KOMPAS.com - Pemain muda Athletic Club, Nico Williams, tampak bakal menjadi bintang sepak bola masa depan seperti sang kakak. Berikut adalah hal-hal yang harus Anda ketahui mengenai bintang terkini Bilbao yang masih berusia 18 tahun, Nico Williams.
Pemain terkini dalam seri LaLiga Rising Stars adalah bintang muda berbakat Athletic Bilbao, Nico Williams.
Athletic Club berhasil membuat sejarah pada menit ke-62 laga melawan Real Valladolid pada akhir April lalu.
Momen tersebut adalah kala Nico Williams memasuki lapangan San Mames untuk menjadi pemain ke-627 yang melakukan debut bersama tim utama Athletic.
Tak sampai 10 menit kemudian, kakak Nico, Inaki Williams, juga masuk ke lapangan.
Duo Williams ini kakak-beradik pertama yang bermain bersama untuk tim utama Athletic Club setelah 30 tahun sejak Patxi dan Julio Salinas merumput bagi klub pada 1986.
Kisah mereka sangatlah inspiratif. Keduanya merupakan buah hati ayah yang berasal dari Ghana dan ibu seorang warga Liberia.
Mereka bertemu di kamp pengungsi sebelum terbang ke Spanyol untuk memulai hidup baru.
Keduanya tiba pertama di Bilbao kemudian tinggal di dekat Pamplona, sebuah kota yang paling terkenal di seluruh dunia untuk festival Running the Bulls yang diadakan setiap bulan Juli.
Di sanalah mereka membesarkan dua putra yang tergila-gila dengan sepak bola, Inaki dan Nico.
Kakak-beradik ini kemudian menjadi pemain berkulit hitam kedua dan ketiga yang bermain untuk tim utama Athletic Club setelah Jonas Ramalho pada 2011.
Athletic klub merupakan sebuah klub yang secara eksklusif mengedepankan bakat lokal.
Muncul pada seri pertama LaLiga dan dokumenter Amazon bertajuk Six Dreams pada 2018, Inaki berbicara tentang betapa bangganya ia mewakili begitu banyak kelompok berbeda setiap turun ke lapangan untuk Athletic Club.
Hal tersebut merupakan sesuatu yang ia telah lakukan di 190 pertandingan LaLiga Santander yang menakjubkan secara berturut-turut.
“Suatu kehormatan bagi saya mengetahui masyarakat berkulit hitam dan orang-orang Afrika bangga kepada saya,” kata pemain berusia 26 tahun ini.
“Kalian mungkin mendengar dan membaca komentar seperti ‘Bagaimana pemain sepak bola berkulit hitam bisa bermain untuk Athletic?’ Saya berkulit hitam tetapi berasal dari Basque, saya lahir di sini."
"Saya adalah orang Basque dan saya ingin membuka pintu kepada orang-orang yang ingin berjuang dan bekerja keras setiap hari untuk bermain untuk Athletic Club,” tutur Inaki lagi.
Saat itu, Inaki sungguh tidak mengetahui kalau di waktu bersamaan, Nico akan mengikuti jejaknya dalam sepak bola.
Nico memulai karier sepak bola-nya dengan bermain di Navarre sebelum ditemukan oleh pencari bakat Athletic Club dan membawanya ke akademi terkenal di dunia yaitu Akademi Lezama.
Pencari bakat tim nasional Spanyol juga mengidentifikasi bakat pemain sayap ini dan memanggilnya untuk berbagai tim junior La Roja.
Nico mulai musim ini dengan bermain di sektor sayap untuk tim cadangan Athletic bernama Bilbao Athletic atau Athletic Club B.
Sembilan gol dari 22 pertandingan Athletic Club B menarik perhatian pelatih tim utama Marcelino yang sering terlibat pada sesi latihan tim utama setiap minggunya.
Gol Nico untuk Athletic Club B baru-baru ini diperoleh dari sebuah penalti saat melawan Calahorra, tiga hari sebelum usahanya dihargai dengan debut tim utama.
Perbandingan dengan sang kakak, para pelatih di Lezama menjelaskan bahwa Nico merupakan pemain gesit, tetapi tidak secepat kakaknya.
Namun, ia memiliki kontrol ketat dan keterampilan teknis lebih baik.
Mampu bermain di sayap kiri dan kanan, pemain remaja ini mampu melakukan hal sama di tingkat LaLiga seperti yang ia lakukan di tim B.
Hanya berusia 18 tahun, ia memiliki ruang untuk terus bertumbuh.
Kedua kakak-beradik ini dapat memimpin serangan Athletic Club untuk beberapa tahun mendatang mengingat Inaki dikontrak hingga 2028 dan Nico punya ikatan sampai 2024.
Kendati demikian, Nico tidak berpuas diri. Seperti yang dijelaskan oleh Inaki, terdapat banyak hal yang harus dilakukan oleh bintang naik daun ini.
Berbicara di konferensi pers setelah debut Nico, kakaknya mengatakan, “Ini merupakan mimpi yang menjadi kenyataan. Ketika saya tiba di Athletic, saya bermimpi untuk masuk ke tim utama."
"Kemudian, ketika adik saya masuk, saya bermimpi untuk bisa berada di ruang ganti bersamanya."
"Sekarang, kami bisa mengatakan kalau kami telah mewujudkan mimpi kami meskipun masih banyak hal lain yang harus dilakukan."
"Ia masih muda dan memiliki banyak ruang untuk berkembang. Sebab yang paling penting bukanlah untuk masuk, tetapi untuk bertahan dan menetap di sana. Saya pikir dengan kerja keras dan pengorbanan, ia bisa mencapai segalanya,” tuturnya menutup.
https://bola.kompas.com/read/2021/05/13/23075018/laliga-rising-stars-profil-nico-williams-pengikut-jejak-sang-kakak