ulah Mwepu Ilunga menjadi bahan ejekan dan memunculkan anggapan bahwa Afrika tidak mengerti peraturan sepak bola.

Namun, faktanya aksi Mwepu Ilunga merupakan puncak dari rasa frustrasi akibat tekanan dari pemerintahan Joseph-Desire Mobutu atau dikenal Mobutu Sese Seko. 

"Saya melakukannya dengan sengaja," kata Mwepu Ilunga dalam sebuah wawancara pada tahun 2010, sebagaimana dilansir dari The Guardian.

"Saya mengetahui peraturan sepak bola. Saya tidak punya alasan untuk terus terluka, sedangkan mereka yang mendapat keuntungan finansial duduk di teras menonton," ujarnya. 

"Saya tahu aturannya dengan sangat baik, tetapi wasit cukup baik dan hanya memberi saya kartu kuning," tutur Mwepu Ilunga. 

Mobutu diketahui mengatur kebijakan sepak bola di Zaire. Dia memulangkan pemain yang sempat pindah ke Belgia dan menginvestasikan dana guna pengembangan sepak bola. 

Keberhasilan Zaire lolos ke putaran final Piala Dunia 1974 membuat Mobutu senang. Dia memberikan hadiah rumah dan mobil Volkswagen warna hijau untuk masing-masing pemain. 

Zaire pun mengawali kiprah di Piala Dunia 1974 melawan Skotlandia di Westfalenstadion (saat ini Signal Iduna Park) di Dortmund yang berakhir kekalahan 0-2. 

Namun, menjelang laga kedua melawan Yugoslavia, para pemain Zaire menyadari bahwa mereka tidak mendapatkan bayaran yang dijanjikan.

Hal itu membuat beberapa pemain memberontak dan menolak bertanding melawan Yugoslavia.

Seorang mantan pemain menyatakan bahwa pihak penyelenggara memberi 3.000 Deutsche Mark (mata uang Jerman Barat kala itu) agar Zaire tetap berpatisipasi dan tidak mencoreng citra Piala Dunia. 

Hal tersebut menodai reputasi Zaire dan memengaruhi performa tim berjuluk Leopard itu ketika melawan Yugoslavia. Saat laga baru berjalan 20 menit, Yugoslavia sudah unggul 3 gol.

Pelatih Zaire, Blagoje Vidinic, lalu menarik kiper Kazadi Mwamba dan menggantikannya dengan Dimbi Tubilandu. Namun, pergantian itu tidak membuahkan hasil dan Zaire kalah telak 0-9. 

Kekalahan itu membuat keadaan semakin runyam. Mobutu lantas mengirim pengawal presiden untuk mengancam tim. Jika kalah empat gol atau lebih dari Brasil, para pemain tidak diizinkan kembali ke Zaire. 

Hal itulah yang mendorong Mwepu Ilunga melakukan tendangan bebasnya saat melawan Brasil. Dia berniat mengulur waktu agar timnya tidak kebobolan lebih banyak. 

Walau tidak sampai kebobolan empat kali, Zaire pada akhirnya menelan kekalahan 0-3 setelah Valdimoro mencetak gol pada menit ke-79. 

Timnas Zaire pun diizinkan pulang, tetapi ditelantarkan oleh pemerintah. Mobutu memotong dana sepak bola dan menghabiskan uang negara untuk menjadi tuan rumah tinju 'Rumble in the Jungle' antara Muhammad Ali dan George Foreman. 

Skuad Zaire di Piala Dunia 1974 pun terlupakan dan banyak yang jatuh dalam lubang kemiskinan.

Kiper Kazadi Mwamba yang memenangi Africa Cup of Nations 1968 dan 1974, dikabarkan meninggal tanpa uang sepeser pun pada tahun 1996. 

Sementara itu, penyerang Ricky Mavuba akhirnya tinggal di Perancis sebagai pengungsi di mana dia meninggal pada tahun 1997.

Pada tahun yang sama, Mobutu melarikan diri dari Zaire setelah menyeret negara itu dalam kekacauan ekonomi dan sosial sebelum meninggal pada 7 September 1997. 

Adapun Mwepu Ilunga sempat bekerja sebagai asisten pelatih DR Kongo, Florent Ibenge, di Piala Afrika 2015. Dia meninggal pada 8 Mei 2015. 

https://bola.kompas.com/read/2022/09/23/20200088/58-hari-jelang-piala-dunia-cerita-pilu-di-balik-komedi-tendangan-bebas-ala-zaire

Terkini Lainnya

Hasil Spain Masters 2024: Rehan/Lisa Menangi Duel Merah Putih, 6 Wakil Indonesia ke QF

Hasil Spain Masters 2024: Rehan/Lisa Menangi Duel Merah Putih, 6 Wakil Indonesia ke QF

Badminton
Bali United Vs Persija, Ada Permintaan untuk Suporter Bali United

Bali United Vs Persija, Ada Permintaan untuk Suporter Bali United

Liga Indonesia
Sandro Tonali Didakwa 50 Kali Melanggar Aturan Judi FA dalam 3 Bulan

Sandro Tonali Didakwa 50 Kali Melanggar Aturan Judi FA dalam 3 Bulan

Liga Inggris
Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Tambah Amunisi Baru

Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Tambah Amunisi Baru

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Yakin Level Timnas Indonesia Akan Terus Berkembang

Shin Tae-yong Yakin Level Timnas Indonesia Akan Terus Berkembang

Timnas Indonesia
Hasil Persib Bandung Vs Bhayangkara FC 0-0, Bojan Hodak Frustrasi

Hasil Persib Bandung Vs Bhayangkara FC 0-0, Bojan Hodak Frustrasi

Liga Indonesia
Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

Internasional
Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

Liga Indonesia
Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Liga Indonesia
Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Liga Indonesia
SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Liga Indonesia
Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Liga Indonesia
AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

Liga Italia
Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke