Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Persija Vs Arema, Manahan Jadi 2 Sisi Koin bagi Macan dan Singo Edan

Dari satu sisi, Singo Edan, julukan Arema FC, sedang berusaha mengakhiri kutukan sulit menang di kandang Persis Solo itu.

Namun, di sisi Macan Kemayoran, julukan Persija, pertandingan di Stadion Manahan justru diharapkan menghadirkan tuah.

Winger Persija Riko Simanjuntak mengatakan, Solo adalah rumah kedua bagi Persija Jakarta.

Sebab, Macan Kemayoran sering melaksanakan pertandingan di Solo dan banyak di antaranya yang berakhir manis.

Terakhir, Stadion Manahan Solo juga menjadi saksi kesuksesan Persija merengkuh gelar pramusim Piala Menpora. Tuah tersebut diharapkan hadir kembali saat menghadapi Arema FC.

"Belum lama ini kami juga meraih Piala Menpora di sini, tentunya ini menjadi motivasi dan semangat yang tinggi bagi kami," ujar Riko Simanjuntak.

"Namun, berbeda dengan Arema FC yang kami ketahui kurang baik saat berada di Solo. Jadi, ini memberikan motivasi bagi kami," tuturnya.

Sementara itu, di sisi lain, Arema FC dibayangi kutukan Stadion Manahan. Tim berjuluk Singo Edan tersebut terkenal sulit menang saat bertanding di stadion kebanggaan masyarakat Kota Surakarta itu.

Terakhir, skuad Singo Edan gagal total pada Piala Menpora 2021 yang membuat tim banjir kritik dan tekanan dari pendukungnya sendiri.

Pelatih Arema FC Eduardo Almeida pun sudah mendengar mengenai kutukan Arema FC di Stadion Manahan, tetapi tidak mau ambil pusing.

Dia menanamkan kepada pemain bahwa masa lalu hanyalah sekadar cerita lampau, tidak lebih.

Tim harus berpikir realistis dan menatap ke depan sebab ada cerita baru yang harus diukir.

"Saya tahu ada masa lalu yang kurang menyenangkan, tetapi seperti yang saya katakan, kami harus melupakan masa lalu dan fokus untuk menatap masa depan," ucap pelatih asal Portugal itu.

Eduardo Almeida merasa sejarah itu sudah tidak relevan untuk menjadi patokan. Sebab, saat ini tim mengalami perubahan dan semakin kuat dengan anggota skuad yang baru.

Lawan-lawan yang dihadapi pun juga bukanlah lawan yang dihadapi Arema FC dulu.

"Ini adalah pertandingan yang baru, musim yang baru, dan kompetisi yang baru, jadi kami harus berpikir seperti itu," ucap pelatih berusia 43 tahun itu.

"Kita lupakan masa lalu dan mencoba memberikan yang terbaik untuk pertandingan besok," ujarnya.

Pola pikir yang ditanamkan oleh Eduardo Almeida pun ditangkap dengan baik oleh kapten tim Arema FC, Johan Ahmad Farizi.

Dia menilai bahwa kekalahan pada masa lampau tidak lebih dari cerita lalu yang menghadirkan pelajaran. Terpenting adalah saat ini fokus untuk membuat cerita baru.

"Itu jadi motivasi kami untuk mendapatkan hasil yang terbaik," katanya.

https://bola.kompas.com/read/2021/10/17/12230278/persija-vs-arema-manahan-jadi-2-sisi-koin-bagi-macan-dan-singo-edan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke