KOMPAS.com - Steven Gerrard mengakui perubahan dunia sepak bola yang dihadirkan oleh taktik pressing Juergen Klopp. Mantan kapten Liverpool ini juga mengungkapkan bahwa ia meminjam elemen-elemen permainan pelatih asal Jerman tersebut.
Hal ini disampaikan Steven Gerrard pada virtual launching adidas Predator Freak yang juga turut dihadiri KOMPAS.com pada Kamis (14/1/2021).
Adidas Predator Freak merupakan evolusi terbaru sepatu Predator yang pertama dirilis oleh adidas pada 1994.
Steven Gerrard berbicara sebagai salah satu brand icon adidas Predator bersama dengan gelandang Juventus Weston McKennie.
Wawancara dilakukan oleh Eni Aluko, mantan penyerang yang antara lain pernah memperkuat tim wanita Chelsea dan Juventus.
Steven Gerrard mengutarakan bahwa dalam kapasitasnya sebagai pelatih Rangers FC, ia selalu berupaya untuk mengambil pembelajaran dari cara bermain Juergen Klopp.
"Sepak bola yang Juergen Klopp praktekkan sejak di Dortmund jelas membawa perubahan. Objektifnya sederhana, membuat pemain lawan tidak nyaman dengan terus menekan agar memenangkan bola di area lapangan mereka," tutur pria yang kini berusia 40 tahun tersebut.
"Strategi itu sukses membawa Liverpool juara Liga Inggris dan juara Eropa. Sebagai pelatih, tentu bagus bagi kami untuk belajar elemen-elemen dari strategi itu."
Gerrard mengatakan bahwa bermain pressing tidak berarti sekadar menekan lawan setiap kali di lapangan hijau.
Setiap momen press sejatinya harus dilakukan dalam sinkronisasi tepat di antara para pemain.
"Strategi pressing membawa beberapa permintaan tertentu dari seorang pemain, tidak hanya fisik tetapi juga aspek lain seperti pengambilan keputusan," ujar pria yang bermain dalam lebih dari 700 laga bagi Liverpool tersebut.
"Agar bisa menerapkan strategi pressing tinggi, kita harus punya pemain tepat, dan harus bisa menggandeng pemain elite. Pemain tersebut diharapkan bisa memenangi bola secepat mungkin."
"Namun, seorang pemain tak akan bisa sukses sendirian. Dia perlu satu tim untuk bekerja menekan bersama, biasanya saat semua siap ada trigger yang ditekan," lanjut Gerrard.
"Selain bermain pressing, sepak bola indah juga melibatkan bermain kaki ke kaki dengan intensitas tinggi. Bermain secara vertikal."
Gerrard mempersiapkan para personel Rangers untuk bermain seperti ini dengan latihan intensif, terutama demi melatih operan, jangkauan passing, serta membuka sudut-sudut mengoper.
"Penting bagi pemain untuk bertanggung jawab dengan bola dan merasa bertanggung jawab jika kehilangan si kulit bundar," ujar pria yang gantung sepatu pada 2016 tersebut.
"Krusial juga bagi mereka untuk menjaga bola di era statistik dan media sosial. Setiap pekan para pemain ditaruh dalam tekanan agar bisa beradaptasi di lapangan."
"Saya sendiri masih sering turun di lapangan latihan untuk berpartisipasi dalam sesi-sesi," lanjutnya.
Terakhir, ia mengutarakan komitmen Rangers untuk memberi kebahagiaan bagi para fans dan bukan hanya sekadar bermain pragmatis serta mengincar kemenangan.
"Kami ngin membangun serangan dari belakang. Mendominasi bola dan possession," ujar Gerrard. "Dalam kata lain, kami juga senang mengundang press dari lawan."
"Kami senang karena hal itu berarti akan ada ruang di belakang pertahanan lawan. Kami punya pemain-pemain cepat yang bisa mengeksploitasi ini," tuturnya.
"Kami punya tanggung jawab ke para suporter, kami tak ingin terus-terusan bermain bola jauh."
Steven Gerrard kini membawa Rangers FC mendominasi Liga Skotlandia.
Rangers kini berdiri nyaman di puncak klasemen dengan 21 kali kemenangan dan hanya tiga seri dari 24 pertandingan yang sudah dijalani.
Mengoleksi 66 poin, James Tavernier cs kini unggul 20 poin dari rival terdekat mereka, Celtic, walau The Hoops bermain dua laga lebih sedikit.
Rangers juga berhasil lolos grup Liga Europa mereka dengan perolehan poin bagi suatu tim Skotlandia.
Tak heran apabila beberapa pihak sudah melihat Gerrard sebagai sosok tepat untuk menggantikan Juergen Klopp di Liverpool jika pelatih asal Jerman tersebut memutuskan pindah.
https://bola.kompas.com/read/2021/01/21/16400038/alasan-steven-gerrard-cocok-gantikan-juergen-klopp-di-liverpool