KOMPAS.com - UEFA mendapat tekanan untuk menggeser final Liga Champions dari Saint-Petersburg seiring dengan krisis yang tengah terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Presiden Vladimir Putin akhirnya mengakui kemerdekaan dua region paling timur Ukraina setelah berbulan-bulan militer Rusia melakukan manuver masif di perbatasan kedua negara.
Tentara Rusia menyeberang menuju Ukraina pada Selasa (23/2/2022) dini hari WIB dan kini dilaporkan telah mencapai kota Donetsk dengan dalih untuk menjaga kestabilan.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa ini adalah awal dari invasi Putin ke seluruh Ukraina agar mengembalikan negara tersebut ke lingkup pengaruh Rusia.
Walau demikian, tak sedikit pula yang mengatakan bakal ada de-eskalasi konflik setelah kedua region pro-Rusia ini dianeksasi kembali.
Biar bagaimana pun, situasi ini telah menyebabkan beberapa negara menjatuhkan sanksi kepada Rusia, termasuk Inggris Raya.
Dunia sepak bola juga masuk sorotan karena final Liga Champions direncanakan bergulir di Gazprom Arena, Saint-Petersburg, pada 28 Mei 2022.
"Saya punya kekhawatiran serius mengenai event-event olahraga yang akan bergulir di Rusia seperti final Liga Champions," tutur Menteri Digital, Kebudayaan, Media, dan Olahraga Inggris, Nadine Dorries.
"Kami akan membicarakannya dengan badan-badan terkait."
Kritik serupa dilayangkan oleh PM Inggris, Boris Johnson, yang mengatakan bahwa aksi Putin hanya akan membuat Rusia kian terisolasi.
"Saya yakin respons dunia atas apa yang telah ia lakukan di Donbass akan membuat Rusia lebih miskin akibat sanksi-sanksi yang bakal dijatuhkan pemerintahan dunia," tutur Johnson di parlemen.
"Rusia yang lebih terisolasi, Rusia dengan status pariah - tak ada kans mereka menjadi tuan rumah turnamen-turnamen sepak bola di Rusia yang telah menginvasi negara mereka.
Badan pimpinan Aleksander Ceferin itu pun telah mengeluarkan pernyataan resmi perihal situasi yang berkembang di Ukraina.
"UEFA tengah memonitor situasi dari dekat dan keputusan apapun akan dibuat pada waktunya apabila diperlukan," tulis pernyataan resmi badan tertinggi sepak bola Eropa tersebut.
"UEFA tak punya komentar lebih lanjut pada saat ini."
Pemindahan Final Liga Champions, Bukan Barang Baru
UEFA sendiri telah membuktikan bahwa mereka mampu memindahkan laga-laga event bergengsi mereka dalam waktu singkat.
Antara lain, hal tersebut terjadi ke dua final Liga Champions terakhir di tengah pandemi virus corona.
Final 2020 antara Bayern Muenchen dan PSG dipindahkan dari Istanbul ke Lisbon.
Final 2021 juga direncanakan bergulir di Saint-Petersburg sebelum digeser ke Porto karena larangan bepergian di tengah pandemi.
Sementara, UEFA juga berhasil menggeser-geser beberapa kota tuan rumah Euro 2020 yang tertunda hingga Juni-Juli 2021.
UEFA kini menunda partai UEFA Youth League antara Dynamo Kyiv dan Sporting CP yang sedarinya akan begulir di ibu kota Ukraina, Kyiv, pada 2 Maret.
Laga tersebut digeser ke tanggal 9 Maret walau badan tertinggi sepak bola Eropa itu mengatakan mereka bakal terus memantau perkembangan.
Sementara itu, kubu Rusia Zenit Saint-Petersburg masih dijadwalkan tampil di ajang Liga Europa.
Mereka akan melakoni laga leg kedua babak play-off kontra Real Betis di Spanyol pada medio pekan ini setelah kalah 2-3 di kandang sendiri.
Timnas Rusia sendiri dijadwalkan menghadapi Polandia pada laga play-off Piala Dunia pada 24 Maret nanti.
Federasi sepak bola Polandia mengatakan bahwa mereka telah menghubungi FIFA untuk "menjernihkan isu" terkait laga yang akan bergulir di Moskow tersebut."
Pemenang laga tersebut bakal menghadapi Swedia atau Republik Ceko pada 29 Maret.
Sementara, timnas Ukraina akan menghadapi Skotlandia di playoff Piala Dunia. Apabila menang, mereka bakal melawan Wales atau Austria.
https://bola.kompas.com/read/2022/02/23/05565698/krisis-ukraina-uefa-didesak-untuk-pindahkan-final-liga-champions