Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Legenda Milan Marco van Basten Bikin Ibrahimovic Bertransformasi di Juventus

Sebab, striker AC Milan ini pernah menjadi bagian dari Juventus. Bahkan, Ibrahimovic mengawali kariernya di Italia bersama Bianconeri, julukan Juventus.

Ya, Ibrahimovic datang ke Juventus menjelang penutupan bursa transfer musim panas 2004. Padahal, namanya tak pernah dihubungkan dengan raksasa Serie A tersebut.

Namun Luciano Moggi, yang kala itu direktur Juventus, membuat keputusan untuk menggaetnya. Dia memboyong sang pemain setelah membayar mahar 14,4 juta poundsterling (sekitar Rp 279,621 miliar).

Fabio Capello cukup terkejut. Tetapi pelatih Juventus itu tak punya pilihan selain menggembleng Ibra muda (waktu itu 23 tahun) sehingga memiliki tembakan mematikan.

"Dia tidak bisa menembak!" ujar Capello kepada Sky Sport Italia soal perekrutan Ibrahimovic.

"Agennya, Mino Raiola, mengatakan bahwa dia kuat, dia sudah pernah mematahkan tangan penjaga gawang. Tetapi saya mengatakan bahwa sejauh ini dia baru bisa memecahkan kaca jendela di gym kami."

Lantas, bagaimana cara Capello membuat Ibrahimovic berubah menjadi striker hebat? Sang pelatih mengatakan bahwa dirinya membawa sejumlah video Marco van Basten untuk ditonton Ibrahimovic.

Fakta ini pula yang mungkin menjadi salah satu sebab Ibrahimovic mulai mencintai Milan. Sebab, Van Basten merupakan legenda Milan yang mengakhiri kariernya di San Siro akibat cedera berkepanjangan.

Cara Capello berhasil karena Ibrahimovic menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Determinasinya terus membaik dengan latihan keras berjam-jam untuk memperbaiki finishing, pergerakan dan teknik menyundul.

"Ibrahimovic senang membuat lebih banyak assist daripada gol. Saya ingin dia lebih kejam di depan gawang dan meningkatkan penyelesaian akhir," tambah Capello.

"Dia memiliki teknik yang sama dengan Van Basten dan saya meminta dia menonton beberapa video untuk memperbaiki finishing-nya."

"Saya memintanya melihat pergerakan Van Basten di dalam kotak penalti dan cara dia mencetak gol. Ibra langsung mendapatkannya - saya pikir hasil di luar sana menjadi bukti."

Selama berkostum Juventus dari 2004 hingga 2006, Ibrahimovic terlibat dalam 92 pertandingan kompetitif. Pemain berpostur 1,95 meter ini memberikan kontribusi 26 gol dan 19 assist.

Beberapa aksinya yang memukau terjadi ketika Ibrahimovic mencetak brace alias dua gol dalam laga melawan Fiorentina yang berakhir dengan skor 3-3. Dia pun mencetak hat-trick saat Juventus menang 5-2 atas Lecce.

Sayang, produktivitas Ibrahimovic menurun menjelang akhir kariernya bersama Si Nyonya Tua. Dia hanya mencetak satu gol dalam 11 laga terakhir di Serie A.

Terlepas dari kehebatannya yang terus meningkat, Ibrahimovic termasuk pemain yang emosional.

Buktinya, mantan pemain Malmo FF ini mendapatkan dua kartu merah, termasuk ketika baru bermain 18 menit dalam perempat final Coppa Italia melawan AS Roma. Itu terjadi pada Februari 2006 karena berkelahi dengan Olivier Dacourt.

Ibrahimovic pun membuat sebuah pengkhianatan ketika Calciopoli melanda Serie A yang melibatkan Juventus. Sebab, setelah meninggalkan Biancoeri, dia justru pindah ke rival berat klub zebra itu, Inter Milan.

Lebih menyakitkan lagi, Ibra jauh lebih produktif berseragam Nerazzurri, julukan Inter. Dia mencetak 66 gol dalam 117 pertandingan.

Fakta tersebut membuat Ibra semakin percaya diri dan mencoba peruntungannya di Barcelona. Di Camp Nou, performa Ibra menurun dan tak selalu menjadi pilihan utama di skuad Barca.

Keputusannya tersebut (pindah ke Barcelona pada musim panas 2009) keliru karena pada musim berikutnya, Inter berhasil meraih trebble alias tiga gelar (Serie A, Coppa Italia dan Liga Champions). Ini menjadi sejarah pertama Inter dalam 45 tahun.

