Pelatih Manchester City secara serius menyikapi perjumpaan kontra Borussia Moenchengladbach di fase 16 besar Liga Champions yang dihelat tahun depan.
Guardiola berangkat dari pengalamannya melatih Bayern Muenchen yang sempat gagal menuai kemenangan selama dua musim beruntun saat bertemu Gladbach.
Muenchen arahan Guardiola yang bertebar rekor dan berjubelan bintang gagal menaklukkan Gladbach pada Bundesliga musim 2014-2015 dan 2015-2016.
Pada kompetisi 2014-15 Muenchen hanya meraih hasil imbang tanpa gol saat bertandang ke Borussia-Park dan kalah 0-2 saat ganti berstatus sebagai tuan rumah.
Nasib buruk berlanjut semusim berselang di mana Guardiola melihat Muenchen kalah 1-3 dan menuai skor seri 1-1 dalam dua kesempatan bentrok dengan Gladbach.
“Saya belajar dari pengalaman di Jerman tentang betapa besar arti historis mereka sebagai sebuah tim,” kata Guardiola.
“Gladbach adalah klub yang sangat saya hormati berkat kualitas dan keindahan permainan mereka. Meraih kelolosan dari grup berisikan Inter Milan dan Real Madrid serta melalui dua laga brilian melawan Shakhtar Donetsk,” tutur Guardiola menambahkan.
Gladbach sempat menahan imbang Madrid dan Inter Milan lalu memberondong Shakhtar dengan 10 gol dalam sepasang pertemuan.
“Satu-satunya keresahan saya adalah agar tim berada di kondisi terbaik pada Februari saat melawan mereka. Saya melihat cuplikan, tapi belum menonton mereka secara detail dan kami mengerjakan itu dari sekarang,” ujar Guardiola yang pernah menyabet dua trofi Liga Champions bareng Barcelona sebagai pelatih.
Peruntungan Guardiola di laga melawan Gladbach sebenarnya membaik saat ia mengambil kemudi Man City.
Man City pernah berada segrup dengan Gladbach pada edisi Liga Champions 2016-2017.
Dalam dua bentrokan kontra Gladbach, Man City meraup kemenangan 4-0 dan hasil imbang 1-1.
https://bola.kompas.com/read/2020/12/15/10400058/liga-champions-man-city-vs-gladbach-memori-puasa-tripoin-guardiola