Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

98 Hari Jelang Piala Dunia 2022, Cerita Trio Argentina Bawa Italia Juara

KOMPAS.com - Diego Maradona, Gabriel Batistuta, dan Javier Zanetti mungkin langsung muncul di benak penggemar sepak bola jika berbicara soal kiprah pemain Argentina di Italia.

Ketiga legenda tersebut pernah berkarier di Serie A atau kompetisi tertinggi Liga Italia. Diego Maradona menghabiskan tujuh musim di Napoli pada 1984-1991.

Sementara, Gabriel Batistuta berseragam Fiorentina selama sembilan tahun sejak 1991-2000, sebelum pindah ke AS Roma dan Inter Milan. 

Adapun Javier Zanetti menghabiskan sebagian besar kariernya bersama Inter Milan dari tahun 1995 hingga memutuskan gantung sepatu alias pensiun pada 2014. 

Maradona, Batistuta, dan Zanetti memang melegenda di Italia. Namun, jika menjelajah masa lalu, ada pemain Argentina yang lebih dulu menginjakkan kaki di negara tersebut. 

Bahkan, 50 tahun sebelum Maradona mendarat di Napoli, ada tiga pemain Argentina yang berhasil mengantarkan Italia menjuarai Piala Dunia 1934. 

Dari tiga nama di atas, Luis Monti menjadi satu-satunya pemain yang tampil pada dua edisi Piala Dunia beruntun dengan negara berbeda. 

Luis Monti merupakan salah satu pemain kunci dalam perjalanan Argentina ke final Piala Dunia 1930, meskipun akhirnya takluk 2-4 dari Uruguay. 

Empat tahun kemudian, dia dipanggil untuk membela timnas Italia dan membawa tim berjuluk Azzurri itu juara Piala Dunia 1934.

Pada masa itu, FIFA belum terlalu ketat memberlakukan aturan soal perpindahan warga negara, sehingga banyak ditemui seorang pemain yang pernah membela lebih dari satu tim nasional.

Adapun Raimundo Orsi dan Enrique Guaita membawa Argentina menjuarai South America Football Championship (saat ini Copa America), masing-masing pada tahun 1927 dan 1937. 

Dilansir dari The Gentleman Ultra, saat itu seorang pemain yang sudah bermain untuk satu tim nasional bisa membela negara lain. Barulah pada awal 1960-an regulasi itu diubah. 

Lantas, bagaimana awal mula trio Argentina Luis Monti, Raimundo Orsi, dan Enrique Guaita bisa membela Italia di Piala Dunia 1934? 

Semuanya dimulai ketika migrasi massal orang Italia pada tahun 1861 ke ibu kota Argentina, Buenos Aires. Hal itu menyebabkan budaya dan bahasa Italia menguasai Argentina.

Namun, ketidakstabilan politik dan ekonomi yang disebabkan kudeta Argentina pada 1930-an mendorong banyak orang mencari tempat tinggal baru. Bagi pesepak bola, Italia menawarkan prospek karier yang bagus. 

Selama periode tersebut, Italia berada di bawah kekuasaan pemimpin fasis Benito Mussolini. Dialah tokoh utama di balik terselenggaranya Piala Dunia 1934 meskipun Italia belum pernah tampil di turnamen bergengsi itu. 

Timnas Italia saat itu dilatih oleh Vittorio Pozzo. Untuk memuluskan jalan Italia juara Piala Dunia, Pozzo memanggil oriundi yaitu Luis Monti, Raimundo Orsi, dan Enrique Guaita. 

Oriundi adalah istilah yang merujuk pada imigran atau orang-orang keturunan asli Italia yang menjadi warga negara Italia.

Pozzo saat itu optimistis ketiganya layak membela Azzuri dengan mengatakan "Jika mereka bersedia mati untuk Italia, mereka bisa bermain untuk Italia". 

Raimundo Orsi yang lahir dari orang tua Italia di Avellaneda, Argentina, menjalani karier sukses bersama Juventus sejak bergabung pada 1928.

Dia salah satu pemain bintang tim berjuluk La Vecchia Signora atau Si Nyonya Besar itu dengan mencetak 77 gol dari 177 laga. 

Dua tahun setelahnya, Luis Monti yang lahir di Buenos Aires pada 1901 dan punya nenek moyang dari wilayah Emilia-Romagna, menandatangani kontrak di Juventus pada 1930.

Bersama Raimundo Orsi, Luis Monti membantu Juventus meraih empat gelar Liga Italia secara berturut-turut pada 1931-1932, 1932-1933, 1933-1934, dan 1934-1935. 

Adapun Enrique Guaita pindah ke Italia pada 1933 dan bergabung dengan AS Roma. Dia mengakhiri musim 1934-1935 sebagai capocannoniere atau pencetak gol terbanyak Liga Italia dengan 28 gol. 

Ketiga oriundi itu membuktikan kelayakan mereka dengan berkontribusi dalam perjalanan Italia ke final Piala Dunia 1934.

Monti dipuji berkat penampilannya di semifinal. Ia mengawal striker tajam Austria, Matthias Sindelar.

Sementara itu, Enrique Guaita menjadi pahlawan kemenangan Italia di semifinal dengan mencetak satu-satunya gol dan membawa Azzurri ke partai puncak. 

Di final saat melawan Cekoslowakia, Raimundo Orsi mencetak gol penyama kedudukan dan memaksa pertandingan berlanjut hingga perpanjangan waktu sebelum kemudian gol Angelo Schiavio membawa Italia menang 2-1 dan menjadi juara.

Namun, ketiga oriundi itu dikabarkan tidak menerima penghargaan yang layak meski berhasil membawa Italia juara Piala Dunia 1934.

The Gentleman Ultra menuliskan bahwa mereka tidak mendapatkan medali khusus yang diberikan oleh Benito Mussolini. 

Setelah Piala Dunia, Monti tinggal di Italia dan memulai karier sebagai pelatih Juventus, tetapi Orsi dan Guaita pindah kembali ke Argentina pada tahun 1935. 

https://bola.kompas.com/read/2022/08/14/06000018/98-hari-jelang-piala-dunia-2022-cerita-trio-argentina-bawa-italia-juara

Terkini Lainnya

Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Liga Inggris
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

Internasional
Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Internasional
IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

Sports
Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Liga Inggris
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Liga Italia
Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

Sports
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke