Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Olahraga sebagai Industri Masa Depan

DALAM diskusi malam hari, Selasa (2/2/2021,) setelah meninjau stadion Lukas Enembe, di Kampung Harapan, Sentani, Papua, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyatakan bahwa Kemempora sudah membuat grand design keolahragaan nasional.

Kehadiran grand design itu dimaksudkan agar prestasi atlet nasional menjadi lebih baik dan dunia olahraga Indonesia bisa berjalan dengan lebih baik.

Menurut penulis, salah satu strategi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan harapan tersebut yakni mendesain olahraga menjadi sebuah industri yang dapat memberikan manfaat atau profit bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), baik itu atlet (olahragawan), badan olahraga yang ditugaskan untuk mengelola permainan, perusahaan sponsor atau pengiklan, maupun masyarakat umum.

Dipicu oleh televisi dan internet

Olahraga sebagai industri yang dikelola secara profesional dan dikomersialkan untuk menghasilkan uang adalah tren yang berkembang pesat di berbagai belahan dunia sekarang ini.

Hal ini berbeda dari masa sebelum dekade 1970-an dan 1980-an ketika olahraga dimainkan untuk kepentingan olahraga dan bukan demi uang. Hingga saat itu, uang hanya dapat dihasilkan dari penonton yang membayar untuk menonton pertandingan di stadion.

Tren baru tersebut bertumbuh semenjak televisi tampil sebagai media yang menyiarkan suatu event olaraga secara detail dan utuh sehingga warga masyarakat yang berada di mana saja bisa merasa seakan-akan hadir secara langsung di stadion pertandingan.

Industri olahraga kian menggelembung dan akan menjadi industri masa depan karena semakin banyak perusahaan sponsor atau pengiklan yang mempromosikan merek mereka, baik di stadion pertandingan atau melaui saluran televisi yang membuat siaran.

Roda bisnis olahraga bergulir semakin cepat karena badan/klub olahraga menerapkan manajemen bisnis profesional. Hal itu memungkinkan para olahragawan menjadikan olahraga sebuah pekerjaan dan bisa meraup upah yang besar.

Setelah televisi, titik balik kedua, yang memicu pertumbuhan industri olahraga adalah internet. Melalui jaringan internet dan platform media sosial, suatu event olahraga dapat disiarkan secara langsung ke seluruh penjuru dunia hingga ke desa-desa terpencil.

Internet dan media sosial, pada satu sisi memicu perusahaan yang tak berkaitan langsung dengan olahraga mengalokasikan dana dalam jumlah besar untuk beriklan, sehingga pendapatan industri olahraga semakin bergelembung.

Dan, pada sisi lain, internet dan media sosial memotivasi anak-anak serta remaja di seluruh penjuru dunia untuk bercita-cita menjadi atlet olahraga supaya menjadi terkenal dan meraup penghasilan besar.

Nilai industri olahraga

Sudah saatnya Indonesia memfokuskan perhatian pada pengembangan olahraga sebagai sebuah entitas bisnis. Pasalnya, secara global, nilai ekonomis dari olaharga sangat besar dan terus bertumbuh pesat menjadi semakin besar lagi.

Menurut Plunkett Research Ltd, pada 2015 nilai total asset industri olahraga global mencapai 1,3 triliun dolar AS. Sementara itu, studi oleh AT Kearney menemukan, pada 2015 industri olahraga menghasilkan sebanyak 700 miliar dolar AS per tahun atau 1 persen dari PDB global.

Menurut AT Kearney, secara keseluruhan, industri olahraga memiliki prospek jangka panjang yang cukup kuat terutama di Amerika Serikat, Brasil, Inggris Raya, dan Prancis.

Dalam hal komposisi pasar olahraga menurut wilayah, hingga 2015, Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA) memiliki pangsa pasar industri terbesar dengan 48 persen, lebih besar dari Amerika Utara yang menyumbang 38 persen, diikuti oleh Asia Pasifik dengan 13 persen, dan Amerika Latin (yang kemungkinan termasuk Karibia) dengan 6 persen.

Berdasarkan jenis olahraga, sepak bola membukukan nilai 35,8 miliar solar AS, diikuti oleh olahraga berbasis Amerika (sepak bola Amerika, bisbol, hoki, bola basket, balap mobil stok dan olahraga perguruan tinggi) dengan nilai 28 miliar dolar AS.

Spotcal, sebuah perusahaan intelijen pasar olahraga yang berlokasi di Inggris, mencatat bahwa pada 2015 terdapat 83 kejuaraan dunia dan permainan multisport yang diselenggarakan di 119 kota dan 38 negara.

Event tersebut menarik lebih dari 13 juta penonton dan menghasilkan keuntungan bersih sebesar 400 juta dolar AS sebelum satu tiket dijual. Dampak pariwisata luar negerinya bernilai lebih dari 2,6 miliar dolar AS untuk negara tuan rumah.

Pada 2016, hak media meliput event olahraga global mencapai  51 miliar dolar AS. Pendapatan hak naik 3,6 persen dari 2018 dan diproyeksikan akan terus tumbuh hingga mencapai 56,1 miliar dolar AS pada 2022 mendatang.

Majalah Forbes mengemukakan nilai pendapatan industri olahraga mencapai 488,5 miliar dolar AS pada 2018, dan diperkirakan mencapai 500 miliar dolar AS pada 2019.

Forbes juga mengungkapkan, terdapat beberapa badan olahraga yang berkontribusi besar pada nilai industri olahraga global pada 2019, di antaranya: Asosiasi Sepak Bola (43 persen); Sepak Bola Amerika (13 persen); Bisbol (12 persen); Formula 1 (7 persen); Bola Basket (6 persen); Hoki (4 persen); Tenis (4 persen); dan Golf (3 persen).

Studi Bulutangkis Global 2018 yang dilakukan oleh Nielsen Sports, menyebutkan badminton -salah jenis olahraga populer favorit di Indonesia - membukukan nilai transaksi sebesar  600 juta dolar AS per tahun.

Basis penggemar olahraga ini mencapai 681 juta di tujuh wilayah berdasarkan survei sampel yang dilakukan di 21 pasar bulu tangkis secara global.

Dengan demikian, bulu tangkis berada di peringkat ketiga di belakang sepak bola dan bola basket dan di depan tenis, olahraga motor, dan golf dalam hal jumlah penggemar bila diukur di 21 negara utama.

Merek olahraga paling berharga' 2019 versi Majalah Forbes adalah Nike 36,8 miliar dolar AS; ESPN 13,1 miliar dolar AS; Adidas 11,2 miliar dolar AS; Gatorade 6,7 miliar dolar AS; dan Sky Sports 4,4 miliar dolar AS.

Catatan akhir

Mengembangkan olahraga sebagai industri adalah sebuah keniscayaan. Sebab, selain memiliki potensi nilai tinggi, industri ini dapat mendongkrak sektor industri lain seperti infrastruktur, transportasi dan pariwisata.

Contoh, event Asian Games 2018. Menurut Inasgoc (Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee), total biaya persiapan dan penyelenggaraan Asian Games 2018 sekitar Rp30 triliun, sedangkan total penerimaannya mencapai Rp 45 triliun (www.kontan.co.id, Selasa: 4/9/2018).

Namun, industri olahraga mengandung potensi negatif juga. Terbukti, sejumlah acara olahraga besar belakangan ini diwarnai oleh korupsi, suap dan transaksi curang.

Fokus berlebihan pada dimensi industrial dapat membuat olahraga kehilangan hakikatnya sebagai ajang kompetisi, team work, dan pencapaian prestasi.

Selain itu, munculnya olahragawan selebriti dari jenis olahraga populer dan sudah dikomersialkan, membuat atlet yang menekuni jenis olahraga yang belum dikmersialkan menjadi terpinggirkan.

Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara komersialisasi olahraga dan fokus pada olahraga demi olahraga. Sebab, ketika semua pemangku kepentingan fokus pada komersialisasi, maka itu sama dengan membunuh angsa yang menghasilkan telur emas.

Jadi, semua pemangku kepentingan harus bertindak bijaksana: membangun industri olaharga, tapi tidak mesti membajak semangat berkompetisi dalam berolahraga demi uang.

https://bola.kompas.com/read/2021/02/11/14190238/olahraga-sebagai-industri-masa-depan

Terkini Lainnya

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Liga Inggris
Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Liga Spanyol
Saat Legenda Timnas Indonesia 'Angkat Topi' untuk Ernando Ari...

Saat Legenda Timnas Indonesia "Angkat Topi" untuk Ernando Ari...

Timnas Indonesia
Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati 'Sang Dewi'

Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati "Sang Dewi"

Liga Lain
Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Timnas Indonesia
Rapuhnya Pertahanan Arema FC...

Rapuhnya Pertahanan Arema FC...

Liga Indonesia
Persib Vs Persebaya, Bek Maung Waspada meski Bajul Ijo Tanpa Top Skor

Persib Vs Persebaya, Bek Maung Waspada meski Bajul Ijo Tanpa Top Skor

Liga Indonesia
Pesan STY yang Picu Hasil Bersejarah Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Pesan STY yang Picu Hasil Bersejarah Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Xabi Alonso Ucap 'Roma, Roma, Roma', De Rossi Cium Aroma Balas Dendam

Xabi Alonso Ucap "Roma, Roma, Roma", De Rossi Cium Aroma Balas Dendam

Liga Lain
Timnas Indonesia Bekuk Australia, Asa ke Olimpiade 2024 Terjaga

Timnas Indonesia Bekuk Australia, Asa ke Olimpiade 2024 Terjaga

Timnas Indonesia
Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung 'Disidang' Ultras di Olimpico

Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung "Disidang" Ultras di Olimpico

Liga Lain
Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Liga Indonesia
5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

Timnas Indonesia
Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke