BANDUNG, KOMPAS.com - Sulit rasanya untuk tidak menyebut nama Sergio van Dijk ketika membahas sosok penyerang andal yang pernah bermain untuk Persib Bandung dalam era Liga Indonesia.
Sebagai seorang penyerang, Sergio memiliki insting mencetak gol yang baik. Kaki dan kepalanya bisa diandalkan untuk menjebol gawang lawan.
Ketika membela panji klub berjulukan Maung Bandung itu, banyak gol penting dibukukan Sergio sehingga tak berlebihan rasanya untuk mencatut nama Sergio dalam daftar penyerang terbaik yang pernah dimiliki Persib.
Kiprah Sergio bersama Persib dimulai pada medio 2013. Dia datang ke Bandung dengan reputasi mumpuni, alumnus A-League, kompetisi strata utama Australia.
Perjalanan karier Sergio di Australia dimulai pada 2008 hingga 2013. Dalam kurun waktu tersebut, Sergio bermain untuk dua klub besar Australia, Brisbane Roar dan Adelaide United.
Berbagai prestasi dibukukan Sergio selama lima musim berkiprah di Australia. Paling prestisius tentunya ketika memenangi A-League Golden Boot musim 2010-2011. Itu adalah penghargaan untuk pencetak gol terbanyak di kompetisi utama Australia.
Bagi Persib, tentu sebuah keuntungan ketika mereka bisa memboyong Sergio. Selain karena reputasinya yang baik selama berkarier di Australia, Sergio juga datang ke Persib dengan status sebagai pemain lokal.
Meski lahir dan besar di Belanda, Sergio adalah pesepak bola keturunan Indonesia sehingga pada 2013 dia bisa mendapatkan kewarganegaraan Indonesia melalui jalur naturalisasi.
Melalui proses naturalisasi itu, dia pun bisa memperkuat timnas Indonesia. Debutnya bersama Tim Garuda terjadi pada 4 Maret 2013 dalam pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2015 melawan Arab Saudi.
Debut mengesankan
Di Persib, Sergio tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi. Dia langsung mencetak gol dalam debutnya bersama Maung Bandung. Kejadiannya terjadi saat Persib dijamu Persisam Samarinda dalam laga pekan ke-5 LSI 2013.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Segiri, Samarinda, itu Sergio bermain sebagai pemain pengganti. Dia masuk menggantikan Herman Dzumafo.
Selang beberapa menit, setelah masuk ke lapangan, Sergio langsung mencetak gol debutnya untuk Persib. Sayangnya, gol tersebut gagal membantu Persib meraih tiga poin. Maung Bandung menelan kekalahan dengan skor 1-2 dari Persisam.
Setelah itu, keran gol Sergio untuk Persib terus mengalir. Hampir setiap laga, nama Sergio muncul di papan skor. Dari sekian banyaknya gol yang dibukukan, paling diingat tentu ketika Sergio mencetak gol spektakuler ke gawang Persija Jakarta.
Dalam pertandingan pekan ke-8 LSI 2013 yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, 3 Maret 2013 itu, Persib berhasil mengalahkan Persija dengan skor 3-1.
Dua gol dibukukan Sergio dalam laga tersebut. Satu gol dicetak melalui titik putih dan satu gol lainnya dibukukan melalui sepakan terukur jarak jauh.
Selama musim 2013, Sergio berhasil membukukan 21 gol. Catatan tersebut membuat Sergio berhasil menyamai rekor dari legenda Persib, Sutiono Lamso.
Rekor yang dibukukan Sutiono dalam kiprahnya bersama Persib di Liga Indonesia I 1994-1995 itu tak tersentuh selama belasan tahun lamanya.
Akan tetapi, pencapaian apik Sutiono itu kemudian mampu disamai pada 2013 oleh Sergio van Dijk.
Meski mampu mencetak 21 gol, Sergio gagal menjadi pencetak gol terbanyak di kompetisi. Perolehan gol Sergio masih kalah dari Boaz Solossa yang menjadi top skor kompetisi musim 2013.
Performa impresif yang ditunjukkan Sergio pada musim pertamanya di Liga Indonesia membuat Persib berhasrat untuk mempertahankannya. Akan tetapi, Sergio memilih pergi dengan menerima tawaran dari klub asal Iran, Sepahan SC.
Keputusan yang mengejutkan karena banyak bobotoh yang menginginkan Sergio bertahan. Terlebih lagi, Sergio sempat ikut dalam masa persiapan tim Persib menghadapi kompetisi musim 2014.
Akan tetapi, nasib mujur tak menaungi Sergio setelah memutuskan pergi dari Persib. Kiprahnya tak berlangsung mulus bersama Sepahan. Hal itu membuat Sergio memutuskan pindah ke Thailand untuk memperkuat Suphanburi pada musim 2014 hingga 2015.
Setelah itu, Sergio sempat kembali ke Adelaide, tetapi kiprahnya di sana juga tak terlalu bagus.
Kembali ke Persib, dihantam cedera
Hingga akhirnya pada musim 2016 Sergio kembali ke Persib. Saat itu, kondisi sepak bola Indonesia sejatinya tengah dalam masa sulit karena sanksi FIFA. Seluruh aktivitas dalam sepak bola Indonesia tak dianggap legal atau resmi.
Kendati demikian, sejumlah turnamen diadakan untuk menjaga geliat sepak bola Indonesia. Salah satu turnamen yang diadakan adalah Indonesia Soccer Championship (ISC). Itu adalah turnamen berformat kompetisi.
Dalam comeback-nya bersama Persib, Sergio masih bisa menunjukkan ketajamannya. Total 12 gol berhasil dibukukan Sergio. Namanya pun masuk dalam jajaran lima besar pencetak gol terbanyak di ISC 2016.
Performa apik itu membuat Sergio mendapatkan perpanjangan kontrak dari manajemen Persib. Sergio masuk dalam daftar skuad tim Persib di Liga 1 2017.
Sayangnya, kiprah Sergio pada periode keduanya bersama Persib terganggu cedera lutut. Cedera tersebut dialami Sergio ketika tampil dalam babak delapan besar turnamen pramusim Piala Presiden 2017.
Akibatnya, Sergio harus absen dalam waktu yang cukup lama. Cedera tersebut sejatinya sempat sembuh, tetapi kembali kambuh. Pada musim 2017 Sergio pun hanya memainkan tiga pertandingan bersama Persib.
Sergio akhirnya memutuskan pergi saat kompetisi belum berakhir. Alasannya hengkang adalah agar bisa fokus pemulihan cedera.
Setelah cederanya pulih, Sergio sempat bermain bersama tim amatir Belanda, VV-Pelikaan-S. Setelah satu musim bermain di kompetisi amatir Belanda, Sergio memutuskan pensiun dan melanjutkan karier sebagai agen pemain.
https://bola.kompas.com/read/2021/02/10/19034568/kisah-indah-sergio-van-dijk-bersama-persib-bandung