KOMPAS.com - Mantan gelandang timnas Indonesia, Ponaryo Astaman, memberikan pendapatnya soal penampilan Merah Putih saat menghadapi Vietnam pada Rabu (15/12/2021).
Partai Indonesia vs Vietnam di Stadion Bishan, Singapura, merupakan laga lanjutan Grup B Piala AFF 2020 dan selesai dengan skor 0-0.
Vietnam datang ke laga ini sebagai kubu yang lebih diunggulkan. Bagaimana tidak, pasukan Park Hang-seo merupakan juara bertahan Piala AFF.
Que Ngoc Hai cs juga datang ke Piala AFF ini sebagai tim dengan ranking FIFA tertinggi (99) dari semua kontestan lain.
Sementara, timnas Indonesia berada di peringkat ke-166.
Akan tetapi, pasukan Indonesia berhasil menahan lini depan Vietnam yang telah mencetak lima gol dari dua laga pertama Grup B ke hasil imbang tanpa gol.
Hasil 0-0 juga merupakan kemajuan bagi pasukan Garuda mengingat Merah Putih menderita dua kekalahan saat mengahdapi Vietnam di Kualifikasi Piala Dunia dengan agregat skor 1-7.
Bagi mantan gelandang timnas Indonesia, Ponaryo Astaman, hasil ini merupakan buah dari kolaborasi apik antara pelatih Shin Tae-yong dan para pemainnya.
"Pilihan strategi yang sukses dari STY, dan pemain menjalankan dengan sangat disiplin dan konsisten," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (16/12/2021).
Pemilik 62 caps bagi timnas Indonesia itu mengutarakan semua pemain menjalankan tugasnya dengan baik.
Namun, ketika ditanya siapa pemain kunci timnas dalam kemenangan tersebut, ia menunjuk para pilar di lini belakang.
"Seluruh tim bermain hebat, tetapi tiga defender tampil sangat baik kemarin, Dewa (Alfeandra Dewangga), Fahcrudin Aryanto, Rizky (Ridho)," lanjut eks gelandang elegan ini.
Salah satu hal yang mengejutkan pada laga tersebut adalah keputusan Shin Tae-yong tidak memainkan Evan Dimas dari awal.
Ponaryo pun mengatakan bahwa hal ini berkaitan dengan pilihan sang pelatih untuk memperkokoh pertahanan.
"Ini pilihan strategi saya pikir, di awal memakai Rian (Rachmat Irianto) karena ingin lebih kuat dalam defense," lanjutnya.
"Setelah Vietnam mulai sedikit longgar, baru Evan masuk."
Ponaryo pun tak mempermasalahkan kinerja lini tengah dan depan tim di sepertiga lapangan akhir pada laga tersebut.
Timnas memang kerap tak bisa mengalirkan bola dengan baik dan Ezra Walian sering terisolasi di lini depan.
Garuda menyelesaikan laga tanpa membuat kiper lawan melakukan satu penyelamatan pun.
Sebaliknya, kendati berada dalam tekanan intens sepanjang laga, pasukan STY bisa membendung Vietnam ke hanya satu tembakan tepat sasaran.
"Ini konsekuensi, dengan lebih bertahan tentu saat transisi menyerang akan sedikit tersendat," lanjutnya.
"Itulah kenapa Garuda memakai pemain-pemain seperti Ricky (Kambuaya), Witan (Sulaeman), Irfan Jaya, dan Ezra yang punya kemampuan untuk bermain secara individu lewat dribel-dribel mereka, terutama tiga pemain pertama yang saya sebut."
Mengambil dua kemenangan dari tiga laga pertama dan menahan Vietnam tanpa gol membuat Ponaryo pun optimistis dengan penampilan tim pada partai terakhir grup melawan rival bebuyutan, Malaysia.
"Menang!" ujar pencetak gol di Piala Asia 2004 ini ketika ditanya prediksinya soal partai terakhir Grup B tersebut.
https://bola.kompas.com/read/2021/12/16/19000038/indonesia-vs-vietnam-di-mata-ponaryo-astaman-timnas-melakukan-pengorbanan-yang
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.