Liga Ukraina Mulai Musim Baru di Tengah Perang

KYIV, KOMPAS.com - Liga Ukraina musim 2022-2023 akhirnya bergulir mulai Senin (22/8/2022) di tengah perang akibat invasi Rusia.

Segera setelah sirene serangan udara berhenti, para pemain Shakhtar Donetsk berlari ke lapangan untuk sesi latihan terakhir mereka pada Senin sebelum Ukraina memulai musim baru yang luar biasa dari liga sepak bola nasionalnya.

Saat tentara Ukraina bertempur melawan pasukan Rusia di timur dan selatan, Shakhtar akan bermain melawan Metalist 1925 dari kota timur Kharkiv yang diperangi dalam pertandingan pembukaan Liga Premier Ukraina, Selasa (23/8/2022).

Pertandingan di Kyiv dimulai sehari sebelum Ukraina menandai enam bulan sejak Rusia menginvasi tetangganya yang lebih kecil dalam perang yang telah menewaskan ribuan orang, jutaan mengungsi, menghancurkan seluruh kota dan masih berkecamuk.

"Ini akan menjadi kompetisi yang unik: Ini akan terjadi selama perang, selama agresi militer, selama pemboman," Andriy Pavelko, kepala Asosiasi Sepak Bola Ukraina, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Pertandingan akan dimainkan tanpa penonton di tribun karena risiko bom dan rudal.

Dua klub papan atas - Desna Chernihiv dan FC Mariupol - digantikan di liga 16 tim setelah stadion mereka dihancurkan dalam pertempuran.

Seluruh masa depan FC Mariupol dipertanyakan setelah Rusia merebut kota kelahiran klub dalam pengepungan brutal selama tiga bulan yang menurut Ukraina menewaskan lebih dari 20.000 penduduk.

Pavelko mengatakan banyak dorongan untuk memulai kembali musim sepak bola dalam situasi yang penuh tantangan datang dari Presiden Volodymyr Zelenskiy dan tentara Ukraina.

Mereka berharap liga akan membantu mengangkat moral nasional.

"Banyak orang di garis depan meminta kami untuk mulai berpikir tentang memulai kembali sepak bola di negara kami," kata Pavelko.

Dia melakukan tur ke Ukraina pada Maret 2022 dan April 2022 untuk meyakinkan presiden klub agar tidak membiarkan tim mereka layu.

"Kompetisi mempersiapkan mereka untuk musim baru," kata Andriy Pavelko.