KOMPAS.com – Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, mengatakan bahwa dirinya akan lebih selektif dalam memilih turnamen yang akan diikuti para pebulu tangkis Tanah Air.
Permasalahan cedera menjadi topik yang cukup menjadi sorotan di perhelatan Indonesia Masters 2022 dan Indonesia Open 2022.
Setidaknya ada tiga wakil Indonesia yang memutuskan mundur dari dua perhelatan itu karena mengalami masalah fisik.
Pemain ganda campuran, Mychelle Crhystine Bandaso, mundur di tengah pertandingan babak pertama Indonesia Masters 2022 lantaran menderita cedera pinggang.
Kasus serupa kembali terjadi kepada Praveen Jordan yang juga terkena permasalahan cedera.
Praveen bersama pasangannya Melati Daeva Oktavianti batal bertanding dalam babak kedua Indonesia Open 2022 karena cedera punggungnya kambuh.
Juara All England dua kali itu didiagnosis mengalami saraf kejepit pada tulang punggung, sehingga harus menggunakan korset saat bertanding.
Oleh sebab itu, Praveen/Melati harus melewatkan dua turnamen terdekat di Malaysia.
Pemain lain yang terpaksa menepi adalah Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan (ganda putra).
Yeremia menderita cedera ACL saat melakoni pertandingan perempat final Indonesia Open 2022 bersama pasangan mainnya, Pramudya Kusumawardana.
Kemudian, Mohammad Ahsan mengalami masalah lutut saat tampil di perhelatan Indonesia Masters 2022.
Fajar Alfian juga menderita cedera pinggang saat bermain di babak puncak atau final Thailand Open 2022.
Kelelahan disebut-sebut sebagai faktor berakhirnya tren positif Fajar/Rian saat tersisih di perempat final Indonesia Open 2022.
Padahal, Fajar/Rian saat itu berhasil menjadi juara Indonesia Masters 2022.
Amunisi ganda putra Indonesia semakin berkurang dengan cedera engkel yang dialami Marcus Fernaldi Gideon.
Herry Iman Pierngadi tidak menampik bahwa jadwal pertandingan yang padat memengaruhi kondisi anak asuhnya.
“Risiko cedera cukup banyak dengan jadwal turnamen seperti kemarin. Namun, saya kira tidak hanya pemain kita yang mengalaminya,” kata Herry, dilansir dari BolaSport.com.
Mengatur agenda pertandingan bakal menjadi tantangan besar bagi pemain menyusul ekspansi kalender turnamen mulai 2023 yang telah diresmikan BWF.
BWF sendiri sudah menuai kritik ketika memperkenalkan kalender World Tour 2018-2022 di mana pemain top harus bertanding 12 kali dalam setahun.
Oleh karena itu, Herry IP memberikan sinyal bahwa dia akan memangkas jumlah turnamen yang diikuti oleh atlet.
"Nantinya kami pasti akan memilih turnamen-turnamen yang penting," kata sosok yang dijuluki Coach Naga Api.
"Kalau menurut saya idealnya satu turnamen setiap bulan walau mungkin juga terlalu sedikit, ya maksimal dua lah," ujar Herry (Wahid Fahrur Annas)
https://bola.kompas.com/read/2022/06/25/17400068/coach-naga-api-bakal-lebih-selektif-saat-pilih-turnamen-demi-hindari-cedera