MALANG, KOMPAS.com - Arema FC terancam gagal menjalankan pertandingan perdana lanjutan Liga 1 2020 melawan Bhayangkara FC yang diselenggarakan di Stadion PTIK pada 2 Oktober mendatang.
Kemungkinan tersebut menyusul lonjakan kasus Covid-19 di wilayah Ibu Kota sehingga memaksa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Menanggapi kemungkinan tersebut, Arema FC mengaku pasrah.
"Situasi yang cukup sulit, tetapi kami tetap menunggu arahan dari federasi seperti apa. Kalau kami sebagai pelaku sepak bola apa pun yang dijadwalkan federasi, ya kami akan terus mengikuti," kata pihak tim pelatih Arema FC, Charis Yulianto.
"Kami akan tetap melanjutkan dan pastinya kami akan terus waspada," katanya.
Kebijakan PSBB di DKI Jakarta secara efektif mulai berlaku pada 14 September mendatang, dengan detail-detail yang disampaikan secara berkala tergantung situasi.
Seperti PSBB awal, semua kegiatan yang melibatkan kerumunan atau perkumpulan orang dilarang, termasuk aktivitas perkantoran non-esensial akan dipindahkan di rumah atau work from home.
Dalam rilisnya, pihak Pemprov DKI tidak menentukan kapan PSBB ini akan berakhir.
Namun, secara efektif, pemantauan perkembangan biasanya dibutuhkan waktu tiga minggu hingga tiga bulan.
Jika memang demikian, semua pertandingan di wilayah DKI Jakarta dihadapkan dengan dua pilihan, ditunda atau dipindahkan.
Opsi kedua tampak lebih realistis karena sudah tidak ada waktu lagi untuk melakukan laga tunda.
Seperti pernyataan awal, Arema FC tetap patuh pada keputusan federasi. Namun jika memang pertandingan akan dipindah, Singo Edan pun siap memenuhi.
"Terserah, di mana saja siap, tidak ada masalah," kata asisten pelatih asal Blitar itu.
https://bola.kompas.com/read/2020/09/11/10400078/jakarta-psbb-arema-fc-pasrah