KOMPAS.com - Cristiano Ronaldo disebut sebagai penyebab utama dari masalah inkonsistensi Juventus musim ini.
Pendapat itu diungkapkan legenda AS Roma asal Italia, Antonio Cassano.
Menurut Cassano, perkembangan Juventus di bawah asuhan Andrea Pirlo tidak bisa maksimal karena dihambat oleh Ronaldo.
Cassano secara khusus menilai Ronaldo adalah sosok arogan yang hanya memikirkan gol dan rekor tanpa mempedulikan tim.
Atas dasar itulah Cassano menilai Ronaldo lebih pantas disalahkan daripada Andrea Pirlo atas inkonsistensi Juventus musim ini.
"Andrea Pirlo ingin memainkan sepak bola yang bagus di Juventus. Namun, Ronaldo menjadi masalah bagi Andrea Pirlo," kata Cassano dikutip dari situs Mundo Deportivo.
"Ronaldo hanya memikirkan gol dan rekor. Dia bukan pemain yang sama seperti empat tahun lalu," tutur Cassano menambahkan.
"Pirlo baru saja memulai karier kepelatihannya. Anda tidak bisa memberi pelatih baru tanggung jawab untuk melatih pemain sekaliber Ronaldo," ujar Cassano.
"Pelatih yang ingin menerapkan sepak bola bagus tidak bisa bekerja bersama Ronaldo. Ronaldo adalah penghambat Pirlo," ucap Cassano menambahkan.
Lebih lanjut, Cassano menilai menjual Ronaldo dan mempertahankan Andrea Pirlo adalah solusi terbaik yang bisa diambil Juventus musim depan.
Sebab, Cassano melihat Andrea Pirlo adalah pelatih terbaik yang bisa dimiliki Juventus jika ingin membangun tim baru.
"Jika Juventus menjual Ronaldo dengan harga 100 juta euro, mereka bisa mendapatkan beberapa pemain top," kata Cassano.
"Musim lalu, Juventus bersama Maurizio Sarri memainkan sepak bola terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Namun, apa masalah mereka? Ronaldo!," tutur Cassano.
"Jika Anda seorang presiden klub dan ingin membangun tim baru, Anda tidak bisa memberi tanggung jawab pelatih pemula untuk menangani pemain seperti Ronaldo," ucap Cassano.
"Sebagai contoh, Dejan Kulusevski adalah pemain muda yang sangat terpengaruh oleh Ronaldo. Pemain muda tanpa karakter kuat akan menghadapi masalah yang sama seperti Kulusevksi," ujar Cassano menambahkan.
Penampilan Juventus asuhan Andrea Pirlo mulai ramai dikritik setelah tersingkir pada babak 16 besar Liga Champions.
Juventus gagal melaju ke perempat final Liga Champions seusai kalah agresivitas gol tandang dari FC Porto dalam agregat 4-4.
Setelah tersingkir dari Liga Champions, Juventus kini hanya memiliki dua kesempatan lagi untuk melengkapi trofi juara Piala Super Italia yang sudah didapatkan.
Dua kesempatan itu datang dari Coppa Italia dan Liga Italia. Dari dua kompetisi itu, peluang terbesar Juventus untuk meraih gelar juara terdapat di Coppa Italia.
Sebab, Juventus sudah mengunci tiket final Coppa Italia dan akan berhadapan dengan Atalanta pada Rabu (19/5/2021).
Di Liga Italia, Juventus masih harus berjuang ekstra keras sampai akhir musim jika ingin mempertahankan gelar juara.
Pasalnya, Juventus saat ini masih tertahan di peringkat empat klasemen Liga Italia dengan koleksi 55 poin dari 27 pertandingan.
Juventus untuk sementara tertinggal 10 angka dari rivalnya, Inter Milan, yang menempati puncak klasemen.
Posisi Juventus semakin terlihat tidak aman karena saat ini hanya unggul dua angka dari Napoli yang menguntit di peringkat lima.
https://bola.kompas.com/read/2021/03/24/15400078/bukan-pirlo-biang-kerok-masalah-juventus-adalah-cristiano-ronaldo