BATU, KOMPAS.com - Pelatih Persipura Jayapura, Jacksen F Tiago, ikut mengomentari jamaknya pemain-pemain Liga Indonesia yang mengikuti kegiatan sepak bola amatir.
Baik itu tarkam maupun sepak bola bertajuk fun football yang ramai dibicarakan di media sosial.
Secara tegas, pelatih asal Brasil tersebut tidak mendukung pemain-pemain profesional mengikuti tarkam.
Bahkan,Jacksen F Tiago menyebut, partisipasi di laga tarkam mencederai label profesional seorang pemain.
Namun, Jacksen memberi pengecualian terhadap pertandingan amatir berlabel fun football.
“Kalau saya tarkam tidak, sudah pasti tidak. Level kita bukan tarkam. Kecuali kalau pemain ada yang merasa level mereka di level tarkam,” kata Jacksen F. Tiago kepada KOMPAS.com.
“Seperti sekarang di Jakarta ada Selebritis FC, itu tidak apa-apa karena mereka melawan pemain sesama liga. Sehingga, pemainnya tahu apa yang mereka boleh lakukan mana yang tidak boleh dilakukan. Itu boleh.”
“Namun, bagi saya tarkam itu tidak masuk akal. Melanggar nilai-nilai profesionalitas,” tegasnya.
Tajuk pertandingan sebenarnya bukan hal utama yang disoroti Jacksen F Tiago.
Dia tidak setuju dengan tarkam karena penerapan profesionalitasnya sangat rendah.
Penyelenggaraannya pun dilakukan swadaya dengan lapangan seadanya.
Belum lagi, sudah banyak cerita miring mengenai tindakan-tindakan tidak profesional yang terjadi.
Hal ini tentu sangat rentan membahayakan pemain.
Hal ini berbeda dengan fun football. Meski sama-sama pertandingan amatir, fun football punya kriteria khusus dan lebih terorganisir dari tarkam.
Biasanya fun football diselenggarakan oleh komunitas tertentu.
Sehingga, orang-orang tertentu saja yang bisa mengikuti. Orientasinya pun hanya untuk bersenang-senang sehingga jauh lebih aman.
Jacksen F Tiago pun memberikan tanda merah pada tarkam ini.
Bahkan, dia menegaskan tarkam jadi kegiatan yang dilarang di sepak bola Brasil.
Ada regulasi khusus yang tidak memperbolehkan pemain profesional melakukan kegiatan yang berpotensi mencelakai diri, seperti naik sepeda motor dan berolahraga ekstrem.
“Di Brasil itu dalam kontrak kita tidak boleh melakukan kegiatan-kegiatan yang beresiko membahayakan kesehatan. Termasuk tarkam itu.”
“Itu bisa menyebabkan pemutusan kontrak sepihak, karena klub punya punya hak untuk itu,“ pungkasnya.
https://bola.kompas.com/read/2020/12/10/19000028/pelatih-persipura-setuju-fun-football-tetapi-tidak-dengan-tarkam