KOMPAS.com - Liverpool kini tak cuma jago menyerang, tapi juga sangat sulit ditembus. Inovasi Juergen Klopp membuat Liverpool menjadi mesin pencetak clean sheet.
Liverpool kembali menang tanpa kebobolan dalam laga melawan Nottingham Forest di babak perempat final Piala FA, Senin (21/3/2022) dini hari WIB.
Gol semata wayang Diogo Jota memastikan kemenangan 1-0 dan raihan tiket ke semifinal.
Hasil apik di markas Nottingham Forest menegaskan evolusi lanjutan Liverpool di bawah arahan Juergen Klopp. The Reds kini kian susah ditembus oleh musuh.
Sebelum mencatat clean sheet di markas Nottingham Forest, Liverpool juga melalui laga tanpa bobol kala meladeni Arsenal (2-0) pada medio pekan silam di pentas Premier League, kasta tertinggi Liga Inggris 2021-2022.
Itu adalah torehan clean sheet ke-17 Liverpool dalam 29 pertandingan Liga Inggris musim ini.
Jumlah itu terasa luar biasa mengingat saat jadi juara Premier League 2019-2020, The Reds “cuma” mampu 15 kali menuntaskan laga dengan tak menderita kemasukan.
Ketangguhan di lini defensif menjadi salah satu alasan kenapa Liverpool bisa tampil konsisten dan semakin dekat menempel Man City di pucuk klasemen Liga Inggris.
Stabilitas di lini defensif Liverpool tak dibangun secara tiba-tiba. Keberadaan figur garang seperti Virgil vam Dijk menjadi salah satu elemen yang menebalkan benteng pertahanan The Reds.
Departemen penjaga gawang tak kalah krusialnya. Terkait ini, Juergen Klopp melakukan sebuah inovasi yang kini mulai tampak hasilnya.
Klopp pernah berujar bahwa dia ingin menjadikan Liverpool sebagai “sekolah ideal penjaga gawang di dunia sepak bola”.
Satu langkah yang ditempuh Klopp untuk mewujudkan cita-cita itu adalah dengan perekrutan pelatih kiper tambahan, Claudio Taffarel pada November 2021.
Perekrutan yang mengejutkan mengingat sebelumnya Liverpool sudah punya dua pelatih kiper, yakni John Achtenberg dan Jack Robinson.
Liverpool menjadi satu dari sedikit, kalau tak mau dibilang satu-satunya, tim lima liga besar Eropa yang kini memiliki tiga pelatih kiper.
“John dan Jack banyak bekerja dalam situasi tendangan dan operan silang. Ini adalah situasi pertandingan dan situasi yang sangat spesifik dengan sepak bola Inggris,” tutur Claudio Taffarel yang juga bekerja untuk timnas Brasil.
“Saya lebih banyak bekerja menangani pemilihan posisi, posisi yang tepat, dan pergerakan,” ujar Taffarel yang memiliki kedekatan personal dengan kiper utama Liverpool, Alisson Becker.
Kedatangan Taffarel mendatangkan sentuhan baru di Liverpool.
“Sepak bola dan kiper Brasil sangat berbeda dari segi gaya dibandingkan dengan Inggris,” tutur Taffarel seperti dilansir dari Independent Januari silam.
“Di Brasil, banyak kiper melatih sisi teknis seperti pergerakan dan itu peran saya di sini, untuk bekerja dari sisi teknik bersama penjaga gawang senior dan mulai juga mengajarkan kiper-kiper muda tentang teknik ini,” tutur Taffarel yang menjadi kiper Brasil saat juara Piala Dunia 1994.
Kinerja Taffarel dan staf kiper Liverpool mulai membuahkan hasil nyata. Musim ini, Liverpool sangat sering diselamatkan oleh penampilan heroik sang penjaga gawang.
Lihat saja bagaimana Alisson secara brilian mementahkan kans mencetak gol pemain Arsenal, Martin Odegaard, menyusul kesalahan operan dari Thiago Alcantara pada tengah pekan lalu.
Fan Liverpol juga pasti akan terus mengenang kepahlawanan kiper belia Caoimhin Kelleher (23 tahun) dalam partai final Piala Liga Inggris 2021-2022 versus Chelsea.
Kelleher muncul sebagai algojo pemasti kemenangan 11-10 Liverpool dalam babak adu penalti melawan Chelsea di final Piala Liga Inggris.
Sebelum tampil sebagai pahlawan kemenangan Liverpool di adu penalti, Kelleher tercatat beberapa kali mementahkan peluang mencetak gol Chelsea selama 90 menit waktu normal plus 30 menit babak extra time.
https://bola.kompas.com/read/2022/03/21/21400068/terobosan-klopp-di-balik-status-liverpool-sebagai-mesin-clean-sheet