YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dokter tim Borneo FC, Muhammad Yusuf Zulfikar, meminta ada langkah hukum terhadap Elwizan Aminuddin alias Amin terkait kasus dokter gadungan.
Dia mengatakan tindakan penipuan yang dilakukan Elwizan Aminuddin sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal.
Nama Elwizan Aminuddin muncul ke permukaan setelah kedoknya terungkap. Elwizan Aminuddin yang biasa disapa Amin sempat bekerja di PSS Sleman meski tak memiliki ijazah dokter yang terdaftar.
“Tindakan dokter gadungan atau Amin itu sangat tidak dibenarkan, karena ini menyangkut nyawa manusia, bukan bermain-main dengan mesin atau tanaman, ini adalah nyawa manusia,“ ujar Muhammad Yusuf Zulfikar, yang biasa disapa dr. Yusuf.
Kedok dokter gadungan ini mulai terungkap berdasarkan temuan akun Twitter @iqbalami89 yang tidak menemukan nama Amin pada situs KKI (Konsil Kedokteran Indonesia).
Temuan tersebut kemudian semakin ramai setelah influencer dr. Tirta ikut mengangkatnya.
Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan bahwa Elwizan Aminuddin tidak memiliki STR dokter (Surat Tanda Registrasi), tidak terdaftar di IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mana pun, dan tidak juga terdaftar di PDDikti (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi).
Pihak PT LIB pun kemudian ikut turun tangan untuk merespons kegaduhan yang terjadi.
Dibantu dengan Satgas Covid-19 LIB, pihak operator kompetisi itu pun melakukan penelusuran ke Universitas Syiah Kuala Banda Aceh sesuai yang tertera di ijazah Elwizan Aminuddin.
Hasilnya, kampus tidak menemukan data apa pun atas nama Elwizan Aminuddin. Hal tersebut menandakan bahwa ijazah yang digunakan Amin terbukti palsu.
Masalahnya, bermodal ijazah palsu ini Elwizan Aminuddin mampu menipu banyak pihak.
Sebelum menjadi dokter PSS Sleman, Elwizan Aminuddin sempat menjadi dokter Bali United, Barito Putera, Sriwijaya FC, Madura United, Kalteng Putra, Persikabo, dan bahkan timnas Indonesia U16 serta U19.
Menurut Muhammad Yusuf Zulfikar, kejadian ini sudah bisa dipidanakan dengan delik penipuan.
Apalagi, kasus ini menyangkut kesehatan dan keselamatan manusia. Selain itu, masalah "dokter gadungan" juga sedikit banyak mencoreng profesi dokter tim di Liga Indonesia.
“Ini sudah melanggar hukum, melanggar kode etik kedokteran dan juga hukum yang berlaku di Indonesia, karena ini pembohongan."
"Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus ada proses hukum. Karena ini menyangkut nyawa manusia yang dia tangani,” kata dr Yusuf.
“Selain itu, saya tidak tahu cara dia bisa bergabung dengan berbagai klub, mungkin pakai cara halus atau bagaimana."
"Tapi yang jelas yang dia masukan adalah ijazah palsu, dan dia mengaku lulusan Syiah Kuala Aceh tapi begitu di cross check tidak ada,” katanya mengakhiri.
Proses hukum telah diambil PSS Sleman, sebagai pihak yang dirugikan oleh kedok Elwizan Aminuddin.
Manajemen PSS Sleman sudah melaporkan Elwizan Aminuddin ke pihak kepolisian pada Jumat (3/12/2021).
“Setelah verifikasi data dari pihak Polres Sleman, laporan kami sudah diproses," kata Direktur Operasional PT PSS, Hempri Suyatna.
https://bola.kompas.com/read/2021/12/04/05000098/dokter-tim-borneo-fc-soal-dokter-gadungan-pss--ini-nyawa-manusia-bukan-main-main