KOMPAS.com - Media lokal Inggris, The Times, merilis sebuah artikel yang berisi tentang studi terhadap 33 tendangan penalti pemain Jerman di ajang besar seperti Euro dan Piala Dunia.
Inggris bakal melakoni bentrok dengan Jerman pada fase 16 besar Euro 2020 di Stadion Wembley, Selasa (29/6/2021), pukul 23.00 WIB.
Ini merupakan bentrokan pertama kedua tim dalam ajang besar sejak terakhir kali adu otot pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Kala itu, Jerman melibas Inggris 4-1.
Bicara pertemuan di ajang semodel Euro dan Piala Dunia, Inggris memang terbilang inferior dari Jerman.
Terakhir kali Inggris mampu mengalahkan Jerman di fase gugur ajang prestisius adalah pada Piala Dunia 1966. Kala itu, Tim Tiga Singa, julukan Inggris, menekuk Jerman 4-2 di partai final dan tampil sebagai kampiun.
Sejak saat itu, pertautan dengan Jerman selalu berujung derita buat Tim Tiga Singa, termasuk di fase semifinal Piala Eropa 1966 saat mereka kalah adu penalti.
Pada waktu itu, Inggris menyerah 5-6 dari Jerman dalam babak adu penalti. Pelatih Tim Tiga Singa saat ini, Gareth Southgate, merupakan satu-satunya algojo tim yang gagal menunaikan tugas dalam babak tos-tosan kontra Jerman pada Euro 1996.
Bicara rekor adu penalti, catatan Inggris memang relatif buruk. Dalam empat kesempatan melalui adu penalti di Piala Eropa, hanya sekali Inggris keluar sebagai pemenang.
Sebaliknya, Jerman sangat jago menghadapi situasi adu penalti. Rekor mereka begitu mengesankan.
Dalam tujuh adu penalti yang dihadapi di Euro maupun Piala Dunia, Jerman hanya sekali mengalami kekalahan!
Fenomena langka itu muncul pada partai final Euro 1976 di mana Jerman takluk dalam babak tos-tosan oleh Cekoslovakia.
Sejak itu, Jerman selalu tampil sebagai pemenang dalam 6 adu penalti di ajang Euro maupun Piala Dunia.
Pencapaian impresif itulah yang menjadi bahasan The Times jelang laga Inggris vs Jerman pada fase 16 besar Piala Eropa 2020.
The Times mengupas 33 tendangan yang diambil personel Jerman dalam 6 adu penalti terakhir mereka di Euro dan Piala Dunia.
Media yang berbasis di London tersebut membedah secara detail arah yang diambil oleh para eksekutor Jerman.
Dari 33 penendang, hanya empat yang gagal. Mereka adalah Uli Stielike (Piala Dunia 1982 vs Perancis), Thomas Mueller (Euro 2016 vs Italia), Mesut Oezil (Euro 2016 vs Italia), dan Bastian Schweinsteiger (Euro 2016 vs Italia).
Artinya, rasio kesuksesan eksekutor penalti Jerman mencapai 87,8 persen.
The Times akhirnya merangkum itu semua menjadi sebuah saran bagi kiper Inggris di Euro 2020, Jordan Pickford.
“Jerman jarang menempatkan bola ke arah tengah,” tulis The Times seperti dikutip melalui situs UEFA.
Lebih lanjut, The Times juga membedah riwayat penalti para algojo potensial Jerman, yakni Thomas Mueller, Timo Werner, Ilkay Guendogan, Kai Havertz, dan Toni Kroos.
Menilik 10 penalti terakhir yang diambil, Mueller cenderung memilih menempatian bola ke arah kanan gawang.
Preferensi serupa juga dimiliki oleh Ilkay Guendogan dan Toni Kroos.
Sementara itu, Timo Werner lebih suka menembak ke arah kiri. Bagaimana dengan Kai Havertz?
Pilihan arahnya lebih bervariasi. Dalam tujuh penalti terkini di pentas elite bareng klub dan timnas, tiga kali Havertz menembak ke kiri, satu ke arah tengah, dan tiga lagi menuju kanan gawang musuh.
https://bola.kompas.com/read/2021/06/29/18000058/inggris-vs-jerman--bedah-kebiasaan-algojo-tim-panser-dalam-adu-penalti