Salah satu kunci Ronaldo bisa bermain di level tertinggi hingga saat ini berusia 36 tahun adalah tidak mengonsumsi minuman keras atau minuman beralkohol.
Hal itu tecermin dari keterangan mantan rekan Ronaldo di Manchester United, Dimitar Berbatov, pada pertengahan Desember 2020.
Berbatov dan Ronaldo tercatat pernah bermain bersama di Manchester United selama kurang lebih satu tahun pada periode 2008-2009.
Dari pengalaman itu, Berbatov mengaku tidak pernah sekali pun melihat Ronaldo mengonsumsi minuman keras alias miras.
Berbatov bahkan dibuat heran ketika mengetahui Ronaldo juga tidak mengonsumsi minuman beralkohol saat merayakan Natal bersama pemain Man United lainnya.
"Suatu hari para pemain Man United pernah mengadakan pesta untuk merayakan Natal. Semua pemain Man United bersenang-senang saat itu," kata Berbatov dikutip dari situs Diario AS.
"Namun, Ronaldo tetap bersikap profesional sebagai atlet. Saya tidak pernah sekali pun melihat Ronaldo meminum alkohol saat itu," ucap Berbatov.
"Ronaldo adalah pemain yang sangat ekstrem menjaga tubuhnya," tutur Berbatov.
Ronaldo memang dikenal sebagai pemain yang anti-alkohol sejak muda.
Selain karena untuk menjaga tubuh, salah satu alasan Ronaldo tidak mengonsumsi alkohol adalah tidak ingin mengulangi kesalahan ayahnya, Jose Dinis Aveiro, yang meninggal dunia pada 2005.
Jose Dini Aveiro meninggal dunia pada usia 52 tahun karena penyakit lever yang disebabkan oleh kecanduan minuman keras.
Pada 2019, Ronaldo pernah bercerita tentang sosok Jose Dini Aveiro ketika menjadi bintang tamu sesi wawancara khusus ITV yang dipandu oleh Piers Morgan.
Ronaldo saat itu menangis ketika Piers Morgan menunjukkan banyak video tentang Jose Dini Aveiro.
Dalam keterangannya, Ronaldo mengaku sangat sedih karena Jose Dini Avaeiro tidak bisa melihat dia meraih kesuksesan sebagai pesepak bola.
"Keluarga saya, ibu, saudara, bahkan anak laki-laki tertua saya sudah melihat saya meraih kesuksesan. Namun, ayah saya tidak melihat apa pun. Dia meninggal pada usia yang sangat muda," kata Ronaldo.
"Saya pikir wawancara ini akan berjalan sangat menyenangkan. Saya tidak menyangka saya akan menangis di sini," ucapnya.
"Saya sebenarnya tidak terlalu mengenal ayah saya. Yang saya tahu dia adalah pencandu alkohol. Saya tidak tahu mengapa dia menjadi seorang pencandu alkohol. Mungkin karena rasa frustrasi," tutur Ronaldo.
"Saya tidak pernah berkomunikasi dengan ayah saya seperti keluarga pada umumnya. Itu sangat menyakitkan," katanya.
"Saya sangat sedih karena ayah saya tidak bisa melihat pencapaian dan prestasi saya," tutur pemain asal Portugal itu menambahkan.
Meski sangat ketat dalam menjaga asupan tubuhnya, Ronaldo ternyata pernah sekali menenggak minuman keras.
Momen itu terjadi setelah Ronaldo memimpin timnas Portugal mengangkat trofi juara Piala Eropa 2016.
Ketika ditanya alasan mengapa akhirnya meminum alkohol, Ronaldo mengaku terbawa suasana perayaan juara.
Sebab, Piala Eropa 2016 adalah trofi pertama yang berhasil dipersembahkan Ronaldo untuk timnas Portugal.
"Saya minum segelas sampanye dan efeknya ternyata sampai ke kepala," ucap Ronaldo dikutip dari situs Daily Mail.
"Piala Eropa 2016 adalah trofi penting sepanjang karier saya. Saya tertawa, menangis, dan sedikit mabuk," ujar Ronaldo menambahkan.
"Di pertandingan, saya banyak menangis dan dehidrasi, hingga di akhir pertandingan, ketika merayakannya saya meminum segelas sampanye," ujar Ronaldo.
"Efek yang ditimbulkan terasa naik ke kepala sangat cepat. Saya tidak pernah minum-minum, tetapi hari itu spesial," tutur Ronaldo menambahkan.
https://bola.kompas.com/read/2021/03/03/09000048/kisah-ronaldo-dan-miras-pernah-minum-sekali-hingga-kematian-sang-ayah