Hal tersebut tampak sebagai upaya Hamza Choudury dan Wesley Fofana untuk memberikan dukungan kepada warga Palestina yang tengah kritis.
Agresi militer Israel ke daerah Palestina kembali memanas sejak Senin lalu. Israel berdalih mempertahankan diri dan menuduh kaum militan di Gaza menembakkan lebih dari seribu roket ke daerah mereka.
Akibatnya, militer Israel terus melancarkan serangan udara dan peluru artileri hingga Sabtu ini.
Israel juga meluncurkan roket yang menargetkan kantor-kantor intelijen dan rumah para pemimpin Hamas.
Agresi Israel yang kian memanas membuat puluhan orang tewas di Jalur Gaza termasuk anak-anak.
Selain itu, ratusan orang juga menderita cedera luka-luka parah. Tindakan Israel ini pun banyak menuai kecaman di seluruh dunia.
Banyak pihak juga yang menyuarakan agar organisasi internasional turun tangan untuk mengatasi kekerasan tersebut sehingga Palestina damai.
Dukungan kepada Palestina pun juga hadir dari kalangan para atlet, seperti dua pemain Leicester yang beragama muslim, Choudury dan Fofana.
Choudury merupakan pemain muslim keturunan Bangladesh.
Tak heran, empati mereka begitu besar sehingga berani mengibarkan bendera Palestina, negara mayoritas berpenduduk islam.
Seusai Leicester City membekuk Chelsea dan juara Piala FA, kedua pemain itu berjalan-jalan di sisi lapangan dengan bendera Palestina di hadapan 20.000 lebih penonton yang hadir di Wembley.
Namun, itikad untuk memberi dukungan kepada warga Palestina bisa menjadi bumerang tersendiri untuk mereka.
Choudury dan Fofana berpotensi terkena hukuman karena membawa persoalan antarnegara ke dalam lapangan.
Hal tersebut pernah terjadi kepada mantan pemain Sevilla, Frederic Kanoute.
Pemain asal Mali yang terkenal akan kecintaannya dengan islam itu melakukan selebrasi dengan memperlihatkan kaos dalam yang bertuliskan "Palestine".
Selebrasi itu dilakukan ketika Kanoute membawa Sevilla menang 2-1 atas Deportivo La Coruna di Copa del Rey pada 2009.
Diketahui bahwa Kanoute turut mendukung perjuangan rakyat Palestina agar bisa meraih kedamaian.
Pada saat itu, Palestina juga dalam kondisi kritis dengan militer Israel yang menggempur jalur Gaza.
Sayang, itikad baiknya harus berakibat denda 3.000 pounds (Rp 60 juta) dari RFEF (PSSI-nya Spanyol).
Melansir dari Goal International, pemain yang sempat merumput bersama West Ham di Liga Inggris ini dikenakan pasal 120 oleh RFEF karena diklaim mengungkapkan pesan yang bersifat religius atau politik di lapangan.
https://bola.kompas.com/read/2021/05/16/03535988/2-pemain-leicester-city-kibarkan-bendera-palestina-usai-juara-piala-fa