KOMPAS.com – Dejan Antonic sudah lebih dari cukup merasakan pahit manis sepak bola Indonesia sebagai pelatih.
Total sudah delapan tim yang pernah ditangani Dejan Antonic selama sepuluh tahun terakhir, terhitung sejak dirinya menjabat sebagai pelatih di klub Indonesia pada tahun 2012 silam.
Dari perjalanan yang cukup panjang itu, Dejan Antonic yang kini menukangi Barito Putera berkesimpulan bahwa sepak bola di Indonesia tidak memiliki masa pramusim.
“Di Indonesia itu tidak ada pramusim. Karena suporter dari hari pertama mintanya menang terus. Jadi, jelas semua pertandingan di turnamen ini (Piala Presiden 2022) bukan pramusim,” kata Dejan Antonic.
“Mungkin hanya di Indonesia saya persiapkan anak-anak fokus ke turnamen untuk tampil bagus, bukan untuk tampil di kompetisi dengan bagus,” katanya menambahkan.
Dejan Antonic mengkritik jadwal turnamen pramusim yang seringnya malah mengganggu masa persiapan tim di pramusim.
Menurutnya, masa pramusim adalah waktu untuk mempersiapkan tim, bukan untuk langsung bertanding secara kompetitif.
Dejan Antonic mencontohkan Barito Putera yang harus menjalani lima pertandingan Piala Presiden 2022 dalam rentang waktu 21 hari.
Keharusan menjalani jadwal padat ketika kondisi fisik semua pemain belum siap dianggapnya bukan keputusan bijaksana.
“Saya tidak setuju dengan program dan jadwal Piala Presiden. Pertama, tidak cukup waktu untuk persiapan. Kedua, pertandingannya terlalu dekat. Kondisi pemain jadi tidak bagus. Mereka pasti capek dan butuh recovery,” tutur pelatih asal Serbia itu.
Dejan Antonic menyebut nuansa kompetitif di masa pramusim dan jadwal yang tidak bersahabat akan merugikan tim saat kompetisi yang sesungguhnya nanti bergulir.
Jarak antara selesainya turnamen pramusim dengan liga dianggapnya terlalu mepet.
Tim yang memiliki pemain cedera akibat bermain di turnamen pramusim, jadi tidak ada waktu untuk menjalani pemulihan.
“Saya pikir lebih bagus kalau beri waktu lebih banyak untuk persiapan tim. Kalau tim tidak siap, maka tidak ada pertandingan yang bagus,” kata pelatih berusia 53 tahun itu.
“Nanti, orang-orang marah kenapa pemainnya capek atau kenapa pemainnya hilang konsentrasi. Padahal itu semua karena tidak ada banyak persiapan,” ujarnya menjelaskan.
https://bola.kompas.com/read/2022/07/05/18400098/-di-indonesia-tak-ada-pramusim-suporter-mintanya-menang-terus-