KOMPAS.com - Kantor Kejaksaan Umum Perugia memastikan Juventus kini sedang diselidiki terkait dugaan keterlibatan di kejanggalan tes Luis Suarez demi mendapatkan paspor Italia pada September.
Jaksa penuntut Perugia mengatakan bahwa Juventus "telah diaktifkan, bahkan di level institusi tertinggi, untuk mengakselerasi agar Luis Suarez mendapat kewarganegaraan Italia."
Cesare Di Cintio, ahli hukum olahraga di Italia, mengutarakan bahwa hukuman bagi Juventus jika terbukti bersalah sangat beragam mulai dari denda, pengurangan poin, sampai ditendang dari Serie A.
Penyelidikan ini merupakan investigasi lanjutan setelah ada dugaan kejanggalan dalam ujian kewarganegaraan Luis Suarez saat ia (ketika itu) di ambang pindah dari Barcelona ke Juventus.
Luis Suarez diduga sudah tahu topik pertanyaan dan jawaban dari ujian bahasa level B1 yang diperlukan sebagai bagian ujian kewarganegaraan tersebut.
Jaksa penuntut dan otoritas Italia lain telah menyelidiki para petinggi Universita per Stranieri di Perugia tempat ujian tersebut dilangsungkan.
Salah satunya adalah Profesor Stefania Spina yang bertugas menyiapkan kandidat dan mengorganisir sesi ujian serta Lorenzo Rocca, sang penguji.
Dari hasil penyadapan yang dilakukan otoritas terkait, Spina mengatakan kepada Rocca kalau Suarez tak boleh gagal mendapatkan sertifikat bahasa tersebut.
"Ia harus lulus. Ia harus lulus karena dengan gaji 10 juta euro per musim kita tak bisa membuatnya gagal ujian B1," tuturnya seperti dikutip dari Corriere della Serra.
Bianconeri sendiri pada awalnya tidak diselidiki secara langsung terkait kasus ini.
Presiden Juventus, Andrea Agnelli, sempat mengatakan kepada Sky Italia pada pertengahan Oktober bahwa keterkaitan Juventus dengan kasus ini merupakan "kisah dari orang-orang tak bertanggung jawab."
Akan tetapi, Juventus kini mengakui bahwa direktur mereka, Fabio Paratici, telah diinformasikan mengenai haknya untuk mempertahankan diri dalam kasus ini.
"Klub dengan kuat menekankan kebenaran pekerjaan Paratici dan yakin bahwa investigasi ini akan membantu mengklarifikasi posisinya dalam waktu yang masuk akal," tutur pernyataan resmi Juventus.
Di Cintio mengatakan bahwa pada fase ini, penyelidikan baru masuk tahap investigasi.
Oleh karena itu, jangkauan penaltinya sangat luas, dari sekadar denda sampai ditendang dari Serie A.
"Ini adalah komunikasi kepada seorang tersangka dan pada saat ini dugaannya adalah deklarasi palsu kepada jaksa penuntut. Hal ini berbeda dari dugaan yang dilayangkan kepada para petinggi Universitas Asing Perugia," tuturnya, seperti dikutip dari Gazzetta dello Sport.
"Jika terbukti bersalah, sanksinya akan sangat tergantung dari keseriusan fakta yang tersedia."
"Kita harus bisa tahu seberapa dalam keterlibatan para petinggi Juventus dalam kasus ini."
Menurut Di Cintio, pelanggaran ini menyangkut Pasal 32 paragraf 7 dari Statuta FIGC.
Ia menuturkan bahwa pasal ini "mengatur perilaku klub yang melakukan aksi dalam mendapatkan sertifikat palsu atau dokumen kewarganegaraan yang telah diubah demi menghindar dari peraturan registrasi atau peraturan masuk bagi warga asing ke Italia."
Ketika kasus ini pertama meruak, Di Cintio pernah mengutarakan lewat Twitter bahwa apa yang terjadi di kasus Suarez punya dampak di luar dunia olahraga.
"Jika prinsip-prinsip ini tak dilindungi, semua yang lain tak berarti apa-apa. Namun, kita harus berhati-hati untuk tidak menghakimi terlalu cepat."
"Semua masih dalam penyelidikan."
Luis Suarez menjalani ujian bahasa karena ia memerlukan paspor Italia untuk bermain di Serie A setelah Juventus memenuhi kuota non Uni Eropa mereka.
Hal ini berbeda dengan di Spanyol di mana Suarez "menumpang" kewarganegaraan istrinya, Sofia Balbi, yang memegang paspor Uni Eropa.
Suarez akhirnya batal bergabung dengan Juventus dengan kubu Turin tersebut memilih untuk mendatangkan Alvaro Morata dari Atletico Madrid.
https://bola.kompas.com/read/2020/12/05/07300098/denda-hingga-ditendang-dari-serie-a-hukuman-bagi-juventus-dalam-kasus-suarez