Hanya semusim berkostum Barcelona, Ibra memutuskan kembali ke Serie A dan bergabung dengan rival sekota Inter, AC Milan.

Nasibnya tak terlalu bagus karena Rossoneri, julukan AC Milan, mengalami krisis keuangan sehingga klub itu menjual sejumlah pemain bintangnya.

Ibra termasuk yang "dipaksa" pergi dan dia memilih klub kaya asal Perancis, Paris Saint-Germain (PSG). Pemain Milan yang kala itu bergabung dengan PSG adalah Ibra dan Thiago Silva.

Dari semua klub yang pernah dibela, Ibra mengakui Milan selalu mendapat tempat khusus di hatinya meski berat angkat kaki dari San Siro pada 2012.

Tak heran jika dia bersedia bergabung lagi ketika Milan memanggilnya kembali pada Januari 2020 karena tenaganya sangat dibutuhkan.

Kini, daya magis Ibra dibutuhkan Milan saat menjamu Juventus. Andai Ibra berhasil mencetak gol, dia bakal membuat rekor sebagai pemain tertua yang membobol gawang Juventus dalam laga Serie A.

Saat pertandingan Milan melawan Juventus, Ibra berusia 40 tahun 112 hari.

Rekor pencetak gol tertua ke gawang Juventus masih dipegang Silvio Piola. Dia melakukannya pada 1953 dalam usia 39 tahun 174 hari.

Milan saat ini dalam jalur memperebutkan gelar juara Serie A. Rossoneri menempati peringkat kedua klasemen sementara dengan koleksi 48 poin dari 22 laga, terpaut lima poin dari Inter yang berada di puncak.

Sementara itu, Juventus perlu perjuangan yang sangat keras jika ingin berpacu dengan duo Milan dalam perburuan Scudetto. Bianconeri berada di peringkat kelima dengan 41 poin atau tertinggal tujuh angka dari Milan.

https://bola.kompas.com/read/2022/01/23/14400078/legenda-milan-marco-van-basten-bikin-ibrahimovic-bertransformasi-di-juventus

Terkini Lainnya

Xabi Alonso Ucap 'Roma, Roma, Roma', De Rossi Cium Aroma Balas Dendam

Xabi Alonso Ucap "Roma, Roma, Roma", De Rossi Cium Aroma Balas Dendam

Liga Lain
Timnas Indonesia Bekuk Australia, Asa ke Olimpiade 2024 Terjaga

Timnas Indonesia Bekuk Australia, Asa ke Olimpiade 2024 Terjaga

Timnas Indonesia
Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung 'Disidang' Ultras di Olimpico

Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung "Disidang" Ultras di Olimpico

Liga Lain
Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Liga Indonesia
5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

Timnas Indonesia
Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Timnas Indonesia
STY Sorot Aksi Ernando Ari, Indonesia Sukses Bikin Australia Frustrasi

STY Sorot Aksi Ernando Ari, Indonesia Sukses Bikin Australia Frustrasi

Timnas Indonesia
Alasan Emi Martinez Tidak Diusir Setelah Kena Kartu Kuning 2 Kali

Alasan Emi Martinez Tidak Diusir Setelah Kena Kartu Kuning 2 Kali

Liga Lain
Berkat Atalanta, Liga Italia Resmi Punya 5 Wakil di Liga Champions 2024-2025

Berkat Atalanta, Liga Italia Resmi Punya 5 Wakil di Liga Champions 2024-2025

Liga Champions
12 Pemain Basket USA di Olimpiade Paris 2024, LeBron James dan Durant Kembali

12 Pemain Basket USA di Olimpiade Paris 2024, LeBron James dan Durant Kembali

Internasional
Reaksi dan Target Pelatih Persib Setelah Pastikan Tiket Championship

Reaksi dan Target Pelatih Persib Setelah Pastikan Tiket Championship

Liga Indonesia
Klopp: Liverpool Kalah dari Atalanta karena Perbedaan Kecepatan

Klopp: Liverpool Kalah dari Atalanta karena Perbedaan Kecepatan

Liga Lain
Head to head dan Top Skor Duel Persib Bandung Vs Persebaya

Head to head dan Top Skor Duel Persib Bandung Vs Persebaya

Liga Indonesia
Timnas U23 Indonesia Cetak Sejarah Pertama Kali di Piala Asia U23

Timnas U23 Indonesia Cetak Sejarah Pertama Kali di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke