Terdapat beberapa nama pelatih yang bersinar lebih terang daripada para pesaingnya dalam 29 musim bergulirnya kasta tertinggi Liga Jepang.
Hal itu bisa dilihat dari penghargaan yang diberikan pihak penyelenggara melalui J League Awards tiap tahunnya.
Sejak 1993, J League sudah memberikan gelar kepada pelatih terbaik lewat penghargaan Manager of the Year.
Biasanya, pemenang penghargaan ini adalah pelatih yang bisa membawa timnya juara kasta teratas J League, meski tak selalu demikian.
Hal tersebut terjadi sampai tahun 2017 saat J League membuat penghargaan baru bernama Manager of the J League Champion.
Penghargaan itu ditujukan bagi pelatih yang membawa timnya juara.
Penghargaan itu juga sekaligus untuk membedakan dengan pelatih yang mendapatkan gelar Manager of the Year.
Hampir tiga dekade berjalan, ada 21 pelatih yang pernah mendapatkan gelar ini.
Mulai dari Yasutaro Matsuki yang meraih dua gelar dalam dua musim pertama J League, Arsene Wenger bersama Nagoya Grampus, hingga musim lalu Ricardo Rodriguez yang membesut Urawa Red Diamonds musim lalu.
Meski begitu, hanya ada dua pelatih yang pernah merebut gelar ini tiga kali, alias bisa dibilang sebagai pelatih tersukses J League sepanjang sejarah.
Pelatih pertama yang meraih gelar Manager of the Year tiga kali adalah pelatih asal Brasil, Oswaldo de Oliveira, yang membukukannya tiga musim beruntun pada 2007, 2008, dan 2009. Ia saat itu melatih Kashima Antlers.
Lahir di Rio de Janeiro, Oswaldo de Oliveira mulai meniti karier sebagai pelatih dengan menukangi Corinthians pada 1999.
Ia menggantikan posisi Wanderlei Luxemburgo yang menjadi pelatih timnas Brasil.
De Oliveira lalu melatih banyak tim besar Liga Brasil seperti Vasco da Gama, Fluminense, Sao Paulo, Flamengo, Santos, hingga Cruzeiro.
Oswaldo de Oliveira kemudian mencoba peruntungannya di luar Brasil dengan bergabung bersama Kashima Antlers pada 2007.
Dia menggantikan posisi yang sebelumnya diisi pelatih asal Brasil lainnya, Paulo Autuori.
Tak butuh waktu lama, Kashima Antlers yang musim sebelumnya hanya ada di posisi keenam klasemen akhir dibawanya menjadi juara J League 2007.
Prestasi serupa ia ulangi dalam dua musim berikutnya dengan selalu membawa Kashima Antlers juara dan kerap mendapatkan gelar Pelatih Terbaik.
Oswaldo bertahan di Kashima Antlers sampai musim 2011, meski tak pernah lagi jadi juara.
Ia juga sempat kembali ke J League untuk menukangi Urawa Red Diamonds selama satu setengah musim.
Namun, ia gagal membawa timnya menjadi yang terbaik di Liga Jepang.
Total, Oswaldo de Oliveira melakoni 206 laga sebagai pelatih di J League yang tersebar dalam tujuh musim berbeda.
Tercatat, ia memenangi tiga gelar juara J League, dan meraih 364 poin.
Prestasi tiga gelar Manager of the Year milik Oswaldo de Oliveira akhirnya bisa disamai oleh pelatih lain pada 2015.
Raihan itu disamakan oleh pelatih asal Jepang, Hajime Moriyasu.
Setelah sempat berkarier sebagai pemain di J League dan timnas Jepang, Moriyasu mulai jadi pelatih di Sanfrecce Hiroshima pada 2012, klub yang menjadi tempatnya mengawali karier profesional.
Ia membawa Sanfrecce Hiroshima yang hanya ada di peringkat ketujuh musim sebelumnya jadi juara J League musim 2012 serta membuatnya dianugerahi gelar Manager of the Year.
Prestasi serupa ia ulangi musim selanjutnya. Namun, Sanfrecce Hiroshima harus terjerumus sampai posisi kedelapan klasemen akhir J League 2014.
Meski begitu, Moriyasu membawa timnya bangkit pada musim 2015 dengan kembali jadi juara untuk kali ketiga, dan meraih gelar Manager of the Year.
Moriyasu bertahan di Sanfrecce Hiroshima sampai pertengahan 2017 saat ia mengundurkan diri.
Moriyasu kemudian ditunjuk jadi pelatih timnas Jepang dari 2018 sampai sekarang.
Total Moriyasu menjadi nakhoda Sanfrecce Hiroshima 189 kali di J League dalam enam musim. Ia memenangi tiga gelar dan meraih 320 poin dengan rerata 1,69 poin per laga.
Berikut ini adalah deretan penerima penghargaan Manager of the Year dalam sejarah J League:
https://bola.kompas.com/read/2022/09/17/13300058/oswaldo-vs-moriyasu-kisah-2-pelatih-tersukses-j-league-sepanjang-masa