KOMPAS.com - Patung Cristiano Ronaldo yang dipasang di India ternyata menimbulkan kontroversi. Faktor sejarah jadi salah satu alasannya.
Patung Cristiano Ronaldo telah dibangun di Kota Calangute, Goa, India, dan diresmikan pada Selasa (28/12/2021) waktu setempat.
Menurut media asal India, ANI, patung CR7 memilki berat 410 kilogram dan pembangunannya memakan biaya sampai 12.000 pounds (sekitar Rp 230 juta).
Pejabat setempat mengatakan bahwa patung Cristiano Ronaldo sengaja dibuat untuk menginspirasi pemuda setempat agar dapat mengikuti jejak sang megabintang.
"Ini untuk pertama kalinya patung Cristiano Ronaldo muncul di India. Ini tidak lain untuk menginspirasi generasi muda kita," kata Menteri Goa Michael Lobo kepada ANI, sebagaimana dikutip dari Goal, Kamis (30/12/2021).
"Jika Anda ingin membawa sepak bola ke level yang lebih tinggi, inilah yang akan dinanti-nantikan oleh anak laki-laki dan perempuan, berswafoto, melihat patung agar mendapatkan inspirasi," imbuhnya.
Presiden Forum Konstituen Calangute, Premanand Divkar, menjadi salah satu yang kontra dengan pendirian patung Ronaldo.
Menurutnya, ada beberapa pemain lokal hebat yang lebih pantas diberi penghormatan dengan dibuatkan patung.
“Ada begitu banyak pesepakbola hebat dari Calangute seperti Bruno Coutinho dan Yolanda D'Souza. Mereka telah membawa kemenangan bagi India dengan bermain sepakbola di level internasional," ucap Premanand Divkar.
"Mengapa patung mereka justru tidak dipasang? Mereka berasal dari Calangute. Mengapa malah patung pesepakbola Portugal yang dipasang?” tanya Divkar.
Ini bukan kali pertama patung Cristiano Ronaldo menimbulkan kontroversi.
Pada 2017, patung pemain yang saat ini memperkuat Manchester United itu diresmikan di bandara kota kelahiran CR7 Madeira, Portugal.
Namun, karya seni itu malah menuai ejekan dari publik karena dianggap memiliki bentuk yang aneh dan tak mirip dengan Ronaldo.
Patung itu akhirnya dipindahkan dan diganti dengan yang lebih baik.
https://bola.kompas.com/read/2021/12/30/16342718/patung-cristiano-ronaldo-di-india-tuai-kontroversi-ini-alasannya