KOMPAS.com - Timnas Indonesia yang baru merampungkan perjuangan pada pergelaran Piala AFF 2020 mendapat dispensasi berupa pemotongan masa karantina setelah pulang dari Singapura.
Rombongan timnas Indonesia yang terdiri dari pemain, pelatih, hingga staf, itu semula harus menjalani karantina selama 10 hari setelah sampai di Tanah Air pada Minggu (2/1/2022).
Adapun masa karantina 10 hari itu diatur dalam Surat Keputusan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 2 Tahun 2022.
Surat keputusan tersebut juga mengharuskan adanya karantina terpusat bagi setiap perwakilan Indonesia dalam ajang perlombaan atau festival tingkat internasional.
Soal karantina terpusat, timnas Indonesia sudah mengikuti ketentuan karena mereka dilaporkan menetap di lokasi karantina yang sama setelah tiba dari Singapura.
Rombongan timnas Indonesia diketahui menjalani karantina di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta.
Namun, di samping itu, muncul pertanyaan terkait masa karantina timnas Indonesia yang terpangkas dari 10 menjadi lima hari.
Padahal, dalam Surat Keputusan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 2 Tahun 2022 tertulis bahwa setiap Warga Negara Indonesia (WNI) pelaku perjalanan luar negeri wajib melakukan karantina dengan jangka waktu 10x24 jam.
Berdasarkan pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Yunus Nusi, skuad Garuda bisa merampungkan masa karantina lebih cepat setelah mendapat dispensasi.
Yunus Nusi menjelaskan, timnas Indonesia perlu merampungkan karantina lebih cepat demi menjaga kebugaran sebelum menghadapi jadwal padat, termasuk bersama klub masing-masing pada putaran kedua Liga 1 2021-2022.
Menurut pernyataan Yunus Nusi, karantina 10 hari bisa menurunkan kebugaran fisik para pemain.
Sebab, selama karantina di Indonesia, para pemain wajib menetap di kamar dan tidak diizinkan beraktivitas di luar hotel, termasuk sekadar joging.
"Jika begitu, pemain perlu tiga bulan untuk meningkatkan kembali kondisi fisiknya seperti semula," kata Yunus Nusi, dikutip dari Antara News.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, PSSI mengajukan permohonan keringanan masa karantina kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Gugus Tugas Covid-19.
Permohonan itu kemudian disetujui dan rombongan timnas Indonesia pun telah merampungkan masa karantina pada Kamis (6/1/2022).
Berakhirnya masa karantina timnas Indonesia ditandai dengan adanya acara pembubaran skuad yang telah merampungkan perjuangan pada Piala AFF 2020.
Mengapa timnas Indonesia bisa mendapat dispensasi karantina setelah pulang dari Singapura?
PSSI menjelaskan bahwa dispensasi bisa didapatkan karena timnas Indonesia sebelumya berkompetisi dalam sistem bubble atau gelembung selama pergelaran Piala AFF 2020 di Singapura.
Sistem gelembung dirancang untuk membatasi kontak para atlet, pelatih, dan staf, dengan orang luar yang tak terlibat dalam kompetisi.
Sistem bubble biasanya diterapkan pada turnamen atau kejuaraan yang digelar secara terpusat di suatu tempat, seperti Piala AFF yang berlangsung di Singapura.
Dengan demikian, selama di Singapura, pemain timnas Indonesia tidak diperbolehkan keluar hotel kecuali untuk latihan dan menjalani pertandingan.
Bahkan, untuk keluar hotel membeli makanan atau minuman pun dilarang oleh panitia penyelenggara. Sanki dari pemerintah Singapura menanti jika melanggarnya.
Terbukti, ada empat pemain timnas Indonesia yang terkena sanksi hingga tidak bisa bermain pada leg kedua final Piala AFF 2020 kontra Thailand karena dianggap melanggar aturan tersebut.
Sistem gelembung selama pergelaran Piala AFF itulah yang kemudian menjadi pertimbangan utama dalam pemberian dispensasi masa karantina kepada timnas Indonesia.
Selain dispensasi masa karantina, penyambutan yang dilakukan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan saat timnas Indonesia tiba di Tanah Air juga sempat menimbulkan pertanyaan dan kritik.
Terkait hal itu, Yunus Nusi pun telah memberi penjelasan. Menurutnya, penyambutan timnas Indonesia oleh Ketum PSSI tak perlu dipermasalahkan lebih jauh.
Sebab, rombongan timnas Indonesia, baik pemain maupun ofisial, diyakini dalam keadaan aman setelah menjalani sistem gelembung selama di Singapura.
Selain itu, rombongan timnas Indonesia juga menjalani tes Swab PCR setiap tiga hari.
Ketika disambut oleh ketum PSSI, rombongan timnas Indonesia pun telah menjalani tes dengan hasil negatif.
"Jadi, apa salahnya jika timnas disambut oleh ketua umum? Kami semua sudah dites PCR dan hasilnya negatif. Sebenarnya, jika memungkinkan, kami tak perlu lagi karantina di Indonesia. Namun, kami tetap menjalaninya," kata Yunus Nusi.
https://bola.kompas.com/read/2022/01/07/04580078/mengapa-timnas-indonesia-bisa-dapat-dispensasi-karantina-setelah-pulang-dari