KOMPAS.com – Laju PSIS Semarang yang sempat bermain menjanjikan sepanjang Piala Presiden 2022 harus terhenti di semifinal.
Pada pertandingan leg kedua semifinal, PSIS kalah lagi 1-2 dari Arema FC di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Senin (11/7/2022) sore.
Tim berjuluk Laskar Mahesa Jenar kalah agregat 1-4 dari Arema FC dalam dua leg.
Pelatih PSIS Semarang Sergio Alexandre menilai penampilan tim masih sama seperti leg pertama. Taisei Marukawa dkk tampil ofensif dan coba mengurung pertahanan Arema FC sejak menit pertama.
Namun, momen penentu pertandingan ada pada gol pemecah kebuntuan. Dalam dua leg, gol pembuka selalu datang dari Arema FC, bukan dari timnya yang mengambil inisiatif menyerang.
Hal tersebut semakin menjadi masalah untuk PSIS Semarang karena kesulitan mengonversi peluang yang ada.
“Kami sudah menghadapi Arema dua kali, yaitu di Semarang dan di sini [Malang]. Di Semarang, seandainya kita bisa mencetak gol di babak pertama, situasinya akan berbeda. Begitu pula yang akan terjadi apabila kita mencetak gol lebih dulu,” ungkap pelatih adal Brasil.
Apabila di leg pertama PSIS Semarang membuang-buang sejumlah peluang emas, di leg kedua ini dia memuji kiper Arema FC Adilson Maringa.
Menurutnya, kalau bukan karena kiper dengan tinggi badan 194cm, tim bisa mencetak gol pembuka di leg kedua.
“Arema yang mencetak gol lebih dulu. Oleh karena itu, Arema memanfaatkan kesempatan itu untuk lolos ke final,” ujar pelatih berusia 55 tahun
“Perbedaannya ada pada siapa yang menyelesaikan peluang dengan baik, itu yang bisa mendapatkan kesempatan lolos ke final,” imbuhnya.
Sergio Alexandre sama sekali tidak merasa penampilan PSIS mengecewakan sepanjang Piala Presiden 2022. Ia sudah senang dengan performa pemain di atas lapangan.
Ia hanya menyesalkan dua kekalahan beruntun yang diderita tim sebelum tersingkir.
Sebab, kondisi tim sedang dalam tren yang positif setelah mencetak total 16 gol dari lima laga dan tidak pernah kalah.
“Sisi negatifnya hanya ketika kami kalah dua kali dari Arema FC. Hanya itu. Kalau secara keseluruhan di turnamen tidak ada,” terangnya.
Kini ia berharap pemain bisa bangkit untuk melanjutkan persiapan yang hanya tersisa tiga minggu jelang bergulirnya Liga 1 2022-2023.
“Yang jelas di sepak bola, kami harus tahu caranya bersikap saat menang dan kalah. Yang jelas dengan hasil ini, PSIS tidak berhenti bekerja dan sekarang fokus ke Liga 1,” pungkas mantan pelatih Persiraja Banda Aceh.
https://bola.kompas.com/read/2022/07/12/10400008/piala-presiden-2022-momen-penentu-gagalnya-psis-ada-pada-gol-pemecah-kebuntuan