KOMPAS.com - Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, angkat bicara mengenai aksi teror dari oknum rival yang berujung pada perusakan bus Arema FC yang diparkir di depan Hotel New Saphir, Yogyakarta, Rabu (20/10/2021) malam.
Dengan tegas pengusaha otobus tersebut mengutuk keras tindakan kriminalitas yang mengatasnamakan rivalitas tersebut.
Pihak Arema FC sudah legowo dengan insiden yang terjadi, namun proses hukum tetap dilanjutkan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaku.
Namun terlepas dari penanganan kasus, Gilang Widya Pramana tak keberatan menjadikan bus Arema FC sebagai tumbal untuk memulai hubungan rivalitas yang lebih sehat.
Rivalitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai sportsmanship tanpa dinodai perilaku-perilaku primitif.
“Kami dari Arema FC sangat mengutuk perbuatan oknum suporter itu. Namun kami ikhlas seikhlas ikhlasnya agar ini menjadi tragedi terakhir dan menjadikan pelajaran berharga bagi semua pengelola klub sepak bola dan suporter untuk mengakhiri saling dendam dan saling serang,” kata Gilang Widya Pramana dalam rilis resminya.
“Kami sepakat biarlah kami menjadi martir dari segala kejadian yang merugikan sepak bola Indonesia. Kami menerima permintaan maaf official Persebaya kepada kami, dan menyerahkan sepenuhnya pembinaan oknum suporter kepada pihak kepolisian,” imbuhnya.
Mewakili keluarga besar Arema FC, pengusaha 32 tahun itu mengatakan pihaknya sudah berbesar hati menerima tragedi yang sudah terjadi.
Dia mengatakan akan memberikan jalan terbaik untuk memutus mata rantai dendam rivalitas yang sudah mengular bertahun-tahun lamanya. Dendam itu akan dikubur bersama dengan tragedi perusakan bus.
“Kami memberikan jalan terbaik agar kita mengubur dendam demi kompetisi tetap berjalan, agar oknum pelaku meminta maaf secara terbuka kepada Arema FC dan Aremania, serta Persebaya dan Bonekmania, bahwa tindakannya mencoreng citra kedua klub dan suporter yang kini tengah berbenah seiring dengan kualitas kompetisi yang mulai membaik,” ucapnya.
Dia berharap tragedi ini bisa menjadi babak baru bagi rivalitas sepak bola Indonesia dan rivalitas antara Arema FC dan Persebaya pada khususnya. Karena pada hakikatnya rivalitas kedua klub hanya dalam lingkup sepak bola.
“Sekali lagi, kubur dendam, buang rivalitas yang berpotensi menghilangkan nyawa sesama.”
“Mari bersama kita lahirkan rivalitas positif dalam memberi dukungan kepada klub yang kita cintai bersama, rivalitas dengan kreativitas, rivalitas dengan membangun performance yang berkualitas, kreatif dan bermanfaat bagi banyak orang,” pungkasnya.
https://bola.kompas.com/read/2021/10/21/22281768/putus-dendam-rivalitas-gilang-widya-legowo-bus-arema-fc-jadi-tumbal-demi