KOMPAS.com - Pergelaran Piala Dunia 1934 tak lepas dari kontroversi yang melibatkan pemimpin Italia kala itu, Benito Mussolini.
Pada Oktober 1932, Italia menerima tugas sebagai tuan rumah Piala Dunia kedua yang berlangsung pada 27 Mei sampai 10 Juni 1934.
Italia yang saat itu berada di bawah kekuasaan pemimpin fasis Benito Mussolini menyambut baik perhelatan Piala Dunia 1934.
Benito Mussolini memanfaatkan Piala Dunia sebagai propaganda untuk menyebarkan paham fasisme. Diktator berjuluk Il Duce itu ingin menunjukkan kepada dunia citra bangsa Italia yang berani.
Untuk mewujudkan tujuannya, Mussolini dianggap memengaruhi setiap hasil pertandingan Italia di Piala Dunia 1934. Salah satu caranya dengan mendekati wasit.
Adapun timnas Italia saat itu dilatih oleh Vittorio Pozzo. Dia kemudian memanggil oriundi yaitu Luis Monti (Juventus), Raimundo Orsi (Juventus), dan Enrique Guaita (AS Roma).
Oriundi adalah istilah yang merujuk pada imigran atau orang-orang keturunan asli Italia yang menjadi warga negara Italia.
Pozzo saat itu optimistis ketiganya layak membela Azzuri (julukan timnas Italia) dengan mengatakan "Jika mereka bersedia mati untuk Italia, mereka bisa bermain untuk Italia".
Timnas Italia pun memenangi pertandingan pertama mereka di Piala Dunia dengan mengalahkan Amerika Serikat dengan skor 7-1 pada babak 16 besar.
Tren positif Italia berlanjut dengan mengalahkan Spanyol pada perempat final. Kemenangan atas Spanyol mengantarkan Italia melaju ke semifinal dan bertemu Austria yang kala itu difavoritkan menjadi juara.
Di sinilah keterlibatan Benito Mussolini mulai terlihat. Sehari sebelum laga semifinal, Mussolini makan malam bersama Ivan Eklind, wasit asal Swedia yang ditugaskan memimpin pertandingan Italia vs Austria.
Bahkan, salah satu pencetak gol terbanyak sepanjang masa Josef Bican yang kala itu memperkuat Austria sangat meyakini bahwa Ivan Eklind disuap oleh Mussolini.
Italia pada akhirnya mencapai final setelah menang 1-0 berkat gol yang dicetak salah satu oriundi Azzurri, Enrique Guaita.
Campur tangan Mussolini masih berlanjut. Ivan Eklind kembali menjadi pengadil lapangan di Piala Dunia 1934 yang mempertemukan Italia dengan Cekoslowakia.
Seperti halnya menjelang laga semifinal, Mussolini dan Eklind tampak akrab sebelum pertandingan final dimulai. Sang wasit diundang ke area VIP yang ditempati oleh Mussolini.
Di final, Cekoslowakia awalnya memimpin melalui aksi Antonio Puc, tetapi Italia menyamakan kedudukan lewat gol oriundi lainnya yaitu Raimundo Orsi.
Hasil imbang tersebut membuat pertandingan berlanjut ke babak tambahan waktu, sebelum akhirnya Italia memastikan kemenangan 2-1 berkat gol Angelo Schiavio.
Piala Dunia menjadi salah satu alat bagi Benito Mussolini untuk meningkatkan posisinya di dunia, khususnya di depan diktator lain yang juga sekutunya Adolf Hitler.
Oleh karena itu, Mussolini menegaskan bahwa Italia harus menjuarai Piala Dunia 1938 yang berlangsung di Perancis. Dia mengirim telegram sebelum partai final Italia vs Hongaria yang berbunyi "vincere o morire!" yang berarti" menang atau mati".
Italia pada akhirnya berhasil mempertahankan gelar juara Piala Dunia usai mengalahkan Hongaria dengan skor 4-2.
"Saya kebobolan empat gol, tetapi setidaknya saya menyelamatkan 11 nyawa," kata kiper Hongaria saat itu, Antal Szabo, dilansir dari FIFA.
https://bola.kompas.com/read/2022/08/15/05000038/97-hari-jelang-piala-dunia-2022-mussolini-dan-makan-malam-misterius-dengan-wasit